Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Asa Transparansi Pengusutan Aksi Para "James Bond" Pembakar Halte Sarinah

30 Oktober 2020   17:59 Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:02 3978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar para pelaku yang diduga melakukan pembakaran halte transjakarta sarinah | Dokumen NarasiTV/Via Tribunnews.com

Jurnalis sekaligus Presenter kondang Najwa Shihab membongkar sosok yang diduga adalah sebagai para pelaku pembakar Halte Transjakarta Sarinah.

Melalui kanal You Tube Narasi Newsroom (Narasi TV) dalam video bertajuk "Buka Mata -- 62 Menit Operasi Pembakaran Halte Sarinah", Najwa bersama Timnya mengungkap kelompok yang diduga adalah pelaku pembakaran halte transjakarta Sarinah.

Dalam video tersebut menggambarkan foto para terduga pelaku yang justru berbeda dengan empat orang yang telah ditangkap dan dijadikan tersangka pembakaran halte Sarinah oleh pihak Polisi.

Ya, terkait dengan apa yang telah terungkap ini memang sangat mengejutkan, Najwa Shihab bersama timnya termasuk canggih, bisa menemukan fakta yang amat penting.

Sehingga hal ini menjadi suatu kewajaran yang patut diduga, bahwa dalam aksi demonstrasi Mahasiswa dan Buruh yang terjadi pada tanggal 8 Oktober 2020 tersebut, menjadi rusuh karena telah disusupi oleh sebuah operasi rahasia.

Kalaulah boleh penulis analisa atau memberikan dugaan, maka apa yang dilakukan oleh para pelaku pembakar halte Sarinah tersebut adalah sangatlah mirip sekali dengan sebuah operasi rahasia berjenis Klandestin.

Dalam operasinya para pelaku adalah berperan sebagai para agen-agen rahasia layaknya "James Bond" yang bertindak sesuai keinginan dari sang User.

Operasi Klandestin adalah suatu jenis operasi yang dilakukan secara rahasia atau secara diam-diam dengan tujuan tertentu yang dilakukan dalam suatu operasi intelijen, perang atau kegiatan yang berbahaya dan berisiko lainnya.

Mereka melakukan gerakan rahasia, gerakan bawah tanah atau secara sembunyi-sembunyi, penggalangan, mobilisasi, mempengaruhi, membiayai dan memberikan fasilitas, menciptakan rencana, baik oleh para agennya langsung ataupun oleh sang User, lalu mengarahkan kepada gerakan operasional tertentu sesuai kepentingan pihak penggerak ataupun User.

Para pelaku dari operasi rahasia ini umumya sangat terlatih dan mahir melakukan pengamatan dan penggambaran, penyamaran ataupun berkamuflase, penjajakan (surveillance), percakapan elisitasi, dan penyusupan untuk memasuki area sasaran.

Operasi yang bersifat komplek, dengan sasaran operasi adalah komunitas manusia dalam jumlah besar (massal) yang jumlahnya ribuan ataupun lebih dengan tujuan mempengaruhi, menggerakkan, sampai memunculkan aksi operasional bahkan menimbulkan situasi kekacauan atau rusuh di lapangan.

Nah, sampai di sini, bila melihat apa yang diungkap oleh Najwa dan timnya terkait demonstrasi Mahasiswa dan Buruh yang akhirnya jadi rusuh karena terjadi pembakaran pada halte Sarinah di sekitar kawasan Bundaran HI, sangatlah begitu mirip.

Ilustrasi Gambar Najwa Shihab | Dokumen foto Via Indeksnews.com
Ilustrasi Gambar Najwa Shihab | Dokumen foto Via Indeksnews.com
Operasi yang dilakukan ini sebenarnya boleh dikatakan berhasil, sebab sesuai misinya, operasi ini bertujuan untuk membentuk stigmatisasi dari sasaran operasi, melalui berbagai opini dan rangkaian narasi (framing), yang disebarluaskan kepada semua lapisan masyarakat.

Dalam hal ini, tujuannya sangatlah jelas, yaitu menstigmatisasi demonstrasi Mahasiswa dan Buruh, agar jadi tertuduh melakukan pengerusakan, membentuk opini dan framing, bahwa demonstrasi adalah tidak murni alias ditunggangi dan pada kenyataannya memanglah berhasil.

Sehingga jadi alasan bagi aparat keamanan untuk melakukan tindakan pengamanan, bahkan sampai akhirnya jadi bertindak represif, dalam rangka membungkam dan menjinakkan gerakan-gerakan Mahasiswa dan Buruh ataupun masyarakat sipil lainnya.

Yang jelas, operasi rahasia berjenis Klandestin sesuai analisa dan dugaan penulis ini pasti ada User-nya, dan patut diduga sang User ada memiliki hubungan atas suatu kepentingan, bisa jadi sebagai kendaraan suatu kebijakan, bisa jadi juga ada campur tangan politis yang digunakan oleh para petualang-petualang politik sebagai kendaraan mereka untuk mempertahankan kekuasan, merebut kekuasan dan juga untuk menjatuhkan lawan-lawan politiknya masing-masing.

Perlu diingat juga, dalam catatan sejarah Indonesia, Rezim Orde Baru pernah menggunakan badan intelijen negara dan yang terkaitnya, untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, mengidentifikasi dan mengawasi dengan ketat para penentang, oposisi, dan mencoba untuk menciptakan apatisme domestik dengan berbagai cara, termasuk dengan mengendalikan media, serta bersifat represif dan berada di luar jangkauan hukum.

Sehingga pada akhirnya terjadilah penyalahgunaan badan intelijen dan terkaitnya yang luar biasa oleh Rezim Orde Baru untuk senjata kebijakannya dan kepentingan politiknya.

Nah, kaitannya dengan itu, penulis dan segenap bangsa ini tentu saja sangat benar-benar berharap dan berdoa dengan tulus dari hati yang paling dalam, semoga saja, apa yang pernah jadi sejarah kelam tersebut bisa dihindari, dijauhkan dan tidaklah diterapkan ataupun bukan dilakukan oleh pemerintahan Jokowi dan lingkaran terkaitnya.

Semoga saja, dalam kaitannya dengan kasus ini, badan intelijen negara dan terkaitnya, bisa menjaga jarak dengan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan, tidak berafiliasi dengan partai politik, dan tetap netral serta tidak dipengaruhi oleh politik praktis.

Mudah-mudahan, apa yang telah diungkap oleh Najwa dan Timnya tersebut, hanyalah ulah ugal-ugalan gelintiran oknum-oknum saja, para James Bond KW dan urakan, ulah oknum petualang-petualang politik, para trouble maker murahan yang berpikiran picik dan sempit yang melakukan niat hanya demi kepentingan politik dan karena kebodohannya saja.

Namun demikian, tentunya untaian asa transparasi dari publik untuk mengusut tuntas kasus kerusuhan pengerusakan halte Sarinah yang mendompleng Aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Buruh tetaplah dibutuhkan dan amatlah penting.

Harapannya adalah, semoga pihak aparat kepolisian dan pihak-pihak terkait lainnya dapat dengan bijak, bekerja secara jujur dan optimal, serta profesional dengan mengedepankan keterbukaan kepada publik, mengusutnya dengan berani dan tuntas terkait siapakah mereka ini sebenarnya, siapakah sebenarnya User di baliknya.

Demikianlah kiranya artikel ini penulis tuangkan, sebagai analisa dan hipotesa saja, yang bisa benar dan bisa juga salah total, sehingga penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafannya, oleh karenanya dengan tidak mengurangi rasa hormat penulis, agar dapatnya apa yang penulis tuangkan ini kiranya dapat dimaklumi.

Salam hangat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun