Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mencari Hilangnya Mata Rantai Regenerasi Timnas

30 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 30 Maret 2020   17:20 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG 

Fakta lain bahwa pemain muda yang pernah dikirim ke luar negeri tidak pernah menjadi pemain bola yang sebenarnya memperburuk penilaian efektif. Syamsir Alam adalah salah satu pemain yang menonjol di SAD, tapi di level senior dia sulit mendapat klub, sehingga pensiun dini. Sebaliknya Evan Dimas yang pernah ditolak SAD, justru menjadi punggawa timnas hingga sekarang.

Syamsir adalah pemain muda yang mengambil jalur pembinaan luar negeri dan Evan adalah pemain muda yang cukup beruntung sebagai penyintas yang mengambil jalur pembinaan dalam negeri.

Dalam hubungan kausal, perlu dipahami hubungan mata rantai bahwa Timnas adalah produk dari kompetisi, dan kompetisi adalah wadah dari pembinaan. Ilmu sepakbola yang didapat dari pembinaan akan efektif jika ada wadah kompetisi yang mengasah kemampuan. Kompetisi yang baik akan menghasilkan pemain yang berkualitas untuk timnas.

Jika kompetisi sebagai wadah pembinaan tidak cukup memberi kesempatan kepada pemain muda, maka ini adalah kode keras bahwa dibutuhkan kompetisi khusus pemain muda.

Keputusan PSSI untuk menghapus aturan registrasi pemain U-23 di Liga 1 sebelum membuat kompetisi khusus U-23 telah membunuh pelan-pelan potensi pemain muda. Terputusnya jenjang pembinaan akan berdampak pada minat dan fokus anak-anak muda kita untuk melanjutkan karir sebagai pesepakbola profesional.

PSSI seharusnya belajar dari klub yang inovatif dalam menyikapi isu regenerasi. Contohnya Persib Bandung. Saat PSSI belum punya wadah kompetisi U-23, Persib lebih dulu bergerak dengan membentuk klub satelit. Klub satelit berafiliasi dengan klub induk dalam hubungan kepemilikan dan dukungan teknis.

Dalam hal ini Persib mengakuisisi klub Liga 2, Blitar United. Blitar United akan menjadi jenjang karir pemain U-23 Persib untuk mengasah kemampuan di Liga 2. Karena Persib bertindak sebagai klub induk maka Persib berhak mengatur minute play untuk pemain-pemain mudanya.

Ya, anak-anak muda akan selalu menjadi harapan bangsa dalam menghadapi dunia. Ingat pesan Bung Karno, Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun