Mohon tunggu...
Silvany Dianita
Silvany Dianita Mohon Tunggu... I'm a Adult Clinical Psychologist

When you care for yourself first, the world will also find your worthy of care.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Stop Normalisasi! Pelecehan Seksual Bukan Hal Sepele

14 Maret 2025   13:36 Diperbarui: 14 Maret 2025   18:54 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Stop Normalisasi, Sumber: Data Pribadi

Masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum, terutama jika kasus-kasus seperti ini terus muncul tanpa adanya tindakan tegas dan transparan.

Sayangnya, normalisasi pelecehan seksual semakin diperparah dengan budaya victim blaming, di mana korban justru dipersalahkan atas apa yang mereka alami.

Dalam banyak kasus, mereka yang berani bersuara malah dikucilkan, diragukan, atau dipaksa untuk berdamai dengan pelaku demi 'menjaga nama baik keluarga' atau 'menghindari masalah lebih besar.' Banyak korban akhirnya memilih untuk diam, menelan trauma sendirian, dan membiarkan pelaku bebas melanjutkan aksinya.

Pelecehan Seksual Bukan Hanya Meninggalkan Luka Fisik, Tetapi Juga Luka Psikologis yang Dalam

Ilustrasi Korban Pelecehan Seksual, Sumber: dok. pribadi
Ilustrasi Korban Pelecehan Seksual, Sumber: dok. pribadi

Pelecehan seksual sering kali dianggap sebagai kejahatan yang hanya berdampak pada fisik korban. Masyarakat cenderung mengukur dampaknya dari bekas luka, lebam, atau bukti fisik yang terlihat secara kasat mata. Namun, kenyataannya, dampak pelecehan seksual jauh lebih dalam dan kompleks.

Luka fisik mungkin bisa sembuh dalam hitungan hari atau minggu, tetapi luka psikologis akibat pelecehan seksual bisa bertahan seumur hidup jika tidak ditangani dengan baik.

Banyak korban yang tetap hidup dalam bayang-bayang kejadian itu selama bertahun-tahun. Setiap sentuhan, suara, bahkan tempat tertentu bisa menjadi pemicu kenangan buruk yang mengembalikan mereka ke momen traumatis tersebut.

Bagi mereka, dunia tidak lagi terasa sama. Hal-hal yang dulu menyenangkan bisa berubah menjadi sumber ketakutan, dan kepercayaan terhadap orang lain bisa hancur seketika.

Bahkan dalam interaksi sehari-hari, korban sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas, merasa tidak aman meskipun berada di lingkungan yang seharusnya nyaman, atau merasa bahwa dirinya tidak pantas mendapatkan kebahagiaan.

Sifat pelecehan yang merusak bukan hanya soal tindakan itu sendiri, tetapi bagaimana dunia di sekitar korban meresponsnya. Ada korban yang, setelah mengalami pelecehan, tiba-tiba menjadi lebih tertutup dan menarik diri dari kehidupan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun