Ya, dari penggalan chat di atas saya bukan bermaksud membully ya, tapi bermaksud baik, yaitu meliterasikan bahasa. Atau bila dikaitkan dengan penggalan chat di atas, maka menulis pesan via WA pun sebenarnya perlu literasi atau perlu dibahasakan dengan tepat agar tidak salah memahami.
Bahkan yang jadi fenomenal itu adalah, soal chat yang kadang bikin gagal paham ini juga bukan sekali dua kali terjadi, sehingga memang sebenarnya komunikasi tertulis kita ini memang perlu diliterasikan dengan baik dan bijak.
Ya, literasi dengan maksud berbahasa dalam rangka menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk berkomunikasi sesuai dengan tujuannya.
Meskipun kelihatannya chat kita atau komunikasi kita melalui bentuk pesan di WA itu sepele, tapi seyogianya kita juga mestinya tetap membahasakannya dengan bijak.
Hal ini agar pesan yang disampaikan dapat saling dicerna sesuai pemikiran atau sesuai apa yang dimaksudkan. Sehingga tidak terjadi salah paham dan salah penafsiran.
Bahkan, tanda baca pun penting juga untuk diperhatikan terkait perpesanan di WA ini, kita bisa bayangkan bagaimana bila pesan WA yang kita terima engak ada titik dan koma.Â
Wah bisa repot kan memahaminya. Ini pesan chat maksudnya apa sih, pesan kok enggak ada jedanya dimana, titiknya dimana, komanya dimana. Akhirnya jadi susah di mengerti.
Di sinilah yang sering juga menimbulkan konflik, pesan sebenarnya bermaksud baik, tapi karena meliterasikannya atau membahasakannya kurang tepat malahnya pesan tersebut dipersepsikan buruk.
Inilah yang tentunya jadi masukan bagi kita bersama bahwasanya literasi melalui pesan WA ini pun sebenarnya perlu literasi.
Dengan literasi, tingkat pemahaman kita dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi lebih baik.Â