Mohon tunggu...
Lamsihar Siregar
Lamsihar Siregar Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Foto di salah satu lokasi kerja

S.Kom | HSE iNspector | Pelalawan-Riau

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Facebook Harus Meningkatkan Sistem Pencegahan Berita Hoaks

14 Februari 2018   10:19 Diperbarui: 14 Februari 2018   16:54 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar/Foto dokumen pribadi


Penulis: Lamsihar Siregar

Tahun 2018 - 2019 merupakan tahun politik di negeri ini, seperti biasa bukanlah hal baru bila kita menemukan berita-berita hoaks / bohong yang beredar di jejaring sosial seperti salah satunya di facebook. banyak berita yang sesuai fakta dan banyak pula berita yang berisi kebohongan yang beredar di facebook.

Tercatat pengguna Facebook  di indonesia pada pertengahan tahun 2017 mencapai 115 juta, dan 97 persen pengguna aktif yang terhubung melalui smartphone. Untuk jumlah pengguna facebook ini indonesia berada di urutan ke empat terbanyak di dunia.

Berarti bisa dikatakan bahwa saat ini facebook merupakan wadah penyebaran berita yang cepat, mudah dan banyak diterima oleh masyarakat. Saat ini banyak masyarakat kita yang sudah tidak tertarik menonton  berita dari televisi apalagi membaca berita dari koran, dan yang lebih parahnya lagi ada banyak masyarakat yang hanya menerima berita cukup lewat kuping saja, cuma dengar cerita dari mulut A ke mulut B sudah percaya tanpa periksa kebenarannya, kupingnya sakti pula tuh, yang didengar misal cuma 10 nanti yang disampaikan mulutnya bisa lebih dari 60, masyarakat saat ini lebih suka menggunakan hp untuk menerima berita yang tersebar di lini masa Facebook, ini fakta, ya wajar saja, karena masyarakat kita masih banyak yang belum tahu  menggunakan internet di hp. 

Cuma tahu menggunakan Facebook,  iG, dan youtube. Jadi ketika ditanya bagaimana membaca berita di google ? jawabannya dibalas bertanya, apa itu Google, download dimana, di hp ku udah ada Google apa belom ya ? Malah ada yang sampe bikin otak kita terduduk sedikit lagi mendekati  stroke, misal kalau diberitahu, membuka  pake UC browser aja atau chrome, kan udah ada di hp. Lantas  Jawabannya, lah tadi katanya suruh buka google sekarang kok malah disuruh buka UC browser ? chrome itu apa sih ?

Ini fakta dan tidak lucu, banyak masyarakat kita tidak tahu menggunakan google untuk menerima berita, padahal itu penting dikala mencari berita yang benar, tapi banyak yang menganggap itu tidak penting, yang penting bisa apload video yang lagi tour ke warung tetangga sebelah atau apload foto yang lagi makan nasi goreng plus ikan teri, dll.

Masih ada lagi kenyataan yang bikin miris, saya lihat sendiri banyak lulusan sarjana saat ini yang belum tahu cara menggunakan google untuk menerima berbagai berita, lulus sarjana cuma tahu flashdisk, kabel data, tapi tidak tahu membedakan situs berita yang dapat dipercaya, jadi kalau disodorkan berita miring yang bersumber dari blog gratis atau dari YouTube dengan embel - embel suara google teks udah langsung percaya tanpa sensor sedikitpun. dan ekspresi wajah pun langsung berubah kayak tiker pandan yang di lipet - lipet.

Ini adalah kenyataan, jadi wajar saja jika suatu saat nanti ada pemimpin di negeri ini di pilih oleh orang orang yang tidak tahu berita yang benar, ingat, demokrasi itu rohnya adalah suara terbanyak, tidak peduli suara dari orang dungu sekalipun yang penting suara terbanyak. negara demokrasi cocok untuk masyarakat yang tahu berita benar, tapi jika masyarakat kita telah menjadi korban berita kebohongan maka demokrasi bisa menjadi boomerang yang dengan mudah menghancurkan seseorang yang sepatutnya sangat layak menjadi pemimpin di negeri ini.

Kenyataan Facebook saat ini merupakan wadah penyebaran berita yang banyak diterima masyarakat, sudah seharusnya pihak Facebook  ekstra ketat dalam mencegah penyebaran informasi kebohongan, menurut saya saat ini kebebasan penyampaian informasi di Facebook terbilang sangat mudah walaupun Facebook sudah membuat menu pilihan laporkan. Tapi menurut saya itu belum cukup,karena masih banyak masyarakat yang malas melaporkan dan tidak tahu membedakan berita benar dan berita bohong.

Kenyataannya sebelum berita itu dilaporkan sudah banyak masyarakat yang menjadi korban berita kebohongan itu. jelas cara Facebook ini tidak efektif untuk mencegah berita kebohongan. Kondisi ini tentu memberi ruang yang sangat lebar untuk menyebarkan berita-berita hoaks / kebohongan yang bertujuan untuk menjatuhkan lawan politik, dan tidak sedikit yang telah memamfaatkan dalam dunia politik untuk mencemarkan nama baik seseorang  dan propaganda negatif yang dalam hal ini disebut sebagai kampanye hitam.

Masyarakat yang tidak tahu berita kebohongan adalah target yang mudah di dapat saat ini.

Misalnya:

Saya membuat satu blog dengan nama palsu, setelah jadi, kemudian  saya buat berita kebohongan di blog, isinya menceritakan tentang Jokowi keturunan PKI atau partai komunis Indonesia atau apalah itu, ini hanya contoh, kemudian saya sebarkan di Facebook lalu dibaca oleh banyak orang. hasilnya apa ?  Apakah langsung diblokir oleh Facebook ? tidak, Facebook menunggu  laporan yang telah tersedia di  menu, dampaknya akan banyak orang yang percaya, kaget, bahkan langsung membenci Jokowi, dampak  dari berita kebohongan ini sudah bukan hal baru.

Sementara untuk memastikan kebenaran suatu berita kebohongan bukanlah perkara mudah, dan juga bukan perkara mudah untuk mengajari masyarakat agar mengetahui berita yang benar ataupun berita kebohongan. Apakah perlu kita pasang baliho disetiap daerah yang bertuliskan cara mengetahui berita benar atau berita bohong, agar masyarakat membaca dan mengerti ? bisa saja kalau pemerintah ingin melakukan.

Namun permasalahannya menurut hemat saya bukanlah pada banyaknya masyarakat yang tidak tahu membedakan berita kebohongan itu. 

Permasalahannya menurut saya berada pada pihak facebook itu sendiri yaitu sistem pencegahan berita bohong yang masih lemah dan tentu sudah saatnya pihak facebook meningkatkan cara yang sudah ada saat ini.

Saat ini berita kebohongan yang disebarkan melalui facebook dapat dilakukan melalui akun, halaman dan group, menurut saya fokus ke halaman dan group saja, karena akun biasanya hanya membagikan berita atau informasi dari halaman maupun group, dan bila akun itu sendiri yang menyebarkan informasi masih bisa menggunakan cara facebook saat ini atau dengan menu laporkan.  Halaman dan group tentu dibagi lagi dengan beberapa  tujuan misalnya ada halaman  atau group dengan tujuan pendidikan, musik, politik dll. 

Jadi cukup dengan menyaring disetiap penyebaran informasi melalui halaman dan group yang bertujuan politik saja, Facebook pasti memiliki  data itu, dan untuk halaman dan group itu Facebook dapat mewajibkan setiap penyebaran informasi harus menyertakan sumber berita misalnya, berupa gambar, video atau berupa URL (Uniform Resource Locator). jadi disetiap informasi yang disebarkan nantinya wajib menyertakan sumber berita informasi tersebut, sumber berita itu sangat perlu untuk diperiksa kebenarannya sebelum disebarkan ke publik dan tentu pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan oleh manusia artinya tentu pihak facebook akan menambah karyawan untuk melakukan pemeriksaan sumber berita tersebut.

Karyawan facebook itu hanya untuk memeriksa penyebaran berita bohong yang disebarkan dari halaman dan group yang berbahasa Indonesia dan bertujuan politik, jadi tidak perlu menunggu laporan dari masyarakat, menurut saya facebook punya data ini dan mudah bagi Facebook untuk memilah-milah data ini.

Menurut perkiraan saya karyawan yang dibutuhkan sudah cukup 50 orang, dan apa tugasnya :

note: nomor 1 dan 2 masih dapat dilakukan tanpa manusia.

1. Menandai setiap halaman yang memiliki minimal 50 penyuka halaman yang bertujuan politik dan menandai setiap group  yang bertujuan politik yang memiliki minimal 50 anggota group. pihak facebook pasti memiliki sistem ketika halaman dan juga group melakukan postingan baru.

2. Setiap menyebarkan informasi maka wajib menyertakan sumber berita berupa gambar, video, URL dll. facebook mudah melakukannya tanpa manusia.

3. Karyawan facebook memeriksa disetiap sumber berita itu dan jika sumber berita itu merupakan berita kebohongan maka Facebook berhak  untuk menghapus atau menahan informasi tersebut sebelum tersebar ke publik.

*dan karyawan yang dipekerjakan adalah manusia yang telah terlatih untuk mengetahui sumber berita yang terpercaya.

Sekian

*****

Trimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun