Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Kegigihan "Jonjay" hingga Jadi Kucing Kesayangan Keluarga

29 Maret 2021   11:23 Diperbarui: 29 Maret 2021   11:34 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Si Jonjay | Dokumen pribadi

Kucing Kecil atau masih Anakkan yang saya pungut itu, sekarang jadi kesayangan keluarga kami.

Ya, si "Jonjay" namanya, kucing kesayangan kami sekeluarga, yang dulu saya pungut dari tempat pembuangan sampah di area blok ujung dekat rumah.

Dulunya saat saya pungut dari tempat pembuangan sampah, dia masih sangat kecil banget, kurus dan kotor, tapi sekarang sudah mulai dewasa, bertumbuh besar, tubuhnya tambun tapi chuby banget, imut dan menggemaskan.

Manjanya Jonjay ndesel di punggung saya | Dokpri
Manjanya Jonjay ndesel di punggung saya | Dokpri
Awalnya sih saya tidak ada niat untuk memungut si Jonjay ini, namun entah kenapa waktu itu, saya jadi iba, tersentuh dan trenyuh melihat si Jonjay kecil ini begitu gigih mengejar dan mengikuti saya berjalan kembali ke rumah.

Saya juga sempat melihat jonjay berhenti sejenak, menatap saya, namun setelahnya kembali lagi dia bangkit dan berjalan mengejar langkah saya dengan gigih.

Duhai, saya rasanya jadi nggak tega banget, melihat si Jonjay ini sebegitu gigihnya dia mengejar saya, sudah dia masih kecil banget, kurus, kotor, apalagi dia begitu tabah dan gigih banget mengejar saya.

Karena nggak tega, akhirnya saya tunggu dia sampai kepada saya dan setelahnya sampai kepada saya, dia langsung ndesel-ndesel di antara kedua kaki saya, sambil terus mengeong, iba hati saya melihat dia, hati nurani saya serasa bersuara, untuk menguggah sejumput rasa welas asih untuk memelihara dia.

Ya sudahlah, akhirnya saya ikuti apa yang jadi kata hati saya, sehingga saya putuskan untuk memungut dan memelihara si Jonjay.

Sesampainya di rumah, istri saya pun bertanya, "Kucing darimana itu sayang".

"Dari tempat sampah di ujung blok sana sayang, kesian sayang, nggak tega ngelihatnya, ngejar Abi terus pas tadi mau pulang sayang, jadi ya Abi ambil aja, lagian juga ini kucing jantan, jadi kita pelihara saja ya sayang", jelas saya.

"Ya sudahlah, nggak papa, ini juga kita belum pernah punya kucing di rumah, bisa jadi teman juga buat anak kita si Kenzo", kata istri saya.

Alhamdulillah, istri saya ternyata setuju untuk memelihara si Jonjay, sempat juga agak ragu dan takut-takut sih kalau istri nggak setuju, namun ternyata istri saya setuju juga untuk memelihara kucing kecil ini yang akhirnya saya beri nama Jonjay ini, enggak tahu juga kok jadi Jonjay saya namai dia, ya terbersit gitu aja sih.

Singkat cerita, ternyata si Jonjay sangat betah banget tinggal bersama kami, bahkan dulunya dia masih kecil, kurus banget, dan dulunya masih lincah dan gesit karena masih singset, sekarang tubuhnya makin tambun, tapi tetap saja si Jonjay ini menggemaskan banget, beda banget sama saya yang tetap kurus, hohoho.

Polah manja si Jonjay | Dokpri
Polah manja si Jonjay | Dokpri
Jonjay pun begitu akrab berteman sama si Kenzo, dan istri saya, apalagi si Jonjay nggak pernah nakal, kalau dia pup juga nggak pernah sembarangan, entah kenapa juga perilakunya manja, anteng dan tenang banget, seakan-akan ngerti banget kalau dia itu sudah jadi kesayangan keluarga.

Kalau saya pulang kerja, si Jonjay ini langsung datang menyambut saya dengan rayuan meongnya dan polah ndesel-ndeselnya minta disayang, bahkan saya pun jadi sering kangen sama tingkah polah si jonjay ini kalau saya pas kena kerja dinas luar.

Jadi bahagia rasanya, kami melihat si Jonjay bisa tumbuh dewasa di keluarga kami, meskipun si Jonjay hanyalah kucing yang pernah saya pungut, tapi dia sudah jadi bagian dari keluarga kami.

Jonjay dari kecil hingga tumbuh dewasa | Dokpri
Jonjay dari kecil hingga tumbuh dewasa | Dokpri

Memungut iba dan welas asih berbuah kasih sayang.

Ya begitulah yang bisa saya petik dari hikmah memungut si Jonjay ini, betapa ternyata rasa welas asih itu bisa tumbuh kepada binatang, seperti ada suara Tuhan melalui hati dan nurani saya untuk menyayanginya dengan ikhlas.

Inilah juga yang menyebabkan saya nggak habis pikir dan prihatin kalau menyikapi adanya berbagai berita tentang penyiksaan dan pembunuhan kucing secara keji, kok tega banget ada yang bertindak seperti itu.

Padahal binatang pun punya hak untuk hidup yang semestinya, punya hak juga memperoleh kasih sayang dari manusia di antara sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ya, mudahan saja perilaku-perilaku keji terhadap kucing tidak lagi terulang, dan mudahan pelakunya yang sudah tertangkap dapat diproses sesuai hukum yang berlaku, karena memang ada aturan hukumnya yang mengatur soal itu.

Nah, itulah sekilas cerita saya tentang si Jonjay kucing kesayangan keluarga dan jadi bagian dari keluarga kami ini, termasuk apa yang menjadi hikmah yang bisa saya petik ketika dulu saya memungutnya dari tempat pembuangan sampah.

Mudah-mudahan secuil kisah saya tentang si Jonjay kucing kesayangan saya dan keluarga ini bisa menjadi inspirasi bersama terkait bagaimana mewujudkan rasa welas asih dan kasih sayang di antara sesama makhluk ciptaan Tuhan.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun