Mohon tunggu...
Sihol Hasugian
Sihol Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Barcelonista Menulis adalah sarana berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sisi Positif Reshuffle Wisnutama dengan Sandiaga Uno

29 Desember 2020   21:54 Diperbarui: 29 Desember 2020   23:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : instagram @whisnutama

Ada banyak sisi positif yang dapat kita peroleh dari peristiwa reshuffle presiden kemarin, terutama pergantian Whisnutama dengan Sandiaga Uno. Setidaknya menunjukkan bahwa politik itu dinamis sekali. Juga pengingat bahwa fanatik terhadap politisi tertentu tak banyak menguntungkan.

Mendengar menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Whisnutama diganti oleh mantan calon wakil presiden Sandi Uno setidaknya membuat saya baswara. Ini sekaligus menandakan pak Jokowi selektif memilih menterinya. Beliau juga sangat rendah hati dan super sekali. Bagaimana tidak, beliau tidak membiarkan iklim investasi pariwisata melempem, oleh karena itu dia memilih pak Sandiaga yang sudah lama menganggur dari pemerintahan. 

Reshuffle ini juga membawa angin segar bagi Net TV. Setidaknya asa kebangkitan Net TV di dunia pertelevisian Indonesia bisa jadi terwujud. Lantas mengapa demikian?

Lihat saja setelah ditinggal Whisnutama, performa Net TV menurun signifikan. Mulai dari turunnya pendapatan iklan televisi pada 2019. Adanya isu PHK besar-besaran akhir tahun lalu, isu karyawan yang bakal mundur secara besar-besaran. Atau program-program net yang kurang diminati lagi oleh banyak orang. Yang terakhir, muncul  gugatan kepailitan di Pengadilan Negeri Jakarta. 

Sebagai penonton Net TV sejak awal berdirinya, saya sudah menikmati beragam program Net TV yang tak  mungkin diperoleh  dari stasiun televisi lain. Tapi hal itu tak lagi ada ketika Whisnutama jadi menteri. 

Keputusan Pak Jokowi mengganti Whisnutama sudah tepat. Sudah saatnya Mas Tama menahkodai Net TV kembali. Itu pun kalau dia bersedia dan diterima Net. Kalau tidak ya tidak masalah juga. Toh, Pak Tama bisa lebih leluasa  untuk istirahat. Maklum saja beliau pasti tertekan sekali, apalagi selama ini kementerian yang ia pimpin tak terlalu bagus-bagus amat kinerjanya. Bahkan banyak sekali blunder yang ia torehkan.

Ibarat di sepak bola blunder itu akan merugikan timnya sendiri. Sama halnya Pak Tama yang merugikan dirinya sendiri.

Saya menduga selama jadi menteri, beliau terbebani dengan tuntutan dari berbagai kalangan. Misalnya dari Menteri Kemaritiman dan Investasi , Luhut Panjaitan. Karena tugas dan tanggung jawabnya adalah promosi pariwisata yang mempengaruhi iklim investasi.

Banyak kalangan menyayangkan pencopotannya, misalnya Partai Keadilan Sejahtera melalui kadernya, Abdul Fikri Faqih.

"Yang ada masalah kan Kementerian Kelautan dan Kementerian Sosial ya? Kenapa yang dibahas Parekraf? Ini aneg juga evaluasinya. Apakah Kementerian ini ada masalah? Mestinya disampaikan dulu reasoning-nya dong", terangnya pada 22/12/2020.

Bapak Abdul Fikri sepertinya tak tahu kalau Mas Sandi Uno dibutuhkan untuk membangun iklim investasi yang lebih bergairah. Apalagi dia sudah lama menganggur dari pemerintahan. Tak hanya partai politik, netizen juga seolah tak terima. Misalnya salah satu komentar netizen di twitter.

"Iya.. kurang apa coba pak Tama. Udah naikin pariwisata pelan2 tapi kehajar covid. Mau gimana juga ambyar itu ide2"

Sepertinya,  netizen ini kurang baca berita, masa rencana insentif Rp72 miliar buat influencer buat naikin pariwisata ? Udah dipastiin dong ide ini ambyar, seambyar-ambyarnya.

Toh pak Whisnutama sendiri tak keberatan kok diganti sama Mas Sandi Uno. Malahan beliau ngasih ucapan terimakasih dan keyakinannya dengan pak Menteri yang baru.

"Alhamdulillah mas sandiuno telah terpilih menggantikan saya untuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saya yakikn dibawah kepemimpinan Mas Sandi Pariwisata dan ekonomi Kreatif dapat segera bangkit bahkan bisa jauh lebih baik dari sebelumnya", kira-kira begitu disampaikan Pak Tama.

Sebenarnya ada banyak sisi positif yang dapat kita peroleh dari peristiwa ini. Paling tidak peristiwa ini mengedukasi kita untuk lebih cerdas dan dewasa dalam berpolitik, secara khusus dalam memilih sosok calon pada pemilihan umum. Selain itu kita juga dapat melihat bahwa:

Pertama, menegaskan kalau politik itu betul-betul cair, ibarat es batu yang mencair. Tak ada kata lawan abadi. Bila menguntungkan jadi teman, kalau tidak tinggalkan. Makanya ucapan politisi itu jangan mudah dipercaya.

Kedua, untuk kaum cebong dan kampret, pergantian ini sekaligus membuktikan bahwa dukungan keduanya waktu pilpres terasa sia-sia.  Saya tidak paham waktu pilpres mengapa cebong dan kampret getol dan fanatik sekali mendukung calon presiden kemarin. Apalagi kedua kaum ini membuat lingkungan sosial media tidak kondusif. Belum lagi polarisaasi di masyarakat yang begitu masif sekali.

Ketiga, keseriusan Prabowo-Sandi Uno membangun negara ini barangkali menjadi pertanyaan. Masak mereka berdua jadi bawahan Jokowi, yang notabene lawan politiknya di pilpres lalu. Bukankah ini jadi penanda yang tidak baik bagi demokrasi? Bukankah mereka ini harusnya berada di luar pemerintahan untuk mengkritisi Jokowi.

Atau bisa jadi keduanya menerima jabatan menteri di kabinet Jokowi hanya untuk memuluskan jalan pada pilpres 2024 nanti. 

Terakhir, untuk yang masih melakoni "cebong" dan "kampret", atau yang fanatik banget sama Jokowi dan Prabowo, atau fanatik sama politisi/partai tertentu setidaknya menunjukkan buah fanatisme itu. Yang sama sekali tak sesuai harapan mereka. 

Coba liat dinamika sekarang seperti apa. Sangat terang menderang kalau tindakan cebong dan kamret di pilpres kemarin tak berbuah apa-apa, malah merugikan banyak kalangan, termasuk diri kita sendiri. Mengikuti politik itu tak salah, tak juga dilarang. Akan lebih baik bila mengikuti politik dengan pikiran yang jernih dan lebih terbuka menilai politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun