Mohon tunggu...
Sigit Prasetya
Sigit Prasetya Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa sejarah

Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA Jakarta/ Mafesripala FE Unsri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ambigu Seorang Wartawan

25 Mei 2019   02:43 Diperbarui: 25 Mei 2019   05:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi 22 Mei 2019, Jakarta/Dok : Sigit Prasetya

Saya yakin, para wartawan dalam menanggapi hal tersebut dengan bijak sekaligus sabar. Tak perlu dirubah karena memang telah menjalani pekerjaan sesuai SOP. Namun, wartawan harus terus memiliki sikap profesional dalam bekerja.

Terlepas dari rasa kebingungan prihal menaggapi emosi masyarakat, wartawan  harus tetap fokus pada pekerjaannya yang menyajikan berita-berita terhangat sesuai fakta.

Dalam kejadian aksi 21-22 Mei 2019, masyarakat yang tak hadir belum mengetahui pasti kejadian. Wartawan yang sedang bekerja meliput kejadian yang sedang terjadi seringkali menerima intimidasi-intimidasi. Hal tersebut tidak pernah diketahui masyarakat. Bahkan ancaman nyawa menjadi taruhannya pun diterima oleh seorang yang bekerja sebagai wartawan.

Dalam menyikapi informasi-informasi di publish media-media massa atau media sosial, seharusnya masyarakat yang terprovokasi dengan naik darah tingkat tinggi melihat informasi yang tersaji tersebut, harus mampu menganalisa dan mencari tahu serta melihat beberapa sumber berita tentang kejadian tersebut. Namun, lagi-lagi patah omongan, sebab mereka sudah dapat dipastikan memiliki pemikiran bahwa media-media A,B, dan C sampai Z telah dikuasai oleh pihak tertentu. Wajar hal persepsi tersebut terjadi, toh mereka bagian yang merasa dirugikan.

Dari segala problema tersebut, saya sempat memiliki pemikiran bahwa bekerja sebagai wartawan adalah pekerjaan yang membingungkan. Bagaimana tidak membingungkan? "Ya dong ini salah, itu salah gak ada yang benernya, jadi yang mana yang benarnya?". Itu sudah biasa diterima media massa penyaji informasi publik.

Hingga saat ini terkait kericuhan yang terjadi, para wartawan masih tetap bekerja mengambil gambar dan observasi keadaan disekitar pasca kejadian demi memberikan informasi ke seluruh penjuru masyarakat.

Maka daripada itu alangkah baiknya kita saling menghargai pekerjaan orang lain. Apalagi pekerjaan sebagai wartawan tidak mudah, dann kita wajib menghargai betul. Sebab pekerjaan sebagai penyaji informasi harus profesional dan bekerja sesuai aturan yang belaku dengan didasari Kode Etik Jurnalistik serta Undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1994.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun