Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kalau Enggak Dibantu Beasiswa, Saya dan Adik Bakalan Drop Out!

30 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 30 Juli 2022   21:20 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Beasiswa atau Scholarship bagi Mahasiswa | Dokumen Gambar Via Okezone.com.

Ya. Kalau bicara soal beasiswa ini, penulis jadi ingat, bahwa betapa penting dan berharganya Beasiswa ini dapat membantu banget saat dulu penulis dan keempat adik penulis pernah menempuh kuliah, baik itu saat penulis menempuh kuliah Strata 1 (S-1), menempuh Akta profesi Akuntan, hingga menempuh kuliah Strata 2 (S-2).

Bagaimana tidak, biaya kuliah yang tidaklah sedikit, ditambah biaya kesehariannya dan bayar kosan, dan juga biaya hidup lainnya di rantau, maka dengan adanya Beasiswa sangatlah meringankan beban hidup di rantau saat menempuh kuliah.

Apalagi kemampuan ekonomi orangtua penulis bukanlah dikatakan tingkatan yang mampu untuk membiayai kuliah lima orang anak-anaknya, jadi bisa dibayangkan bagaimana mumetnya orangtua penulis membagi-bagi biaya kuliah penulis dan adik-adik penulis.

Dulu waktu saya sendiri yang masih sendiri kuliah, orangtua saya sih masih kuat membiayai, tapi ketika sudah mulai menyusul salah satu adik perempuan saya, dan berikutnya mulai disusul dua adik perempuan saya, dan terakhir si bungsu yang paling cantik ini, mulailah orangtua saya terasa, betapa beratnya menguliahkan lima anak ini.

Meskipun kalau dari status pekerjaan bahwa Ayah dan Ibu saya keduanya adalah pegawai negeri, tapi biar bagaimanapun juga menguliahkan lima anak-anaknya bukanlah perkara mudah, kedua orangtua saya sampai harus pontang-panting cari biaya tambahan demi berjuang bagi anak-anaknya agar bisa sampai lulus kuliah.


Hutang sana sini, tambal sulam sana-sini, jual harta benda, jual sawah, jual tanah, asalkan lima anak-anaknya tetap bisa kuliah sampai lulus, begitulah bagaimana perjuangan orangtua kami berlima.

Jelas bukan, betapa tidak mudah orangtua itu berjuang menguliahkan anak-anaknya, betapa harus jatuh bangunnya orangtua itu demi berjuang bagi anak-anaknya agar kuliahnya jangan sampai gagal.

Ya, kami berlima pun menyadari bagaimana kesulitan orang tua kami dalam rangka menguliahkan kami, sehingga kami berlima sepakat entah bagaimana caranya kami harus bisa sedikit banyaknya dapat meringankan beban orang tua kami dalam menguliahkan kami.

Saat dulu penulis usai yudisium Pendidikan S-1 | Dokumen Pribadi.
Saat dulu penulis usai yudisium Pendidikan S-1 | Dokumen Pribadi.

Ya, semakin naik semester dan tahun demi tahun berjalan ditambah hidup dirantau saat kuliah, biaya hidup dan biaya kuliah terus meningkat, orangtua kami semakin kesulitan membiayai kami.

Orangtua kami pun sudah mengungkapkan kepada kami, bahwa sudah tidak mampu lagi untuk membiayai kuliah kami berlima, ya tentu saja kami berlima memahami hal itu.

Jujur, sebagai yang tertua, apalagi saya laki-laki satu-satunya, maka saya lah yang merasa paling bertanggung jawab, sempat saya ingin berkorban dulu untuk saya mengalah dengan cuti kuliah dan kerja paruh waktu dulu sambil mengumpulkan uang, untuk bantu biaya keempat adik perempuan saya, akan tetapi keempat adik perempuan saya menolak.

Kalau begitu bukan solusi kak namanya, kalau kayak gitu lebih baik kita semua sama kayak kakak, atau kalau mau drop out ya sama sama kita drop out, ya begitulah ungkapan keempat adik perempuan saya. 

Sehingga dari sinilah kami berlima kompak dan sepakat untuk memburu beasiswa dan juga sama-sama cari kerja paruh waktu demi meringankan beban orangtua kami membiayai kuliah kami.

Oleh karenanya kami berlima memanfaatkan setiap adanya informasi beasiswa di kampus, di koran, di radio, dari bank, dan dari berbagai stakeholder lainnya yang menawarkan beasiswa bagi Mahasiswa.

Setelahnya dari apa yang dipersyaratkan dari Beasiswa yang ditawarkan tersebut, maka segeralah kami urus, meskipun ribet juga urusannya namun demi membantu orangtua kami, maka kami terus berupaya optimal demi mendapatkan Beasiswa-beasiswa yang ditawarkan tersebut.

Ilustrasi Gambar Beasiswa atau Scholarship bagi Mahasiswa | Dokumen Gambar Via Scholarshipofficial.com
Ilustrasi Gambar Beasiswa atau Scholarship bagi Mahasiswa | Dokumen Gambar Via Scholarshipofficial.com

Alhamdulillah seiring waktu, kabar baik datang, pengajuan Beasiswa kami ada yang diterima, meskipun di antara kami ada yang masih gagal dapat beasiswa tapi beberapa dari kami yang sudah dapat Beasiswa saling membantu.

Bahkan tidak sampai di situ, dari penghasilan kerja paruh waktu kami, maka kami juga saling membantu, ya kerjasama pun terbangun diantara kami berlima, di sinilah kami juga menyadari bagaimana kuliah itu di antara sesama saudara harus teamwork.

Nah, pada saatnya masa beasiswa ada yang habis periodenya, maka kembali kami kompak bersama mengejar Beasiswa-beasiswa yang ditawarkan berbagai pihak, dan seperti sebelumnya Alhamdulillah ada saja yang berhasil kami peroleh, bahkan Adik bungsu saya yang sebelumnya gagal, malah dapat Beasiswa plus-plus, alias sanpai lulus ditanggung beasiswa dari suatu perusahaan.

Ya. Mengetahui bagaimana kami berlima kompak begini dalam rangka kuliah ini, jelas orangtua kami bahagia, bangga, sedih, dan campur haru, ternyata anak-anaknya mengerti bagaimana kesulitan orangtuanya dalam membiayai kuliah ini.

Penulis dan Keempat adik-adik perempuan penulis dan kedua orangtua penulis | Dokpri
Penulis dan Keempat adik-adik perempuan penulis dan kedua orangtua penulis | Dokpri

Singkat kata, kami enggak jadi drop out, kami sampai lulus sangat terbantu dengan Beasiswa yang kami dapatkan selama kuliah, dan bisa membanggakan dan membahagiakan orang tua kami.

Nah, setelah lulus kuliah S-1, jelas kami punya jalan masing-masing, ada yang bekerja seperti saya misalnya yang Alhamdulillah bisa keterima jadi PNS dan sambil itu juga lanjut kuliah S-2 dan Akta Profesi, ada juga adik saya yang langsung lanjut S-2 dengan dibantu beasiswa yang diterimanya, ada juga yang mengikuti jejak saya, langsung bekerja dan sambil bekerja lanjut kuliah S-2.

Yang jelas, berkaca dari pengalaman saya dan keempat adik saya, jelaslah sudah betapa membantunya Beasiswa ini dalam rangka menempuh kuliah, maka dari itu meskipun saya dan beberapa adik saya yang sudah bekerja tetap juga memanfaatkan berbagai peluang penawaran Beasiswa untuk S-2.

Dan Alhamdulillah Beasiswa S-2 pun bisa kami dapatkan, sebab kalau enggak begitu ya cukup berat juga mengimbanginya dengan penghasilan bagi kami yang baru saja bekerja.

Nah, itulah sekilas pengalaman saya dan keempat adik saya ini soal Beasiswa ini, ya kalau enggak ada Beasiswa ini, maka jelaslah dulu saat kami berbarengan kuliah, bisa jadi diantara kami ada yang drop out. Tapi Alhamdulillah ternyata ada jalan keluarnya, kami sangat terbantu dengan Beasiswa.

Jadi, bagi adik-adik Mahasiswa lainnya, jangan pernah buang kesempatan emas soal Beasiswa ini, kalau ada penawaran jangan dilewatkan, ambil, dan berupayalah dengan gigih untuk bisa mendapatkannya.

Kalau semisal gagal sekali, coba lagi, gagal lagi, ya coba lagi, jangan menyerah, dan jangan lupa, dalam setiap gagal itu ya harus instrospeksi supaya enggak gagal lagi itu harus bagaimana, sampai bisa dapat memenuhi syarat dapat Beasiswa.

Sekali lagi, Beasiswa itu penting, dan sangat membantu dalam menempuh perkuliahan, dan juga meringankan beban orangtua, apalagi bagi Mahasiswa rantau, jadi jangan remehkan dan dilewatkan kesempatan emas soal Beasiswa ini.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun