Mohon tunggu...
Sinta Marliana
Sinta Marliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perbankan Syariah

Pelajar STEI BINA MUDA Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kehilangan Orang Tersayang

25 Maret 2021   09:59 Diperbarui: 25 Maret 2021   10:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disuatu hari,dimana aku harus mengantar mamah ke puskesmas untuk periksa.memang sudah rutinan mamah selalu periksa ke puskesmas untuk memeriksakan penyakit yang dideritanya sejak lama itu.

Aku tak tau awalnya darimana dan entah dari kapan mamahku mengidap penyakit komplikasi itu,yang aku tau mamah selalu menjadi mamah sekaligus istri yang baik buat keluarganya.

Mamahku adalah tipe orang yg tidak mau banyak cerita dan mungkin tak mau menyusahkan banyak orang maka,tak heran jika penyakitnya itu selalu dianggap enteng dan hanya dirasakan sendiri padahal kami selalu mengkhawatirkan keadaanya.

Tubuh yang mengecil,mata yang berwarna kuning, jalan yang tak kuat jauh dan kadang kakinya selalu mengalami pembekalan.bukankah itu keadaan yang mengkhawatirkan?

Baiklah kita kembali lagi ke cerita awal,dimana dihari itu aku mengantar mamah ke puskesmas kita naek ojeg dari rumah karna mamah gakuat jalan terlalu jauh,kita juga memakai jasa ojeg tetangga makanya bisa naek ojeg dari rumah.

Hari itu rasanya terlihat baik-baik saja dan aku tidak melihat ada tanda-tanda apapun.namun pada saat mengantri untuk periksa mamahku terlihat beda,disitu mamah seperti mulai  lemas sekali.

Setelah tiba saatnya antrian kita dipanggil ternyata dokter puskesmas menyarankan mamah untuk dirujuk,aku pada saat itu masih kecil tidak mengerti apa-apa.bukannya langsung dirujuk kita malah lngsng pulang dan lagi lagi kita naek ojeg,mamahku udah sangat lemas sekali terlihat mukanya yang pucat.

Setelah sampai dirumah,aku melihat kakakku sedang nyuci baju kedua adik-adik tidak ada dirumah mereka sedang bermain.lalu akupun diam sambil bermain sama kucing,ku lihat mamah duduk dikursi namun,posisi duduknya seperti sudah yang putus asa,mamah duduk setengah tidur tidak lama kemudian tiba-tiba mamahku kejang-kejang,disitu aku panik aku lihat diluar bapakku yg baru saja datang langsung berlari lagi untuk mencari pertolongan.

Setelah beberapa lama kemudian tetangga datang untuk membantu,mamahku diangkat untuk ditidurkan dibawah,ada yang membuatkan minum teh manis,ada yang membantu memijat,juga ada yang membisikan lafadz-lafadz Allah agar mamahku sadar.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis melihat keadaan mamah seperti itu,jujur aku takut.

Beberapa lama kemudian, Alhamdulillah mamah sudah sadar namun keadaanya sudah sangat berbeda tiba-tiba badan mamah terasa begitu sakit disentuh pun mamah merasakan sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun