Revolusi EDSA tahun 1986 oleh people power di Filipina dicatat dengan tinta emas dalam sejarah demokrasi dan menjadi bahan literasi bagi orang yang ingin melihat dahsyatnya kekuatan itu melawan kekuasaan militeristis. Kekuatan itu sangat dahsyat karena ada faktor martir atau martyrdom (Benigno Aquino), ada kontinuasi gerakan (perlawanan masif terus menerus), jumlah massa yang sangat besar (demo dua juta massa selama empat hari), ada trigger yang memuakkan (kecurangan pemilu saat Marcos terpilih kembali pada 20 Februari 1986), ada tokoh karismatik yang berani (Istri Benigno, Corazon Aquino), spektrum perlawanan yang luas dari kiri sampai kanan (New People's Army sampai Komunitas Cardinal Sin), dan ada pembelotan elit berkuasa (Menteri Pertahanan, Juan Ponce Enrile, dan Kepala Staf Kepolisian, Letjen Fidel V. Ramos). ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H