Mohon tunggu...
simon Lebo
simon Lebo Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa STF Driyarkara

Lelah Harus Dilawan!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Februari Identik dengan Valentine atau "Kado-kadoan"?

5 Februari 2020   14:21 Diperbarui: 5 Februari 2020   15:03 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apapun kisahnya, Februari menjadi bulan yang ditunggu-tunggu. Orang bilang Februari itu bulan paling berkesan. Selain karena waktunya cepat berlalu, hitung-hitung berakhir tanggal 28 atau 29, Februari juga begitu cepat untuk mengisi dompet. Setidaknya, tanggal tua cepat berlalu, tanggal muda semakin mengadu-adu. Dengan itu, dompet pun semakin terisi bahkan menjadi laku.

Selain kisah tentang dompet yang cepat terisi dan menjadi laku, Februari juga menjadi bulan yang banyak kisah dan cerita. Tentu saja, bagi para remaja, anak-anak muda bahkan pasangan muda, Februari mejadi moment yang sulit dilewatkan begitu saja. Orang juga bilang, Februari itu bulan yang penuh cerita, mengukir cerita bahkan bulan mulai merangkai cerita. Apapun ujung ceritanya semua itu adalah cerita tentang asmara.

Lalu, boleh dibilang Februari itu identik dengan bulan penuh berkat untuk dompet yang mulai kosong dan kisah asmara yang mulai menanjak. Paling tidak ada "kertas merah dan biru" yang mulai memadati dompet dan ada rasa yang semakin bertambah sehingga kisah asmara tetap terasa.    

Dari hal ini, pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa kira-kira yang paling identik untuk para remaja, kaum muda bahkan juga pasangan muda. Bagi para remaja, kaum muda yang punya  pasangan bahkan pasangan muda, Februari selalu identik dengan tanggal 14 (Valentine Day/Hari Kasih Sayang). Moment ini menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Ada yang bilang tanggal 14 segeralah datang. Semua orang menunggumu untuk mengukir cerita. Betapa tidak, dalam pikiran kaum muda bahkan juga saya, Valentine menjadi moment untuk berbagi kasih. Moment melepas rindu, moment mencari rindu bahkan akhirnya menemukan rindu itu sendiri. Asmara pun semakin terasa.

Lalu, hal yang paling nampak dari semua moment itu adalah "Kado-kadoan". Orang mulai memikirkan kado yang terbaik untuk pasangannya. Tempat yang paling istimewa untuk berkencan bahkan baju dan celana yang paling menarik untuk digunakan waktu Valentine day. Semua ini merasuki para remaja dan kaum muda yang punya pasangan. Tentu saja, hal ini merupakan sesuatu yang wajar. Namun, akan lebih baik dan benar bila moment ini bukan hanya diasosiasi sebagai moment berbagi kado, apalagi "kado-kadoan". Valentine memang identik dengan Februari, tetapi "kado-kadoan" tak selalu identik dengan Valentine. Valentine tidak boleh direduksi dengan makna "kado-kadoan".

Merujuk pada sumber yang ditelusuri oleh penulis dari Majalah Hidup, memang tidak begitu jelas mengapa sampai sekarang orang mengatakan bahwa tanggal 14 Februari merupakan hari Valentine. Apa arti sesungguhnya hari Valentine itu? Namun sejarah mencatat, hari Valentine bermula ketika St. Valentinus yang merupakan seorang imam mengoreksi kebijakan yang dibuat oleh Claudius II, Kaisar Roma saat itu yang melarang para tentara atau anak muda untuk menikah karena pernikahan hanya akan melemahkan semangat juang dalam bertempur. Karena mengkritik kebijakkan ini ia pun dijebloskan ke dalam penjara.

Ceritanya berlanjut, didalam penjara seorang napi memintanya untuk menyembuhkan anaknya yang buta. Berkat ketulusan dan permohonan St. Valentinus kepada Tuhan, anak itu pun menjadi sembuh. Namun karena kritiknya atas kebijakan untuk melarang nikah di usia muda ia pun dihukum mati. Nah, menjelang dieksekusi mati, diceritakan bahwa St.Valentinus mengirim salam kepada anak perempuan yang ia sembuhkan dengan ucapan,"Dari Valentine-Mu".

Inilah kisah yang paling tidak sedikit mengambarkan tentang hari Valentine. Terlepas dari makna yang kita pahami sekarang ini, baiklah kalau kita, para remaja, kaum muda dan siapa pun menimba cerita ini sehingga menjadikan moment valentine bukan sekadar berbagi dan membagi "kado-kadoan", tetapi membagi kasih kepada sesama yang kita jumpai tanpa memandang usia, suku, ras dan agamannya.

Akhirnya, Valentine bukanlah sekadar perayaan bulan Februari pada tanggal 14, tetapi perayaan harian kita semua untuk membagi kasih kepada sesama.  Karena itu, sedikit lelucon ketika orang bertanya, apa yang kalian ketahui tentang tanggal 14 Februari. Kita bisa menjawabnya, "14 Februari adalah sehari sesudah tanggal 13 dan sehari sebelum tanggal 15". Dengan itu, kita bisa memaknai bahwa valentine adalah moment setiap hari. Moment berbagai kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun