Mohon tunggu...
Silvia Septiani
Silvia Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak Mahasiswa

Doyan ngalor ngidul

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Undip Sosialisasikan Regulasi Emosi dan Masker Double Menghadapi Covid-19 yang Semakin Memburuk

4 Agustus 2021   20:21 Diperbarui: 4 Agustus 2021   20:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan Poster ke Kelurahan Pedalangan/dokpri

TEMBALANG, SEMARANG (04/08/2021) – Dengan berkembangnya Covid-19 yang kian belum mendapatkan titik terang atas berakhirnya pandemi, memberikan perasaan gelisah tersendiri terhadap masyarakat. Kita perlu menjaga diri kita dari orang-orang yang diri kita sayangi, perlu kita temui, atau berpergian untuk kembali beraktivitas layaknya aktivitas yang biasa dapat kita lakukan ketika pandemi Covid-19 ini belum muncul.

 Pengorbanan untuk membatasi setiap aktivitas yang kita lakukan dan tetap berada di dalam rumah demi menjaga orang yang dikasihi dari bahaya penularan penyakit. Demi segera bertemu Kembali dan beraktivitas seperti sebelumnya, kita perlu untuk berusaha tetap mengikuti segala anjuran pemerintah dan WHO untuk mencegah penularan. Mulai dari menerapkan segala bentuk protocol Kesehatan yang dianjurkan, menjaga jarak, dan tidak berkeliaran rumah.

Mengingat Kembali munculnya Covid-19 yang memberikan perasaan resah dan harus tetap berdiam diri di rumah, yang pada awalnya diharap akan berakhir dalam waktu dua minggu atau beberapa bulan. Kini telah menyentuh ulang tahunnya, bahkan muncul permasalahan baru dengan hadirnya varian baru dari covid, yakni varian covid delta. Varian baru ini bahkan memiliki tingkat penyebaran yang menyentuh 97% dari varian pendahulunya dan menjadi yang tertinggi dari varian lainnya. Masyarakat diminta untuk memperlama masa dirinya berdiam diri di rumah dengan segala kebijakan pemerintah dan anjuran WHO, seperti dengan meningkatkan protokol kesehatan dan menjaga jarak. Tidak hanya butuh untuk beradaptasi secara aktivitas, pekerjaan, tugas, dan juga kondisi psikis individu.

Hal-hal di atas kemudian mendorong penulis untuk membuat program psikoedukasi regulasi emosi terhadap covid-19. Program tersebut dilakukan selama program KKN Tim II Universitas Diponegoro tahun 2021. Program pertama ini penulis memberikan output berupa booklet “Regulasi Emosi selama menghadapi Covid-19”. 

Program tersebut dilaksanakan dalam bentuk booklet untuk membantu warga RW 01 Kelurahan Pedalangan di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dalam memberikan mengetahui dan memahami mengenai regulasi emosi. Booklet tersebut memberikan pemahaman mengenai regulasi emosi. Tujuan dari perlunya regulasi emosi, serta beberapa cara yang dapat dilakukan oleh individu di rumah untuk meregulasi emosi dengan cognitive behavioral techniques, menghitung napas, dan melakukan relaksasi. D

i akhir booklet penulis juga menambahkan barcode yang dapat di-scan oleh para pembaca untuk mendengarkan lagu relaksasi. Booklet disertai dengan gambar yang menarik dan kata-kata yang mudah untuk dipahami bagi pembacanya. Warga sendiri merasa booklet tersebut mudah dipahami dan sangat bermanfaat dalam meredakan emosinya ketika kebijakan pemerintah dan harapan masyarakat tidak selinear. Salah seorang warga, Pak Kamidi, juga berkeinginan untuk membagikan informasi tersebut kepada orang yang disayanginya.

Peletakkan Poster di Kelurahan Pedalangan/dokpri
Peletakkan Poster di Kelurahan Pedalangan/dokpri

Kemudian penulis menjalankan program kedua yang berjudul “Sosialisasi penggunaan masker double dalam rangka menghadapi varian Covid Delta. Sosialisasi diberikan dalam bentuk poster dan video mengenai cara penggunaan masker double yang tepat. Sosialisasi tersebut berisi pentingnya penggunaan masker double karena sudah memasuki covid varian delta. Selain itu penggunaan masker double yang tepat dengan kombinasi masker medis berada di dalam dan masker kain berada di luar, sehingga dapat memblokir hingga 85,4% partikel udara, dibandingkan dengan menggunakan hanya satu masker medis 56,1% dan masker kain hanya 51,4%. 

Sedangkan untuk KN95 cukup menggunakan satu saja, tanpa dikombinasikan dengan masker lain. Lalu melepaskan masker dari samping, dan membuang masker medis di tempat sampah. Dalam video tersebut akan disertai dengan pencontohan yang tepat dalam menggunakan masker. Hasil dari output berupa poster dan video kemudian diberikan ke RW 01 Kelurahan Pedalangan di Kecamatan Banyumanik, Kota semarang. 

Selain itu, poster diberikan dan diletakkan di Kelurahan Pedalangan dan Ketua PKK di Pedalangan. Warga Pedalangan, Banyumanik, Pak Marmoto mengatakan bahwa sosialisasi yang diberikan sangat mudah dipahamidan bermanfaat untuk masyarkat sekitar dalam menggunakan masker yang benar dan memberikan informasi terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun