Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fenomena "Rizieqforia" dan "Rizieqphobia" di Tengah Pandemi

14 November 2020   14:31 Diperbarui: 14 November 2020   14:35 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen foto via Tirto.id

Daya tarik Habib Rizieq Shihab yang merupakan pemimpin ataupun ulama besar Ormas Front Pembela Islam (FPI) memang sangatlah fenomenal.

Ya, memang tidak dipungkiri aura kharismatik kepemimpinan Rizieq Shihab mampu menyedot perhatian masyarakat untuk bersimpati dan berempati kepada Rizieq.

Meskipun Rizieq seringkali diterpa tuntutan masalah hukum dan berbagai isu negatif lainnya, dan bahkan ternyata berbagai jeratan masalah hukum justru pernah memenjarakannya, namun herannya tidak mengurangi sedikitpun simpati dan empati masyarakat kepada Rizieq.

Senormalnya atau sewajarnya yang terjadi itu harusnya apa yang sudah di alami Rizieq sebagai mantan narapidana terkait masalah hukum yang pernah dilakukannya ini, dapat berdampak pada kharisma dan citranya.

Tapi anehnya, hal itu tidak berlaku pada Rizieq, dukungan simpati dan empati kepada Rizieq justru terbilang semakin deras saja mengalir.

Bahkan, justru jadi agak sulit juga membantah, bahwa ternyata simpati dan empati masyarakat ini berangsur-angsur menjadi fanatisme kepada Rizieq.

Ya, memang tidak ada yang salah dan tidak ada larangannya mengenai fenomena unik terkait tentang daya tarik Habib Rizieq Shihab ini, karena memang itu adalah hak masyarakat.

Namun yang jadi persoalannya itu adalah, kenapa kok bisa masyarakat yang berkerumun secara massal padahal masih di tengah pandemi korona terkesan jadi pembiaran ataupun dibiarkan saja oleh pemerintah.

Seperti halnya ketika Rizieq kembali pulang ke Tanah Air setelah hampir 3 tahun lamanya berdiam sementara di Arab Saudi.

Kepulangan Rizieq ke Tanah Air ternyata disambut dengan penuh kegembiraan dan suka cita, dan euforia dari para pendukungnya dan masyarakat lainnya yang simpati kepada Rizieq.

Ya, di sini lah letaknya kalau boleh penulis istilahkan bahwa fenomena daya tarik Rizieq ini adalah sebagai "Rizieqforia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun