Inilah barangkali yang terkadang menyebabkan Pak Jokowi sering dianggap salah dalam mengambil keputusan, dan sering dianggap tidak konsisten terkait kebijakannya yang berubah-ubah, karena sebab ulah para pembisik-pembisiknya yang berhati iblis tersebut.
Sehingga menyebabkan tudingan-tudingan minor yang menyerang Pak Jokowi secara pribadi, padahal belum tentu juga keputusan kebijakan yang sering jadi pro dan kontra, kontroversi dan inkonsitensi tersebut adalah berasal langsung dari benak pikir, hati dan nurani pribadi Pak Jokowi.
Namun demikian, dibalik itu, pasti Pak Jokowi paham benar dengan situasi tersebut, tentunya dengan melihat berbagai sudat pandangnya yang arif dan bijaksana, maka penulis memiliki keyakinan, bahwa Pak Jokowi akan selalu berpegang teguh pada hati dan nuraninya, demi mengutamakan kepentingan rakyat dan negaranya, untuk melindungi negeri ini dari ulah para petualang politik yang hendak mengacaukan marwah demokrasi dan sistem kenegaraan Indonesia.
Inilah sejatinya, Pak Jokowi memiliki kecerdasan dalam membuat langkah-langkah politik memahami benar bagaimana menjiwai politik sejati, politik yang selalu identik dengan tatanan nilai, norma, dan tata krama untuk kepentingan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Kenegarawanan Pak Jokowi sudah selevel dengan BJ Habibie, Gus Dur, Sultan Hamengkubuwono IX, Adam Malik, Umar Wirahadikusuma, Soedarmono, Tri Sutrisno dan sosok negarawan sejati yang lainnya.
Yang pasti, kehadiran Pak Jokowi sebagai Presiden RI adalah takdir sejarah bagi bangsa Indonesia, bahkan untuk masa jabatan dua periode, tidaklah mungkin terjadi tanpa campur tangan dan kehendak Tuhan atas bangsa Indonesia.
***
Sigit Eka Pribadi.