Mohon tunggu...
Silva Ahmad F
Silva Ahmad F Mohon Tunggu... Guru - Penulis Pemula

Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-Kata (WS Rendra. Depok, 22 April 1984)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dua Sisi yang Tak Terlepas

22 April 2019   05:30 Diperbarui: 23 April 2019   19:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua sisi (kompasiana.com)

Sebuah mata uang, baik berupa kertas maupun koin, memiliki dua sisi berkebalikan dengan gambar yang berbeda di tiap sisinya. Sebuah filosofi sederhana dari kehidupan, bahwa segala sesuatu diciptakan dengan dua sisi. Takkan ada putih tanpa eksistensi hitam, juga sebaliknya.

Allah dalam sifat yang tersebut dalam asmaul husna, memiliki sifat an-nafi', atau dalam bahasa kita biasa disebut Pemberi Manfaat. Dengan iradah-Nya, Ia sangat berhak untuk menciptakan sesuatu atau bahkan menafikannya. 

Dalam menciptakan sesuatu, tak pernah kita temui satu ciptaan pun yang wujud tanpa memiliki manfaat, meskipun identik dengan sesuatu yang buruk. Sebuah contoh kecil, dalam penciptaan iblis yang selama ini selalu diceritakan sebagai musuh utama umat manusia. Ada hikmah luar biasa yang Allah selipkan untuk bisa kita ambil manfaatnya dalam kehidupan,

Dalam sebuah buku berjudul "As-Syahid" karya Taufik el-Hakim --seorang ulama' kontemporer Mesir-- diilustrasikan; pemuka-pemuka agama mengharapkan iblis bertaubat karena hidupnya berada dalam kegelapan. Menanggapi ajakan mereka, Iblis berteriak "Eksistensi saya diperlukan untuk wujudnya kebaikan; jiwa saya yang penuh kegelapan harus terus demikian agar dapat merefleksikan bahaya Ilahi". Kenapa Iblis selalu berperan dalam karakter antagonis? Karena disitulah Allah menyelipkan manfaat. Lantaran keburukannya, kebaikan tampak dan menjadi tonggak pembeda antara Haq dan Bathil, mempermudah perjumpaan kita dengan ridho-Nya.

Tak ada sesuatupun yang diciptakan hitam sepenuhnya, tanpa menyertakan putih yang mengiringinya. Jika tak kita temukan putih itu, barangkali fokus indra terpusat pada hitam yang menyelubunginya, seakan tak ada lagi putih yang menyertai.

Sebuah contoh analogi sederhana, ketika kita memperlihatkan sebuah kertas putih bersih dengan sebuah titik kecil di tengahnya, teman kita akan menyimpulkan, bahwa yang ia lihat hanya titik hitam, sedangkan kertas putih bersih yang sedemikian besarnya tak disebut, itulah gambaran penglihatan indra. Memang sudah menjadi kebiasaan manusia, melihat hitam sebagai titik sentral dimana mata tertuju.

Maka mari berhenti memandang hanya dengan indra dan mulailah "merasa" dengan mata hati. Jika penciptaan Iblis saja mengandung sisi putih, maka bagaimana dengan keberadaan segala sesuatu di sekitar kita?

Wallahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun