SILVIA ANGGREINI
MAHASISWA D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNISSULA
DOSEN PENGAMPU : SRI DEWI WAHYUNDARU, SE., M.Si. AK., CA
Pentingnya Konsep Materialitas Dalam Proses Audit
Materialitas adalah kesalahan penyajian, termasuk penghilang, dianggap material bila kesalahan penyajian tersebut, secara individual atau agregat, diperkirakan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil berdasarkan laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat berikut :
1. Tingkat laporan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas sampai laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh kesimpulan keseluruhan atas kewajaran laporan keuangan.
Materialitas di dua tingkat :
"Overall" materiality adalah materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Sedangkan "specific" materiality adalah materialitas untuk jenis transaksi, saldo akun atau pengungkapan (disclosures) tertentu.
Cara Auditor Dalam Menentukan Materialitas
Penentuan materialitas membutuhkan penggunaan pertimbangan profesional. Sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, persentase tertentu sering kali diterapkan pada suatu tolak ukur yang telah dipilih. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi proses identifikasi suatu tolak ukur yang tepat mencakup:
1. struktur kepemilikan dan pendanaan entitas
2. unsur-unsur laporan keuangan (aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban)
3. sifat entitas, posisi entitas dlm siklus hidupnya, industri serta lingkungan ekonominya
4. fluktuasi relatif tolak ukur tersebut ( pendapatan, laba bruto, beban periode sebelumnya)
5. unsur yg menjadi perhatian khusus auditor (tujuan evaluasi kinerja keuangan, pengguna fokus laba).
Tiga tahap dalam proses audit menggunakan konsep materialitas adalah :
1. Â Â Tahap Penilaian Risiko
Dalam tahap penilaian risiko, auditor melaksanakan :
a. Â Â Menentukan dua macam materialitas yaitu materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh (overall materiality) Â dan materialitas pelaksanaan (performance materiality)
b. Â Â Merencakan prosedur penilaian risiko
c. Â Â Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material