Memasuki era digital didukung dengan globalisasi yang berkembang begitu pesat, perubahan terjadi dalam seluruh tatanan kehidupan, tak terkecuali pada pola konsumsi masyarakat terhadap keterbukaan informasi melalui media digital. Namun, kehadiran media digital tidak sepenuhnya memberikan dampak positif sebab derasnya arus informasi di media digital tidak dapat membendung munculnya berbagai berita negatif yang cenderung membuat masyarakat terjebak dalam pesimisme dan kegelisahan akan masa depan.
Di tengah hiruk pikuk informasi digital yang kerap kali didominasi berita negatif, sebuah entitas media muncul dan berkembang pesat, menawarkan secercah harapan. Media ini bernama Good News From Indonesia atau yang lebih dikenal dengan GNFI. Lebih dari sekadar portal berita, GNFI adalah sebuah fenomena sosiologis yang menarik untuk dikaji. Eksistensi GNFI sebagai pelopor media positif di Indonesia yang sudah bertahan selama 17 tahun ini memunculkan pertanyaan menarik terkait bagaimana sebuah organisasi mampu tumbuh dari sebuah gerakan sosial menjadi pemain kunci dalam lanskap media digital Indonesia, menumbuhkan optimisme di tengah pesimisme yang melanda? Melalui sudut pandang sosiologi organisasi, kita akan menganalisis daur hidup GNFI dan mengurai faktor-faktor keberhasilannya.
Bermula dari Keresahan, Lahirkan Inspirasi: Jejak Awal Lahirnya GNFI
Dalam buku berjudul Anthology Entrepreneurship memuat sebuah tulisan perjalanan Good News From Indonesia dari awal terbentuk hingga menjadi sebuah perusahaan media digital yang ditulis langsung oleh pendirinya, yaitu Akhyari Hananto. GNFI lahir dari adanya kegelisahan yang dirasakan oleh Akhyari Hananto pada tahun 2007 ketika beliau ditugaskan untuk pergi ke Solomon Islands, Pasifik Selatan. Saat di bandara, beliau melakukan interaksi dengan kelompok calon penumpang asing yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang penuh dengan konflik sehingga tidak layak dikunjungi. Obrolan singkat tersebut ternyata sangat membekas di pikiran Akhyari. Hal inilah yang kemudian memicu beliau untuk menulis kejadian singkat tersebut di laman Kaskus. Tak terduga, tulisan tersebut menjadi viral sehingga menjadi cikal bakal lahirnya sebuah gerakan bernama Good News From Indonesia.
Pada Maret 2008, Akhyari mendapat tugas besar untuk memimpin sekitar 300 relawan dalam melakukan survei di Yogyakarta terkait rekonstruksi ratusan dusun yang sebelumnya rusak karena gempa 2006. Selama survei tersebut, beliau menitipkan pertanyaan survei khusus kepada relawan untuk ditanyakan kepada penduduk setempat, terutama kalangan anak muda, yaitu "Bagaimana anda memandang Indonesia di masa depan? Optimis atau pesimis? Mengapa?"
Survei yang dilakukan selama tiga bulan tersebut berhasil mendapatkan lebih dari 2000 responden. Setelah direkap, hasil dari survei tersebut adalah 83,61% responden menyatakan pesimis Indonesia bisa menjadi negara yang maju.
Alasannya karena mereka tidak mendapatkan informasi yang memadai dan akurat terkait perkembangan positif yang terjadi di Indonesia. Hasil survei inilah yang memunculkan tekad dalam diri Akhyari untuk menyebarkan informasi positif terkait Indonesia agar bisa tersebar seluas-luasnya. Kejadian inilah yang sekaligus resmi menandai lahirnya Good News From Indonesia.
Pada 2009, website GNFI telah mampu menjangkau puluhan ribu orang Indonesia setiap bulannya, yang tersebar di berbagai belahan dunia. Selain itu, GNFI juga mampu menghimpun para kontributor yang bersedia menulis berita tanpa mau dibayar dari 11 provinsi di Indonesia, dan 9 negara di seluruh dunia. Pada Mei 2009, GNFI membuat akun Twitter (@GNFI) yang menjadi cikal bakal perkembangannya hingga saat ini. Berkat tulisan di website dan Twitter yang selalu menyajikan sebuah berita setiap harinya, GNFI semakin dikenal dan menjadi sumber berita untuk platform-platform media lain, seperti radio dan televisi, juga di kalangan kampus. Pada akhirnya, GNFI dan gerakannya pun mulai mendapatkan liputan oleh media-media besar nasional, sehingga GNFI mulai dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Transformasi GNFI Menuju Formalisasi dan Ekspansi
Tahun 2015 merupakan momen penting dalam perjalanan GNFI dari yang awalnya gerakan sosial mampu bertransformasi menjadi entitas legal resmi dengan nama PT Garuda Nyala Fajar Indonesia. Langkah formalisasi ini bukanlah sekadar perubahan status hukum, melainkan sebuah adaptasi struktural yang esensial. Formalisasi yang dilakukan ini memberikan GNFI dasar hukum dan operasional yang lebih kuat, sehingga memungkinkan beroperasi secara lebih profesional.
Setelah formalisasi, GNFI memasuki fase ekspansi yang dinamis, ditandai dengan peningkatan signifikan jumlah pengikut di berbagai platform media sosial. Pada Juni 2025, GNFI memiliki pengikut sebanyak 1,6 juta di Twitter. Sementara itu, Instagram GNFI memiliki 1,2 juta pengikut. Untuk Facebook GNFI, jumlah pengikutnya mencapai 365 ribu. Kanal YouTube GNFI memiliki 142 ribu pengikut, dan TikTok GNFI memiliki 139,8 ribu pengikut.
Namun, yang lebih menarik dari sudut pandang sosiologi organisasi adalah bagaimana GNFI berhasil menyeimbangkan kestabilan yang dibawa oleh formalisasi ini dengan kebutuhan untuk tetap berinovasi di lingkungan media digital yang cepat berubah. Hal ini menandakan bahwa GNFI memiliki kemampuan untuk secara bersamaan mengeksplorasi inovasi baru dan mengeksploitasi kapabilitas yang sudah ada.
Perwujudan ini dapat dilihat pada cara adaptasi GNFI yang tidak pernah berhenti berinovasi dalam strategi konten dan tren yang terus berubah. Bahkan selama pandemi COVID-19, ketika banyak organisasi tersendat, GNFI justru menunjukkan ketahanan. Mereka fokus pada stabilitas finansial tanpa pemutusan hubungan kerja, merekrut talenta baru, dan memanfaatkan lonjakan aktivitas daring untuk meningkatkan jangkauan audiens.
Setelah mengetahui latar belakang terbentuknya GNFI, sekarang mari kita analisis faktor kesuksesan GNFI yang berkaitan erat dengan berbagai elemen penting dalam sosiologi organisasi, yaitu struktur organisasi (desain struktur, formalisasi, sentralisasi); lingkungan organisasi, budaya organisasi, teknologi, dan kepemimpinan.
Struktur Organisasi GNFI
GNFI memiliki struktur organisasi yang jelas, namun tetap fleksibel. Adanya divisi-divisi khusus seperti Redaksi, Media Sosial, Kreatif, dan Strategic Partnership menunjukkan adanya pembagian tugas yang efisien. Hal menarik yang ditemukan di GNFI adalah divisi Strategic Partnership ini berkoordinasi langsung dengan CEO, menandakan bahwa hubungan kemitraan sangat penting dalam strategi bisnis mereka secara keseluruhan. Struktur ini memungkinkan efisiensi operasional sekaligus responsivitas yang strategis.
Dalam hal formalisasi, yaitu seberapa banyak aturan tertulis yang mengatur pekerjaan, GNFI sangat adaptif. Prosedur pembuatan konten diatur oleh core strategy yang dinamis. Maksudnya adalah persetujuan konten rutin sehari-hari bisa langsung ditangani oleh Koordinator Tim Media Sosial sejak 2017, tetapi untuk konten yang 'sensitif' atau memerlukan perhatian khusus, persetujuan akhir tetap berada di tangan Editor-in-Chief. Formalisasi tingkat aturan yang disesuaikan dengan jenis tugas ini memungkinkan produksi konten yang cepat, hal yang sangat penting di dunia media digital, tanpa mengorbankan kualitas dan reputasi.
Untuk sentralisasi, yaitu di mana keputusan dibuat, GNFI juga menunjukkan keseimbangan. Keputusan operasional harian didelegasikan kepada tim di bawah, memberdayakan mereka untuk merespons tren media sosial dengan cepat. Namun, keputusan strategis besar dan persetujuan akhir untuk konten sensitif tetap dipegang oleh manajemen puncak. Model operasional terdesentralisasi dan strategis terpusat ini mendorong inovasi di tingkat tim, sambil menjaga agar visi dan misi utama organisasi tetap selaras.
Lingkungan Organisasi GNFI
GNFI beroperasi dalam lanskap digital Indonesia yang sangat dinamis dan terus berkembang pesat. Kondisi ini menyediakan peluang besar bagi GNFI untuk menjangkau audiens yang luas. Pertumbuhan pengguna internet yang signifikan, mencapai 185,3 juta pada tahun 2024 dengan peningkatan 0,8% dari tahun sebelumnya, dan konektivitas seluler yang melampaui jumlah populasi, menunjukkan pasar yang sangat besar untuk konten digital. Peningkatan kecepatan internet juga turut mendukung konsumsi konten digital yang lebih lancar. Media sosial telah menjadi pusat interaksi digital utama di Indonesia, dengan platform seperti YouTube (143 juta pengguna), Facebook (122 juta), Instagram, dan TikTok mendominasi. 3 Tingginya penetrasi internet, yang mencapai 62,10% dari populasi pada tahun 2021, mencerminkan iklim keterbukaan informasi yang sangat kondusif bagi media digital.
Namun, lingkungan yang dinamis ini juga menghadirkan tantangan besar berupa persaingan yang sangat ketat. Terdapat ribuan media siber yang beroperasi di Indonesia, dengan total 3.886 media siber, di mana hanya 36% di antaranya yang terverifikasi oleh Dewan Pers. Kondisi ini menciptakan "kebisingan ruang digital" yang signifikan, menuntut GNFI untuk terus berinovasi agar dapat menonjol dan menarik perhatian audiens. Adopsi digital yang meluas di Indonesia adalah katalis utama bagi pertumbuhan GNFI, menyediakan audiens yang besar dan mudah diakses untuk konten online-nya. Namun, lingkungan yang sama ini menghadirkan tantangan signifikan, yaitu kelebihan informasi dan persaingan yang ketat.
Keberhasilan GNFI menyiratkan bahwa organisasi ini secara efektif menavigasi sifat ganda ini dengan menawarkan proposisi nilai yang unik—berita positif—yang mampu menembus "kebisingan" dan dengan memanfaatkan platform dominan secara strategis. Hal ini menyoroti kebutuhan kritis akan diferensiasi dan pemasaran digital yang efektif di pasar yang ramai. Organisasi yang beroperasi di lingkungan yang sangat digital dan kompetitif harus tidak hanya merangkul platform teknologi tetapi juga mengembangkan proposisi penjualan unik (USP) yang kuat dan strategi keterlibatan digital yang tangguh untuk menonjol.
Budaya Organisasi GNFI
GNFI memiliki visi "Restoring Optimism, Rebuilding Confidence" yang bukan sekadar kalimat inspiratif, melainkan inti dari budaya organisasi GNFI. Visi ini menjadi perekat yang menyatukan setiap anggota tim, membentuk cara mereka berpikir, merasa, dan bertindak. Budaya kerja GNFI sangat menekankan fleksibilitas, pertumbuhan bersama, dan rasa saling menghargai. Penerapan sistem Work From Home (WFH) tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memungkinkan GNFI merekrut talenta dari seluruh Indonesia, menghilangkan batasan geografis. Komitmen "Growing Up Together" dan filosofi "Love, Peace, and Respect Each Other" menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif dan menyenangkan. Mereka bahkan punya formula unik: "Happiness + Productivity = Trust, No Drama", menunjukkan fokus pada lingkungan kerja yang bahagia dan efisien yang membangun kepercayaan antar tim dan meminimalkan konflik. Budaya yang memanusiakan ini mendukung kreativitas dan inovasi para pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan konten digital berkualitas tinggi. Selain itu, GNFI juga aktif mendorong kolaborasi dan keterlibatan komunitas. Program "Kawan GNFI" adalah contoh nyata bagaimana mereka memberdayakan pembaca dan pengikut untuk ikut menjadi bagian dari misi, menciptakan ekosistem 'ko-kreasi' dan 'jurnalisme warga' yang memperkaya konten dan memperluas jangkauan secara organik.
Teknologi pada GNFI
Di era digital ini GNFI memanfaatkan strategi multi-platform, yaitu hadir di situs web, Twitter, Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube. Mereka juga menyesuaikan format konten untuk setiap platform. Ini memaksimalkan jangkauan dan relevansi pesan mereka di seluruh media sosial. Inovasi konten di GNFI didorong oleh analisis data dan tren perilaku audiens. GNFI memiliki tim kreatif yang secara berkala mengevaluasi apa yang disukai pembaca dan menyesuaikan jenis serta bentuk konten. Lebih dari itu, teknologi juga berperan penting dalam efisiensi operasional. Sistem WFH mereka sepenuhnya didukung teknologi, mempermudah seluruh proses jurnalistik, dari mencari data sampai publikasi konten secara masif, tanpa terhambat oleh ruang dan waktu.
Kepemimpinan GNFI
Keberhasilan GNFI juga tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya yang adaptif. Pada fase awal, Akhyari Hananto sebagai pendiri GNFI berhasil menginspirasi ratusan relawan dan membangun kepercayaan publik yang sangat penting, membentuk identitas awal organisasi. Seiring pertumbuhan dan formalisasi, kepemimpinan bergeser ke arah pengembangan tim. Wahyu Aji, sebagai Chief Executive Officer (CEO) sejak 2015, fokus membangun dan mengembangkan individu di sekitarnya, mendorong mereka menjadi pemimpin, bukan cuma sekadar 'bawahan'. Beliau menunjukkan gaya kepemimpinan yang memberdayakan dengan memberikan kebebasan kepada tim dalam pembuatan konten selama selaras dengan target dan visi-misi organisasi. Transisi kepemimpinan ini menunjukkan kematangan organisasi dan kemampuannya untuk membangun kepemimpinan yang berkelanjutan di berbagai level.
Kesimpulan
Good News From Indonesia telah menjadi bukti sebagai organisasi yang mampu beradaptasi, berinovasi, dan memberi dampak sosial yang signifikan. Kisah GNFI adalah pengingat bahwa di tengah tantangan terbesar, selalu ada ruang untuk optimisme. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi organisasi yang kuat, seperti struktur yang adaptif, lingkungan yang dipindai dengan jeli, budaya yang positif, teknologi yang dimanfaatkan secara strategis, dan kepemimpinan yang visioner, organisasi tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang pesat dan menjadi kekuatan transformatif bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
Adrian, J., & Maharani, N. (2018). Keberlangsungan Good News From Indonesia sebagai pelaku jurnalisme alternatif. Kajian Jurnalisme, 1(2), 107–123. https://jurnal.unpad.ac.id/kajian-jurnalisme/article/view/21335
Ansorkroya. (2024, Juni 10). Data Digital Indonesia 2025: Memahami Lanskap Digital Indonesia di Era Konektivitas Tanpa Batas. Ansorkroya.com. https://ansorkroya.com/data-digital-indonesia-2025-memahami-lanskap-digital-indonesia-di-era-konektivitas-tanpa-batas/
Dameria, M. (2021). Aktivitas Communication Strategist di GoodNews From Indonesia (GNFI) [Tesis magang, Universitas Multimedia Nusantara]. KC UMN. https://kc.umn.ac.id/id/eprint/17663/
Hananto, A., & Alumni, M. M. (2021). Universitas Ciputra & Good News From Indonesia:“I Can Never Thank Enough”. Anthology Entrepreneurship, 384.
Khairunisa, N. A. (2023). Strategi Pemasaran Tim Good News From Indonesia (GNFI) di Masa Pandemi Covid-19 [Skripsi, Universitas Islam Indonesia]. DSpace UII. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/48599
Lubis, R. B. (2024, November 18). Membangun reputasi brand di tengah kebisingan ruang digital. GoodStats. https://goodstats.id/article/membangun-reputasi-brand-di-tengah-kebisingan-ruang-digital-b7639
MediaCentre2. (2024, Juni 12). Survei lanskap media pers Indonesia. Dewan Pers. https://www.dewanpers.or.id/berita/detail/2554/survei-lanskap-media-pers-indonesia
Meltwater. (n.d.). Social media statistics in Indonesia. Meltwater Blog. https://www.meltwater.com/en/blog/social-media-statistics-indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI