"Oh fatimeh lime tahun jadi jande, banyaklah orang yang sayang tegile-gile. Oh fatimeh nyabaklah rohan, ya sayang tak tenang jiwe."
Tembang ini dipopulerkan oleh Orkes Moral Pancaran Sinar Petromak(OM PSP) grup musik dangdut humor asal Indonesia yang popular pada paruh akhir dekade 1970-an.
Merekapun sering tampil bareng grup Warkop DKI diera itu. Banyak tembang-tembang mereka sarat pesan moral dan kritikan yang mengedukasi dan merupakan gambaran realita hidup. Bisa dibilang mereka sudah menjadi legendary di negeri ini.
Kreatifitas lantunan orkes moral mereka mengkritik berbagai macam ketimpangan sosial. Saat itu mereka sukses mengekspos potret ketimpangan melaui tembang Duta Merlin, Â yang menunjukkan kesenjangan sosial dan dimulainya era kapitalisasi spasio-stemporal di Jakarta pada lokasi-lokasi tertentu. Mereka pun pernah sukses di dunia film era 70-an.
Para personel OM PSP saat ini mungkin sudah sangat senior dan berumur diantaranya juga sudah ada yang wafat. Dulu mereka terdiri dari sekumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berkampus di Rawamangun, Jakarta. Grup ini terdiri atas Ade Anwar, Monos, Omen, Rizali Indrakesumah, Dindin, Aditya, Andra Ramadan Muluk, James R. Lapian serta Edwin Hudioro.
Menapaki era Millenial inipun, grup Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks menjadi inspirasi untuk menyampaikan pesan moral, sehingga diangkat kembali dalam film yang  dibuat dengan genre komedi dan dikemas sesuai perkembangan zaman dengan judul PSP Gaya Mahasiswa.
Sebenarnya juga ada yang mengikuti jejak mereka yaitu Orkes Moral Pengantar Minum Racun yang digawangi Jhony Iskandar dan kawan-kawan di era 80-an, yang mentenarkan tembang Judul-judulan. "Torerojing torojing torojing, neng ayo neng kita main kawin-kawinan" Namun selanjutnya sangat jarang yang mengikuti jejak kedua grup Orkes Moral ini.Â
OM PSP dan OM PMR hingga kini masih berusaha keras menjaga komitmen mereka menyampaikan kiritik dan pesan moral. Dan berjuang ditengah makin tergerusnya industri musik kita oleh arus perkembangan zaman.