Mohon tunggu...
Sigit Budi
Sigit Budi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger ajah

blogger @ sigitbud.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar dari Tiongkok, Peluang Bisnis di Balik Pemblokiran

17 Juli 2017   11:09 Diperbarui: 17 Juli 2017   11:11 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang perlu dipersoalkan dari pemblokiran Telegram ? Toh tidak berarti banyak bagi pertumbuhan ekonomi nasional, justru bisa dimanfaatkan untuk mendorong tumbuhnya industri kreatif di bidang IT. Pola pikir bahwa pemblokiran adalah sebuah pemberangusan kebebasan berkomunikasi dan berpendapat tidaklah masuk akal.

Negara sebesar Indonesia perlu pemerintah yang kuat dan mampu melindungi kepentingan nasional, bukan melayani perusahaan,organisasi transnasional tapi melayani kepentingan rakyat. Inilah yang dilakukan pemerintah Jokowi untuk menangkis serangan  proxy war  organisasi keagamaan radikal. Apa salahnya ?

"Karena memang tidak hanya 1, 2, 3, 4, 5, atau 6, tetapi ribuan (saluran percakapan) yang ada di Telegram. Dan, hal itu mengganggu keamanan negara dan masyarakat," ujar Jokowi menegaskan. Tempo.co

Apakah  penentang pemblokiran Telegram Web apakah penyokong pembuat aplikasi dari negeri Kafir ?  Dimana nasionalisme para penentang tersebut ? Momentum pemblokiran Telegram entah apa alasannya adalah momentum industri kreatif bidang IT berlomba -- lomba membuat platform lokal berbasis messenger aman dan nyaman sebagai pengganti Telegram. Siapkah kita ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun