Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Making A Deal

29 Mei 2021   00:13 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:50 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://people-equation.com/

Pegal yang dirasakan kami berdua sepertinya dipahami oleh Tuanku. Ia berpindah tempat mencari tempat untuk duduk. Akhirnya kami tidak perlu menyangga tubuh Tuanku dan bisa leluasa beristirahat. Sesekali pandangan Tuanku mengarah pada pintu gerbang rumah.

"Hi, Misis. Do you still remember me? At the church two days ago. I want to ask about the part time job. Can I try?" Tuanku berkomat kamit mengucapkan kalimat itu berkali-kali. Menghafal. Aku dan kembaranku berpandangan. Sebegitu kuatnya niat Tuanku untuk mencoba pekerjaan paruh waktu itu. Aku penasaran seperti apa pekerjaan itu nantinya. Seberapa besar aku dapat membantu Tuanku dengan pekerjaan itu.

Kalau kulihat pergerakan matahari, mestinya sudah sejam lebih kami duduk di bawah pohon. Tuanku sempat terkantuk-kantuk, namun telinganya cukup peka ketika mendengar suara mobil datang dan gerbang yang dibuka. Ketika ia menoleh, benar saja. Sebuah mobil carry memasuki halaman rumah. Tanpa membuang waktu Tuanku bangkit dan bergegas ke arah gerbang. Aku dan kembaranku yang setengah terlelap perlu mengumpulkan kesadaran kami untuk mengimbangi keinginan Tuan kami.

Tiga sosok keluar dari mobil tersebut. Satu bapak kuyakini sebagai sopir, Mrs. M yang Tuanku temui di gereja dan satu lagi sosok anak muda yang menggendong anak kecil yang sedang tidur. Tuanku tidak lantas mendekati mereka. Sepertinya ia ragu.

"Hello," sapanya memberanikan diri dari ambang gerbang.

Mrs. M menoleh dan ketika melihat Tuanku, segera ia menjawab, "Hi! Come here!"

Dengan langkah yang lebih mantap Tuanku mendekat ke arah mobil

 "I hope I don't disturb you," katanya

"No. I'm glad you come. Come, let's talk inside."

Tuanku mengangguk pada sang sopir dan mengekor Mrs. M. Menit-menit seterusnya Tuanku berbincang dengan Mrs. M di ruang tengah. Rupanya ia senang dengan kedatangan Tuanku. Seolah sudah mengenal cukup lama Mrs. M bercerita banyak hal tentang keluarganya. Tuanku pun diperkenalkan dengan pengasuh anak yang berinisial H. Usianya lebih muda dari Tuanku. Rumah yang luas dan lapang pun ditunjukkan oleh Mrs. M. 

Tuanku mesti menahan nafas melihat rumah besar yang baginya wow. Sekalipun berlantai ubin semen, rumah jadul ini terasa homy dengan ruangan lebar dan halaman luas yang ditumbuhi berbagai tanaman termasuk tanaman petai di belakang rumah. Di samping tanaman petai terdapat kandang ayam dan angsa. Di dekat pojokan halaman dibangun saung bambu kecil, khusus dibangun atas permintaan Mrs. M untuk tempat bermain anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun