Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilematisnya Janda di Antara Label Stigma (Stereotip Negatif) yang Melekat

26 Maret 2020   17:50 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:50 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar via Okezone.com

Sehingga pelabelan stigma tersebut dapat menyebabkan janda merasa semakin tertekan atas pandangan sinisme terhadap status stigma yang kerapkali selalu dilabelkan dengan narasi minor dan negatif oleh lingkungan sosial masyarakat tersebut.

Dan pada akhirnya dari pelabelan stigma terhadap janda dapat menyebabkan juga munculnya perilaku skeptisme di antara para janda, karena sudah kadung di labeli stigma dan stereotip yang selalu buruk oleh lingkungan sosial masyarakat maka sebagian dari mereka justru berlaku menjadi penggoda, pelakor, hingga perusak rumah tangga orang.

Hal-hal inilah kiranya yang dapat menyebabkan janda merasa semakin tertekan atas pandangan terhadap stigma yang selalu dilabelkan secara negatif oleh lingkungan sosial masyarakat ataupun akhirnya berperilaku skeptisme karena sudah terlabel dengan stigma tersebut akhirnya justru jadi membuat janda pesimis, karena sudah terlanjur selalu di nilai negatif oleh lingkungan sosial masyarakat.


Padahal secara umumnya pelabelan stigma, termasuk juga terhadap pelabelan stigma terhadap janda adalah penghalang terbesar yang membatasi orang di seluruh dunia terhadap peningkatan kualitas hidup orang lain.

Pelabelan stigma (stereotip negatif) terhadap janda harus dilepaskan, kenapa?

Ya, memang tidaklah mudah untuk membebaskan ataupun melepaskan pelabelan stigma terhadap janda dari pemikiran maupun dalam kehidupan lingkungan sosial masyarakat.


Tapi, tentunya perlu disadari dan direnungkan bersama, bahwa janda memiliki hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam hak asasi manusia, hak untuk hidup yang wajar dan semestinya, hak hidup untuk bebas dari pelabelan stigma yang selama ini dilekatkan seperti pendiskriminasian, pelecehan, penghinaan, dan pelabelan negatif lainnya terkait statusnya sebagai janda.

Stigma yang berlaku di masyarakat bahwa kalau wanita itu tidak lagi bersuami, karena suami meninggal atau diceraikan suami telah menjadi sosok wanita yang tidak sempurna lagi seyogianya mesti dapat dilepaskan.

Karena bagi wanita yang telah menyandang status janda baik itu janda disebabkan karena cerai ataupun ditinggal meninggal suami dalam kehidupannya sudah sangatlah berat untuk menerima kondisi yang sudah mereka alami tersebut.

Menjadi seorang janda bukanlah keinginan seorang wanita. Tidak ada seorangpun wanita di dunia ini yang menginginkan dirinya menyandang status sebagai janda, bahkan status janda merupakan status sangat ditakutkan oleh seluruh wanita di dunia ini.

Lalu bagaimana caranya melepaskan pelabelan stigma terhadap janda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun