Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Sampai Pemerintahan Jokowi Jadi Otoriter, Sebab...

19 Oktober 2020   20:02 Diperbarui: 21 Oktober 2020   10:37 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar Presiden Jokowi didampingi Nenko Marves RI Luhut BP | Dokumen Foto milik Yudhi M/Antara via Republika.co.id

Tentu saja hal seperti ini tidaklah sejalan dengan ruang demokrasi publik yang mengedepankan kesetaraan komunikasi pada semua konteks sosial.

Padahal bila merujuk pada prinsip-prinsip demokrasi Pancasila di Indonesia, maka pemerintah senantiasa selalu bersama-sama dengan rakyat, berdialog dan berdialektika dengan kesetaraan menuju suasana komunikasi yang saling memahami.

Apakah ini pertanda kalau pemerintahan Jokowi sudah mulai ada gejala otoriter?

Pemerintahan otoriter adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan politik terkonsentrasi pada seorang pemimpin ataupun berkiblat kepada para pemimpinnya.

Mereka tidak dibatasi dengan aturan hukum dan membuat kebijakan di negara sesuai kehendak kepentingan pemerintahan dan jajarannya sendiri, bahkan termasuk kepentingan politik praktis.

Bentuk pemerintahan yang ditandai oleh kekuatan pusat yang kuat terstruktur dan sistematis serta kebebasan politik yang terbatas, termasuk tidak ada aturan konstitusi (undang-undang dasar) yang secara efektif membatasi dan mengatur para pemimpin negara.

Otoritarian hanya mengenal satu macam komunikasi, yaitu komunikasi satu arah, meskipun terkadang ada juga berlangsung komunikasi dua arah.

Tapi, komunikasi dua arah yang dilakukan seperti saling diskusi dan menanggapi, perbedaan dan pertentangan pendapat secara verbal atau secara konseptual, hanya akan dimengerti atau diketahui saja, sulit untuk dihayati dan diterima, komunikasi yang bebas dan terbuka berasal dari berbagai arah akan selalu dibantah.

Dalam bertindak mengutamakan karena memiliki kekuasaaan, maksudnya di sini adalah dengan pemaksaan kekuasaaan untuk membungkam yang tak sejalan, bahkan sampai menggunakan ancaman.

Kesemuanya dilakukan dengan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki negara, baik itu aparat dan perangkat pemerintahan lainnya.

Ya, kalau merujuk penjabaran soal Otoriter yang penulis rangkum dari berbagai sumber ini, maka bisa dikatakan pemerintahan Jokowi sudah termasuk ada gejala ke arah Otoriter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun