Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hal Penting yang Perlu Diketahui dari Pertemuan Jokowi dan Prabowo

14 Juli 2019   21:09 Diperbarui: 14 Juli 2019   21:39 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto makan siang bersama di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Suasana harmonis pertemuan Jokowi dan Prabowo | Tempo.co
Suasana harmonis pertemuan Jokowi dan Prabowo | Tempo.co
Perlu juga ditegaskan dibalik pertemuan itu bukan berarti Prabowo telah ditaklukkan. Prabowo pasti telah memiliki langkah selanjutnya dalam menyikapi sikap politiknya kedepan.

Bila Prabowo tetap terjun dalam kancah politik, maka bisa diprediksi langkah berikut yang dilakukannya adalah membentuk oposisi bersama partai pengusungnya. Meskipun secara tegas Sandiaga Uno telah menyatakan kepada publik untuk menjadi oposisi pemerintah namun sikap oposisi politik dari Prabowo sangat diperlukan.

Terlepas di Pemilu kedepan Prabowo kembali mencalonkan diri jadi Capres atau tidak, namun sikap politiknya untuk oposisi sangat perlu. Dalam suatu negara sangat penting ada pihak oposisi yang berfungsi untuk mengontrol program dan kebijakan pemerintah yang berlangsung.

Oposisi sangat penting untuk memberikan kritik ataupun kontrol bagi pemerintah agar pemerintah tidak serta merta menelurkan kebijakan semaunya sendiri.

Sangat rawan sekali suatu negara tanpa adanya pihak oposisi, keberlangsungan negara dalam menjalankan pemerintahan bisa lepas kendali dapat saja terjadi.

Kemudian dari pihak partai yang mengusung Prabowo sebenarnya secara sportif dan elegan seharusnya juga komitmen menjadi oposisi. Meskipun dalam struktur kepemerintahan ada kader-kadernya yang menjadi bagian dalam roda pemerintahan, terlepas dikemudian waktu siapa yang akan diusung nantinya jadi Capres dan Cawapres.

Pelaksanaan Pemilu tidak hanya Pilpres dan Pileg saja, ada Pilkada juga. Oleh karena itu peran serta partai dalam membina dan mengusung calon-calon potensial mereka dalam setiap Pemilu masih sangat berpengaruh, sehingga bila tidak ada oposisi dalam pemerintahan pusat maka akan sangat berdampak juga didalam pelaksanaan Pilkada.

Namun patut juga disadari sikap politik dari Prabowo untuk tetap oposisi tersebut kembali dari dalam diri Prabowo sendiri, apakah akan tetap terjun dalam kancah politik atau pensiun dari kancah politik merupakan hak Prabowo untuk menentukannya.

Begitu juga posisi Partai apakah komitmen menentukan sikap sebagai oposisi atau tidak, tergantung partai politik itu sendiri, tapi yang jelas tetap harus ada pihak yang menjadi oposisi.

Semoga saja, dengan apa yang telah terwujud saat ini dapat menyatukan visi dan misi untuk bersama-sama bersatu melangkah bersama memajukan Indonesia yang kita cintai bersama ini.

Menulis untuk berbagi.

Sigit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun