Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar di Rumah Itu Bukannya Tugas yang diperbanyak, tapi...

29 Maret 2020   15:16 Diperbarui: 30 Maret 2020   13:36 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Metropolitan.id

Berkaitan dengan di liburkannya Sekolah hingga Perguruan Tinggi oleh pemerintah karena Pandemi Covid-19, maka para Siswa/i dan Mahasiswa/i harus melanjutkan pendidikan yang ditempuh dengan belajar di rumah.

Maka sesuai kebijakan ataupun imbauan pemerintah tersebut, artinya dalam hal ini kegiatan proses belajar mengajar dan perkuliahan tetap berjalan, tapi di jalankan secara metode daring.

Sehingga Dosen maupun Guru tetap punya tugas dan kewajiban untuk memberikan pengajaran, pembelajaran ataupun perkuliahan kepada para anak didik mereka.

Nah, setelah sekian lama proses belajar mengajar dan perkuliahan di rumah itu berjalan ternyata kebanyakan yang terjadi adalah, para Dosen dan Guru justru lebih memperbanyak tugas dibandingkan dengan memberi perkuliahan, pengajaran maupun pembelajaran.

Hal ini dialami dan dirasakan oleh istri saya yang sedang melanjutkan studinya  menempuh jenjang kuliah (S-2). Betapa istri saya sungguh kerepotan karena harus menyelesaikan banyak tugas perkuliahan yang diberikan oleh Dosennya.

Ditambah lagi, istri harus berjibaku dengan Work From Home yang diembannya dan pekerjaan rutin rumah lainnya. Saya jadi trenyuh melihatnya, dan coba saya bantu sebisanya, karena sayapun punya tanggung jawab pekerjaan yang mengharuskan saya on call selama 24 jam.

Begitu juga dengan para keponakan saya yang orang tuanya justru turut kerepotan karena harus membantu menyelesaikan tugas anak-anaknya yang diberikan oleh para Gurunya tersebut.

Dan secara umumnya hal ini tentu saja turut dirasakan juga oleh para mahasisawa/i dan Siswa/i ataupun para orang tua lainnya.

Berlatar dari ini semua, seyogianya para Dosen dan Guru agar kiranya dapat mempertimbangkannya, tentu yang namanya kritik ataupun saran boleh dong diungkapkan.

Bagaimana kalau kebijakan belajar di rumah bagi para anak didik itu, bukan tugas-tugasnya yang di perbanyak tapi pengajaran dan pembelajaran materi daringnya yang lebih diperbanyak.

Ya, kalau menurut penulis sih begitu, karena bisa dibayangkan bila setiap satu Dosen ataupun Guru memberikan tugas, ambilah minimal dua tugas saja, lalu di tambah lagi dari tugas bidang mata kuliah dan mata pelajaran dari para Dosen ataupun Guru lainnya sudah berapa tugas yang harus diselesaikan.

Belum lagi satu tugas selesai justru ditambah lagi dengan tugas lagi dan tugas lagi, nah loh kalau beginikan agak kurang elok sebenarnya.

Nah, dari semua ini akhirnya dengan menimbang dan mengamati, penulis memutuskan ikut mendukung aspirasi tersebut mewakili suara istri, para keponakan, orang tua keponakan, dan segenap anak didik yang lainnya, soal belajar dirumah kenapa kok justru tugas yang dibanyakin tapi kok proses perkuliahan ataupun belajar mengajar lebih sedikit?

(Bang Ozzy V. Alandika dan Kawan-kawan tuluung tuluung,, sepurane yooo suara rakyat ini hehehe).

Tentunya jadi lebih bagus lagi kalau materi pengajaran dan pembelajarannya yang diperbanyak, dan dalam hal ini Dosen dan Guru pasti lebih mengetahui dan punya trik ataupun strategi masing-masing bagaimana metode paling efektif dalam hal proses perkuliahan maupun belajar mengajar secara daring itu.

Ya, contohnya saja workshop dan seminar saja bisa kok digelar secara daring, tentu bukan hal yang tabu kalau metode daring tersebut diadopsi dan diterapkan dalam metode pengajaran daring oleh para Dosen dan Guru.

Ya, pastinya kalau sudah begini semua tentu setuju dan sangat mengakui memang jauh lebih baik kalau Sekolah dan Kuliah itu berlaku kembali seperti biasanya, tapi apa hendak dikata semua gegara pandemi Covid-19, mudah-mudahan pandemi global ini segera berakhir.

Di sinilah juga yang kedepannya perlu jadi bahan evaluasi pemerintah Indonesia khususnya buat Mendibud RI Mas Nadiem Makariem, ternyata dunia pendidikan kita belum cukup siap menerapkan metode belajar dirumah ataupun metode kuliah ataupun belajar mengajar secara daring.

Sehingga Mas Nadiem nampaknya perlu juga menengok kurikulum pendidikan, apakah perlu menambahkan secara permanen kurikulum perkuliahan dan pengajaran secara daring atau bagaimanalah baiknya, bila sewaktu-waktu memang metode daring ini harus digunakan dalam keadaan tertentu.

Ya, kita semua pasti setuju, pandemi global Covid-19 ini dapat segera diatasi dan dapat dimusnahkan dari muka bumi ini, semoga semua segera berakhir dan dunia pendidikan bisa segera pulih dan berjalan kembali seperti sedia kala.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun