Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sebuah Ironi "Kejomplangan", Oposan Ter-Lockdown dan Oposisi Nyaris Mati

22 Agustus 2020   11:28 Diperbarui: 22 Agustus 2020   18:57 2652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Geotimes.co.id/Sindonews

Ketidakberimbangan komposisi antara partai koalisi penguasa pemerintahan dan partai di luar pemerintahan di suatu sistem perpolitikan suatu negara bisa menyebabkan tidak sehatnya iklim demokrasi.

Ya, demokrasi yang sehat di suatu negara adalah bagaimana bisa terciptanya keseimbangan, bagaimana ada checks and balances serta proses dialektika dalam berbangsa dan bernegara.

Sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan peran orang sebagai oposan ataupun golongan oposisi yang konstruktif untuk mengawasi jalannya roda pemerintahan dan mengimbangi kekuatan kekuasaan pemerintah dan parpol koalisinya.

Bilamana tidak ada keberimbangan antara partai koalisi penguasa pemerintahan, maka kedepannya penguasa bisa berubah jadi absolut ataupun otoriter.

Sebagai oposan dan opisisi, orang, golongan, maupun partai berfungsi sebagai penyeimbang dan untuk menentang serta mengkritik kebijakan politik golongan yang berkuasa dalam pemerintahan.

Namun sayangnya belakangan ini pada periode kedua pemerintahan Joko Widodo, oposan dan opisisi dalam kancah perpolitikan di Indonesia pada terasa seperti sudah berada pada titik yang "nyaris mati".

Secara fakta dan realita yang terjadi, Parpol koalisi penguasa dalam pemerintahan terlalu kuat, terlalu jomplang dengan kekuatan Parpol oposisi yang berada di luar dari pemerintahan.

Bahkan oposan-oposan yang terlahir secara personal yang vokal bersuara untuk mengkritisi pemerintahan nyaris saja suaranya selalu dibungkam oleh kekuatan Parpol koalisi penguasa pemerintahan.

Ya, bisa dilihat saja sendiri, bagaimana fakta ini di ruang politik, bagaimana minim dan sedikitnya oposan yang bersuara kritis terhadap pemerintah, muncul sedikit langsung ditekan kekuatan Parpol koalisi penguasa pemerintahan.

Sehingga, kalau boleh di ibarat kata, kondisi demokrasi yang sudah terasa kurang sehat ini adalah layaknya kondisi di mana oposan yang ter-Lockdown di antara "Kejomplangan" nyaris matinya oposisi, sebuah kondisi ironi "Kejomplangan" yang nyata bagaimana oposan ter-lockdown dan oposisi nyaris Mati

Kalau kondisi ini terus terjadi, maka akan sangat riskan, bahkan cukup berbahaya bagi suatu negara, sehingga dalam hal ini, bukan tidak mungkin pemerintahan Joko Widodo akan berubah jadi absolut dan otoriter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun