Mohon tunggu...
Sikuninggolkar
Sikuninggolkar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Golkar Perkuat Perempuan dalam Politik

29 September 2018   17:27 Diperbarui: 29 September 2018   17:44 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterwakilan perempuan dalam politik menjadi diskursus menarik yang banyak diperbincangkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Berbagai pandangan mengisi perdebatan akan hal tersebut.

Pandangan konservatif, yang terkait dengan pandangan keagamaan menyatakan bahwa seorang pemimpin haruslah laki-laki karena perkara menjadi pemimpin sudah menjadi kodrat laki-laki saat dikirim ke bumi.

Sementara pandangan kelompok liberal menyanggahnya dengan menyatakan bahwa sejak konsep agama pertama kali diperkenalkan, telah diperkenankan pula perihal keterlibatan perempuan dalam politik.

"Faktor utama kurangnya keterwakilan tersebut diantaranya (jika bicara dari hulu ke hilir) adalah budaya patriarki dimana keputusan perempuan berkaitan dengan izin pihak laki laki (ayah, suami, ketua parpol). Budaya patriarki menyebabkan akses dan partisipasi perempuan menjadi terbatas," ujar pengamat politik Universitas Padjajaran Antik Bintari.

Pro-kontra di atas kemudian dijembatani oleh KPU melalui Peratuan KPU Pasal 65 UU Nomor 12 tahun 2003 dan pada perkembangannya juga ditambahkan dengan Pasal 245 dan 246 yang mengatur tentang kewajiban partai untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam politik.

Dalam perjalanannya, peraturan tersebut perlahan membuahkan hasil dengan meningkatnya keterwakilan perempuan pada internal partai politik maupun pemerintahan. Partai Golkar merupakan salah satu partai yang berhasil menerapkan keterwakilan perempuan jika dibandingkan dengan partai politik besar lainnya.

Terkhusus pada DPP Partai Golkar era Airlangga Hartarto, dari 251 pengurus DPP, 75 di antaranya adalah perempuan.Jumlah ini lebih besar dari era kepemimpinan Setya Novanto sebelumnya.

Tak berhenti di situ, Keseriusan DPP Partai Golkar era Airlangga Hartarto untuk mengoptimalisasi peran perempuan dapat terlihat dari calon anggota legislatif yang berkontestasi pada Pemilu 2019.

Pada 24 September 2018 lalu, Partai Golkar melakukan pembekalan caleg perempuan untuk menegaskan bahwa dalam pemilu perempuan bukan sekadar objek pelengkap, melainkan menjadi salah satu kekuatan utama Partai Golkar.

"Golkar melakukan pelepasan dan pembekalan caleg perempuan secara khusus untuk menunjukkan bahwa dalam pemilu, perempuan bukan sekadar objek pelengkap, tetapi perempuan berperan sebagai penentu utama," ujar Sekjen DPP Partai Golkar, Lodewijk F Paulus.

Sebanyak 217 orang (37,8%) caleg DPR RI perempuan Partai Golkar akan berkontestasi dalam Pemilu Legislatif 2019 di seluruh Dapil se- Indonesia. Dari jumlah tersebut, Lebih dari 60% berasal dari kalangan muda, berusia kurang dari 50 tahun, mewakili generasi millenial yang melek politik dan kaya pengalaman organisasi kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun