Mohon tunggu...
Silvi hasanah
Silvi hasanah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik usaha souvenir Bianglala sejak tahun 2000

Penikmat photography, kuliner dan travel

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Catatan Sang Penyintas Covid-19

21 Juli 2021   09:28 Diperbarui: 21 Juli 2021   10:45 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Angka infeksi Virus Covid-19 makin tinggi mau tidak mau, siap tidak siap kita harus menyiapkan mental untuk menghadapinya, tujuannya agar ketika kita terinfeksi kita tidak terlalu panik.

  1. Kenalilah tubuh kita lebih dekat, kalau badan mulai terasa lain dari biasanya, cek suhu, jika suhu >37.5 langsung tes antigen /PCR  secepatnya utk menentukan positif/negatif COVID-19 sedini mungkin.
  2. Pasang No. Kontak Puskesmas di HP  ketika RS penuh, antrian home care waiting list sampai ratusan, Puskesmas adalah Jaring Pengaman terdekat kita. Ketika kita terinfeksi meskipun gejala ringan kita tetap harus didampingi dokter.
  3. Aktifkan aplikasi kesehatan online untuk konsultasi kesehatan
  4. Di Rumah Siapkan Oximeter dan termometer

Jalin silaturahmi agar bisa saling support dan gotong royong di Grup Sekolah atau Rumah untuk mengetahui ketersediaan tabung oksigen misalnya yang bisa kita pinjam, karena tidak mungkin semua orang harus mempunyai tabung oksigen.

Perlukah kita mengumumkan kita terinfeksi Covid-19?

Saya mengumumkan saya terkonfirmasi positif ke keluarga inti,  grup kelas juga beberapa teman dekat. Selain bantuan doa , saya banyak terbantu dari mulai obat antibiotik dan antivirus yang saya dapatkan dari teman penyintas karena di Puskesmas dan di Apotik kosong. 

Saya punya grup kelas SMA, dimana kalau ada teman yang sakit kita kirimkan makanan, vitamin, bahkan  tabung oksigen pun kita pinjam meminjam.

Alhamdulillah perhatian keluarga dan teman dekat menjadi tempat saya melepaskan/release stress dan kesedihan saya di awal2 isoman, membuat saya lebih tenang dan tangguh menjalani isoman.

Terlebih kiriman makanan yang datang bergantian sangat membantu saya, karena di awal2 isoman mikir mau makan apa aja saya pusing, jadi saya makan makanan yang dikirim saja hehe...

Saya tidak mengumumkan di grup yang lebih besar dan Medsos, alasannya 2 minggu sebelum saya terkonfirmasi positif, saya tidak bertemu dan tidak ada kontak erat dengan teman-teman dan saya ingin lebih fokus untuk kesembuhan saya.

Apa yang  kita lakukan saat Isoman:

  1. Lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta
  2. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan teman dengan menelpon, video call, Zoom ngobrol-ngobrol santai, jadi berasa sedang dijenguk namun virtual
  3. Isoman 14 hari tentu waktu yang lama apalagi untuk orang yang biasa beraktivitas, untuk orang yang bergejala ringan seperti saya agar tidak bosan bisa mencari  kegiatan ringan seperti menulis, membaca, membersihkan tanaman, namun tetap harus hati-hati dalam melakukan kegiatan fisik, karena Isoman hakikatnya kita harus bed rest, tubuh juga secara fisik terlihat sehat tapi masih belum normal.
  4. Berjemur agar kegiatan berjemur tidak membosankan bisa sambil baca buku, mendengarkan musik/podcast, scrubbing ...nikmatilah berjemur seperti halnya orang bule sunbath di pinggir pantai hehe...
  5. Latihan pernafasan, bisa berguna juga agar kita bisa tidur dengan nyenyak, di awal2 isoman saya mengalami susah tidur.

Untuk yang sedang terpapar, mengutip ucapan Ary Ginanjar...

  1. Ketenangan adalah separuh dari obat.
  2. Kesabaran adalah awal dari kesembuhan.
  3. Fokuslah pada harapan bukan kekhawatiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun