Saya pribadi merasa senang berdiri di depan puluhan anak usia 4-10 tahun yang antusias. Bahkan saat perkenalan, saya sudah dikejutkan oleh pertanyaan lucu seorang anak perempuan berbaju pink. "Emangnya ada bahasa Cilegon?" ujarnya polos. Membuat kami para orang dewasa tersenyum mendengarnya.
Selama jalannya kegiatan membaca, anak-anak juga "masuk" dalam cerita. Mereka menyimak dengan baik perjalanan Ninis bertemu Peucang dan Rang-rang. Juga mengenal salah satu pohon endemik asal Banten, pohon kokeleceran.
Acara kemudian dilanjutkan dengan membacakan buku sesi 2 berjudul "Bermain Apa?" dan bookish play. Dalam bookish play ini para peserta diajak bermain langsung aneka permainan tradisional, seperti congklak dan tapak gunung.
Manfaat Kegiatan Bagi Anak
Menurut saya, kegiatan yang digagas CMN ini sangat baik. Sebagai upaya mengenalkan anak pada kegiatan positif seperti membacakan nyaring agar anak cinta buku. Juga mengenalkan anak pada permainan tradisional.
Diharapkan anak-anak memiliki alternatif kegiatan menarik lainnya daripada bermain dengan gawainya. Jangan sampai orang tua melarang anaknya bermain gawai, tetapi tidak diberikan alternatif kegiatan.
Peran Orang Tua di Era Digital
Dewasa ini, ayah dan ibu diharapkan tidak hanya menjadi orang tua. Orang tua diharapkan dapat menjadi sahabat anak.
Untuk membacakan nyaring misalnya. Orang tua ditantang untuk dapat meluangkan waktu selamat 15 menit membacakan cerita pada anak. Selain bonding, anak yang sering dibacakan akan lebih mudah bisa membaca dan menjadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Di era serba digital ini orang tua memang mempunyai tantangan bagaimana bisa "bersaing" dengan gawai. Bagaimana anak lebih memilih ngobrol random dengan ornag tuanya daripada bermain gawai.
Penutup