Mohon tunggu...
Sinta Nuriyah
Sinta Nuriyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Unnes

Aku hanya manusia biasa yang tak sempurna dan sering salah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan Bukan Hambatan dalam Mencapai Keinginan

21 Desember 2022   13:19 Diperbarui: 21 Desember 2022   13:26 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Mahmudah yang sedang mengajar bahasa Arab. Dokpri

Mahmudah atau akrab dipanggil Mudah adalah seorang guru bahasa Arab di sekolah swasta, yakni Yayasan Umat Islam Nida Abdurrahman (Yaumina). Ia tinggal di desa bersama orang tua serta enam saudaranya tepatnya di Desa Ringinharjo, Gubug, Grobogan, Jawa Tengah. Perempuan kelahiran 20 September ini merupakan lulusan program studi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Semarang (PBA UNNES) tahun 2015.

Ia mulai mengajar bahasa Arab pada Januari 2015 di MI Yaumina. Dalam satu minggu ia hanya mengajar satu hari di kelas 4 dan 5. Hal itu karena statusnya yang masih mahasiswa serta sedang mengerjakan skripsi. Bulan Mei ia menamatkan studi S1 nya dan sejak bulan Juli semester gasal mulai fokus ngajar di MI setiap hari. Untuk mata pelajaran yang diajar bukan hanya bahasa Arab saja, melainkan mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) juga, seperti Al Qur'an, Fikih, dan Akidah Akhlak.

Seiring berjalannya waktu, ia mencoba untuk mendaftar beasiswa S2 sebanyak dua kali tetapi nihil. Kemudian pada tahun 2018 ada peluang beasiswa bagi guru madrasah yang diperuntukkan guru jurusan PAI, sedangkan dirinya adalah lulusan Pendidikan Bahasa Arab. Namun, karena pernah mengajar di mata pelajaran PAI dan terlebih lagi sudah punya persyaratan yang dibutuhkan seperti nilai TOAFL (Test Of Arabic as a Foreign Language), ia pun iseng mendaftarkan diri.

Suatu hal yang tidak disangka, ia lolos dan mendapat beasiswa di Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta pada jurusan PAI. Selanjutnya pada tahun 2019 sebelum menyelesaikan studi S2, anak keenam dari tujuh bersaudara itu mendapat panggilan pretest PPG (Pendidikan Profesi Guru). Beruntung lagi, ia lolos dan mengikuti kegiatan PPG di UIN Walisongo Semarang. Kegiatan tersebut berlangsung selama enam bulan, 3 bulan secara daring (dalam jaringan) dan 3 bulan luring (luar jaringan atau tatap muka).

Setelah PPG selesai dan dinyatakan lolos terbitlah sertifikat, hal itu menuntutnya untuk mengajar bahasa Arab full 24 jam dalam seminggu. Demi terpenuhinya jam tersebut, selain mengajar di MI ia juga mengajar di MTs di yayasan yang sama.

Begitulah perjalanan singkat perempuan berdarah Grobogan tersebut menjadi sosok guru bahasa Arab. Dari kisah di atas, bisa disimpulkan bahwa berapa kalipun seseorang mengalami kegagalan tidak mustahil dapat mencapai apa yang ia inginkan.

Berikut adalah versi bahasa Arabnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun