Sebenarnya bukan hanya PDI Perjuangan saja yang pernah dihajar habis habisan di dunia maya, sebut saja Partai Demokrat yang kadernya terbentur masalah di Medsos terkait ujaran "paha mulus" bakal Calon Wakil Walikota Tangsel.
Bahkan sebenarnya masih banyak hastag negatif lainnya yang kerapkali menghajar para politisi dan partai politik di dunia maya.
***
Jadi, bila melihat realita yang penulis jabarkan ini, figur politisi amatlah sangat memberi dampak bagi partai politik.
Di sini juga yang perlu jadi catatan penting bagi para politisi dalam rangka menyadari entitasnya sebagai kader partai politik yang menjadi figur bagi publik.
Sebagai politisi, kader parpol, yang bertumpu pada cita cita partai politiknya, seharusnya bisa menjaga marwahnya sebagai politisi termasuk menjaga marwah partai politiknya.
Sebab apa, terkait bagaimana sikap dan perilakunya, kemanapun dan dimanapun, termasuk dihadapan publik, tentu politisi akan membawa martabat dirinya sekaligus mewakili martabat partai politik.
Para politisi seyogianya dapat bersikap dan berperilaku yang bijak bila harus bersinggungan dengan publik, jangan asal jeplak saja tanpa pertimbangan yang matang, termasuk halnya bila harus bersinggungan di dunia maya.
Komunikasi publik dan komunikasi massa yang di dalamnya termasuk bagaimana memberi pernyataan, ujaran, dan sejenisnya, baik itu kepada media massa dan publik, haruslah bijak.
Para politisi harus selalu mengedepankan nilai kepantasan, beretika, bertatakrama, bermartabat sehingga tidak menyakiti maupun merendahkan orang lain, begitu halnya juga dalam rangka mengedukasi publik.
Oleh karenanya, politisi harus membiasakan diri dengan kedalaman berpikir, menghindari kedangkalan berpikir, sehingga nalar politiknya akan cenderung membangun kebijakan-kebijakan politik yang bermutu dan berkualitas.
Politisi merupakan corong bagi partai politiknya dalam rangka mengajarkan kepada rakyat bagaimana sejatinya sistem politik itu bekerja.