Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingnya Karyawan Merancang Visi dan Timeline di Antara Zona Nyaman Pekerjaan

16 Maret 2020   14:49 Diperbarui: 18 Maret 2020   09:51 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar | Dokumen Femina.co.id

Pentingnya Karyawan Merancang Visi dan Timeline di Antara Zona Nyaman Pekerjaan.


Zona nyaman pada pekerjaan kerap kali dialami karyawan dalam lingkup pekerjaan sesuai bidang masing-masing dan tidak dipungkiri ataupun yang umum berlaku kalau zona nyaman inilah yang paling dicari karyawan dalam bidang pekerjaan.

Padahal sebenarnya belum tentu karyawan sudah dapat permanen atau pakem menempati satu pekerjaan pada bidang yang sudah jadi zona nyamannya tersebut.

Karena sewaktu-waktu bukan tidak mungkin, kantor akan menerapkan suatu kebijakan untuk merotasi ataupun memutasi karyawan pada bidang pekerjaan yang lainnya.

Sedikit dijabarkan pada rotasi atau mutasi pekerjaan sangat berbeda dengan promosi jabatan, karena kalau rotasi atau mutasi pekerjaan itu karyawan tetap berada pada posisi satu level yang sama dalam pekerjaan, tapi kalau promosi jabatan posisi level karyawan mengalami kenaikan level dari yang sebelumnya.

Sehingga ketika rotasi ataupun mutasi jabatan tersebut diberlakukan karena sudah terlena dengan zona nyaman, banyak dari para karyawan justru kaget, panik, bingung dan berat meninggalkan pekerjaan yang sekarang sedang diemban serta tidak siap menerima posisi baru pekerjaan di kantor.

Dan yang banyak terjadi, ketika nantinya ditempatkan pada posisi pekerjaan yang baru tersebut, justru karyawan jadi menurun performanya dan kinerjanya, ataupun stress hingga frustasi.

Alhasil dapat ditebak kedepannya, lama-kelamaan karena gagal move on dari pekerjaan yang sebelumnya ataupun tidak mampu beradaptasi pada posisi pekerjaan yang baru, nilai dan kualitas karyawan jadi menurun secara drastis.

Sehingga kenyataannya kedepan bila kondisi tersebut tak kunjung juga dapat membaik dan dapat diatasi oleh karyawan, maka bukan tidak mungkin pada akhirnya karyawan justru harus tersingkir dari kantor.

Nah, inilah seyogianya yang kiranya patut menjadi catatan penting dan pertimbangan karyawan agar tidak terlampau terlena ataupun jadi terjebak dalam rutinitas zona nyaman pekerjaan tersebut, karena terkadang yang terjadi bahwa tidak selamanya suatu pekerjaan dikantor itu menetap secara permanen pada karyawan.

Lalu, bagaimana agar bisa tetap nyaman di zona pekerjaan yang sekarang tapi ketika ada kebijakan rotasi ataupun mutasi pekerjaan, karyawan tetap bisa menemukan taste ataupun zona nyamannya juga pada posisi pekerjaan yang baru?

Tentu boleh saja karyawan menikmati zona nyaman pada pekerjaannya karena sudah menemukan passion atau sudah cocok dan sehati pada satu bidang pekerjaan yang diembannya, tapi kesadaran yang tinggi tentang antisipasi kalau-kalau tetiba harus berganti posisi pekerjaan sangat perlu jadi visi pada rencana timeline pekerjaan dikemudian hari.

Karyawan harus punya pemikiran yang realistis seperti, andaikata saya nanti di pindah dan di rotasi bagaimana ya, andaikata saya di tempatkan pada posisi pekerjaan yang lain bagaimana ya, siap tidak kira-kira, bisa tidak untuk meminta agar tidak dirotasi, bisa tidak melobby pimpinan agar tidak dirotasi, kalau tidak bisa bagaimana ya, soalnya kan kantor yang punya kebijakan.

Ya, contoh pemikiran realistis seperti inilah yang kira-kira dapat menjadi pertimbangan sebagai rancangan visi jauh kedepan, karena terlalu optimis terlena pada zona nyaman pekerjaan terkadang membuat karyawan sedikit terlupa untuk berpikir realistis bila kedepan menghadapi realita harus kena rotasi dari pekerjaannya.

Sehingga karyawan diharapkan dapat mempunyai rencana pada timeline pekerjaannya kedepan dan menyiapkan visi masing-masing sebagai bekal persiapan bila sewaktu-waktu kantor ditempat para karyawan bekerja menerapkan kebijakan untuk merotasi posisi pekerjaan karyawannya.

Tentu banyak jenis bidang pekerjaan yang ada dikantor, maka tidak ada salahnya seorang karyawan menambah wawasan sebagai rancangan visi, seperti seandainya saya ditempatkan diposisi keuangan, di posisi personalia.

Atau di posisi lainnya saya harus apa, saya harus bagaimana, sehingga ada gambaran dan bekal kedepan kalau suatu saat nanti dirotasi atau dimutasi diantara posisi posisi pekerjaan lainnya yang ada dikantor minimal karyawan sudah ada persiapan.

Akan sangat bermanfaat sekali, kalau karyawan punya rancangan yang visioner dan rencana timeline beberapa langkah kedepan, sehingga ketika suatu saat harus meninggalkan zona nyaman pekerjaan karena dirotasi atau dimutasi, akan sangat mudah untuk melepaskannya dan bisa jadi akan lebih menemukan taste dan passion yang lebih baik daripada dibidang pekerjaan sebelumnya.

Jadi kesimpulannya, kalau karyawan merasa sudah sehati sesuai passion dan menemukan zona nyaman pada suatu pekerjaan itu adalah suatu kewajaran, tapi janganlah terlupa atau terlampau optimis karena tidak selamanya zona nyaman pada pekerjaan tersebut akan permanen.

Maka berpikir antisipatif dan realistis mengenai rancangan yang visioner serta merencanakan timeline sebagai bekal diri dikemudian hari adalah sesuatu hal yang perlu dipersiapkan, sehingga ketika suatu harus dirotasi atau dimutasi meninggalkan zona nyaman pada pekerjaan, karyawan sudah on fire atau siap menerima realita tersebut.

Semoga bermanfaat.
Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun