Mohon tunggu...
Silvana br Ginting
Silvana br Ginting Mohon Tunggu... mahasiswi

menyanyi ,baca buku dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

santa janne d'arc pemimpin muda dalam iman ,perjuangan dan pengorbanan

14 Juni 2025   20:20 Diperbarui: 14 Juni 2025   20:20 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada 30 Mei 1431, Jeanne d'Arc dibakar hidup-hidup di pasar kota Rouen. Usianya saat itu baru 19 tahun. Para saksi mata melaporkan bahwa kata terakhirnya adalah "Yesus." Setelah pembakaran, tubuhnya dibakar ulang dua kali untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa mengambil relik atau jasadnya, lalu abunya dibuang ke Sungai Seine.

Dua dekade kemudian, setelah Inggris diusir dari Prancis, proses rehabilitasi terhadap Jeanne d'Arc dimulai. Atas desakan ibunya dan banyak pihak lain, pengadilan ulang dilakukan oleh Inquisitor-General Jean Brhal. Pada tahun 1456, Jeanne dinyatakan tidak bersalah, dan proses pengadilan sebelumnya dianggap penuh kekeliruan dan motivasi politik. Jeanne dipulihkan namanya dan diakui sebagai martir.

Pada 16 Mei 1920, lebih dari empat abad setelah kematiannya, Paus Benediktus XV mengkanonisasi Jeanne d'Arc sebagai santa Gereja Katolik. Ia kini dihormati sebagai pelindung Prancis, tentara, tahanan, dan perempuan yang mengalami penindasan. Hari pestanya dirayakan setiap 30 Mei, tepat pada tanggal kematiannya.

Kisah Jeanne d'Arc tidak hanya berhenti pada level sejarah. Ia telah menjadi simbol lintas zaman dan lintas bangsa. Ia dianggap sebagai ikon nasionalisme Prancis, tetapi juga menjadi inspirasi universal tentang bagaimana iman, keberanian, dan kesetiaan terhadap suara hati nurani dapat mengubah dunia. Jeanne adalah bukti bahwa kepemimpinan tidak harus datang dari posisi resmi atau kekuasaan struktural. Ia menunjukkan bahwa keberanian untuk mengikuti suara Tuhan adalah inti dari kepemimpinan profetik yang sejati.

Dalam konteks masa kini, Jeanne menjadi simbol penting terutama bagi pemuda dan perempuan. Di dunia yang masih sering memarjinalkan perempuan dalam ranah kepemimpinan, Jeanne menunjukkan bahwa gender bukan penghalang bagi panggilan Tuhan. Dalam situasi sosial-politik yang penuh tantangan, ia mengajarkan bahwa kebenaran harus dihidupi, bahkan ketika harus dibayar mahal.

Kepemimpinan Jeanne mencerminkan model Kristus yang kenosis: mengosongkan diri, melayani, dan akhirnya menyerahkan hidup demi orang lain. Dalam Filipi 2:7, Yesus digambarkan sebagai sosok yang "mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba." Jeanne menghidupi ayat ini dengan seluruh keberadaannya. Ia bukan hanya prajurit, tetapi juga pelayan kehendak Allah. Ia bukan hanya perempuan muda biasa, tetapi juga saluran rahmat luar biasa.

Jeanne d'Arc menjadi seruan kenabian dalam setiap zaman. Di era di mana pemimpin kerap kehilangan orientasi moral, ia mengajak kita kembali pada doa, discernment (pembedaan rohani), kesetiaan, dan pengorbanan. Dunia tidak kekurangan pemimpin cerdas, tetapi kekurangan pemimpin yang kudus. Jeanne adalah pengingat abadi bahwa kekudusan dan keberanian bisa berjalan beriringan. Ia adalah martir, nabi, pemimpin, dan santa yang kesaksiannya tak pernah padam dalam sejarah iman dan kemanusiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun