Mohon tunggu...
Stephanus Ivan
Stephanus Ivan Mohon Tunggu... Dosen -

Nama lengkap: Stephanus Ivan Goenawan (SIG).\r\nSebagai Penemu Metris: Ilmu Hitung Penyempurnaan cara Tradisional/Vertikal & Dosen FT Univ. AtmaJaya.\r\nPada tahun 2009 telah memperoleh penghargaan dari Muri sebagai penemu Metris. \r\nPenghargaan Kemenristek Tahun 2010: Penyempurnaan Ilmu Hitung di Dunia via Metris. Penulis Buku: Gen Metris, Mencetak Einstein, Metris Perkalian, Pangkat, Pembagian Ajaib. (sigmetris.com)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia Mahkluk Pembelajar

18 Juni 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_170262" align="alignleft" width="313" caption="Ilustrasi : www.teachers.ab.ca"][/caption]

Manusia secara mental merupakan mahkluk pembelajar artinya di dalam dirinya selalu terjadi perubahan dinamis dalam pemahaman terhadap suatu masalah.Arah perubahan yang akan terjadi sangat tergantung dari pemahaman pengetahuan sebelumnya.Selanjutnya bila proses perubahan telah terjadi maka akan menjadi suatu pengalaman.Dan pengalaman tersebut berpotensi menjadi pengetahuan yang akan mengarahkan perubahan ke depan selanjutnya.

Bila dicermati dengan seksama proses pemahaman mental tersebut merupakan suatu lingkaran tertutup. Tentu saja proses lingkaran tertutup tersebut dapat mengarah ke dalam atau ke luar.Proses mental dengan arah ke dalam mengindikasikan bahwa pemahaman yang diperolehnya mengarah ke sikap mental makin tertutup terhadap pemahaman lain serta makin mengarah keperspektif tunggal saja.Sebaliknya proses mental dengan arah ke luar berarti pemahaman yang diperolehnya mengarah kesikap mental makin terbuka luas terhadap pemahaman lain karena mempunyai kemampuan menganalisa dengan perspektif jamak.

Pada umumnya arah mental yang terjadi tidak selalu linier kesatu arah tertentu melainkan terjadi gerakan mental dua arah, ke dalam dan ke luar.Hanya dalam periode tertentu dapat disadari arah mana yang akhirnya lebih dominan.Kemampuan untuk menyadari atau instropeksi diri ini menjadi sangat sulit dilakukan bila yang menilai diri atau kelompok sendiri.Tentu saja, karena hasil penilaiannya lalu menjadi tidak obyektif.

Faktor yang mempengaruhi arah pergerakan mental tersebut ada dua.Pertama adalah sifat dari obyek yang akan dianalisa dan dinilai tersebut dapat bernilai kualitatif atau kuantitatif.Faktor kedua adalah pemahaman pengetahuan sebelum analisa terhadap obyek tersebut dilakukan oleh penganalisa.

Bila sifat obyek yang akan dianalisa bernilai kualitatif maka kecenderungan pergerakan arah mental dalam waktu singkat menjadi kurang jelas karena hasil setelah analisa dilakukan menjadi tidak dapat diukur.Sebaliknya untuk obyek yang akan dianalisa bersifat kuantitatif, dalam waktu singkat arah pergerakan mental dapat dengan jelas dilihat karena memang setelah analisa dilakukan hasilnya terukur.

Pemahaman pengetahuan sebelum analisa dilakukan merupakan faktor kedua sekaligus yang utama dalam mempengaruhi arah pergerakan mental tersebut.Pengetahuan tersebut menjadi faktor utama karena pemahamannya bertindak sebagai subyek yang berfungsi sebagai penganalisa dan penilai.Oleh karena itu isi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam memori sangat penting.Tentu saja bentuk pengetahuan dasar yang harus menjadi landasan berpikir bukan dalam bentuk doktrin benar atau salah tetapi suatu cara bernalar.Bernalar merupakan cara berpikir yang mampu menghasilkan kesimpulan serta mampu dan sedia memperbaiki kembali kesimpulan yang pernah dihasilkan dari pemahaman sebelumnya.Jadi kesimpulan apapun yang telah dihasilkan oleh pikiran sendiri atau orang lain dapat mengalami perubahan.

Cara bernalar terbagi menjadi dua kategori, bernalar secara deduktif dan induktif.Kategori pertama yaitu bernalar deduktif (Logis)merupakan proses berpikir yang akan membuat kesimpulan berdasarkan aturan-aturan yang telah diketahui dan disepakati bersama.Sedangkan untuk kategori kedua adalah bernalar induktif (persepsi indra) yang merupakan proses berpikir untuk membuat kesimpulan berdasarkan suatu pola yang muncul berulang-ulang.Bila dicermati pendefinisian tersebut juga dapat diartikan bahwa arah bernalar logisdari berpikir umum menuju ke khusus, sedangkan arah bernalar berdasarkan persepsi indra adalah dari berpikir khusus menuju ke umum.

Konsep logika Metris merupakan cara berpikir yang dapat bekerja dengan dua arah nalar.Arah nalar pertama adalah proses berpikir dimulai dari mengembangkan suatu pola keteraturan dari aturan yang telah ada kemudian bergerak mengklasifikasikan beberapa masalah ke dalam pola keteraturan yang telah dihasilkan tersebut.Arah nalar kedua yaitu proses berpikir diawali dari usaha mengenali beberapa masalah dengan mengklasifikasikan ke dalam beberapa kategori atau pola, kemudian bergerak mencari pola penyelesaian berdasarkan kategori yang telah diperolehnya dan tujuan yang akan dicapai.

Kedua arah nalar tersebut bila dicermati juga dapat diartikan lain dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana.Aras nalar pertama merupakan proses berpikir dari logis menuju ke persepsi indra.Sebaliknya untuk aras nalar kedua adalah proses berpikir dimulai dari persepsi indra kemudian diakhiri dengan nalar logis.Dalam pelatihan guna mempertajam kedua aras nalar ini dapat melalui logika Metris dengan menggunakan sarana angka atau bilangan.

Penulis : Stephanus Ivan Goenawan

Penemu Metris

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun