Mohon tunggu...
Mugie Pamungkas
Mugie Pamungkas Mohon Tunggu... Copy Writer -

Karyawan swasta yang penikmat kopi, pecandu ketinggian, penggila Juventus, pecinta novel, pemuja kaum hawa, penikmat puisi beserta sastra, penulis, penyajak, penyair, jurnalist dan juga chef... "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang "

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sesuatu yang Tertunda, Pertanda Bahwa Segala Sesuatu Akan Indah Pada Waktunya

13 Maret 2015   16:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesuatu Yang Tertunda

[caption id="" align="aligncenter" width="250" caption="Sesuatu Yang Tertunda"][/caption]

Kita semua pasti mempunyai mimpi masing-masing sebagai pribadi manusia. Yaaakk…! Hal itulah yang membedakan dengan mahluk hidup lainnya di bumi ini. Sangatlah wajar apabila kita memiliki mimpi yang bertujuan untuk menyenangkan diri sendiri maupun orang lain yang kita kasihi.

Namun, ternyata bukanlah hal yang mudah bila kita ingin mewujudkan mimpi atau cita-cita tersebut. Ada masanya bahwa ada tantangan-tantangan yang membuat jalan kita untuk menggapai mimpi tersebut sedikit terhambat. Ketika mimpi tersebut tampak tertunda ataupun bahkan tertutup, apakah kamu berhenti melangkah, merutuki diri dan berhenti untuk bermimpi?

Heeiii… sadarlah! Bahwa ketika segala upayamu dalam menggapai mimpi terhambat dan membuat segalanya gelap tiada harapan, bukan berati juga kamu gagal!

Namun, ternyata bukanlah hal yang mudah bila kita ingin mewujudkan mimpi atau cita-cita tersebut. Ada masanya bahwa ada tantangan-tantangan yang membuat jalan kita untuk menggapai mimpi tersebut sedikit terhambat. Ketika mimpi tersebut tampak tertunda ataupun bahkan tertutup, apakah kamu berhenti melangkah, merutuki diri dan berhenti untuk bermimpi?

Heeiii… sadarlah! Bahwa ketika segala upayamu dalam menggapai mimpi terhambat dan membuat segalanya gelap tiada harapan, bukan berati juga kamu gagal!

1.Ibarat Kegiatan Mendaki, kamu bakal menapaki jalan yang semakin terjal dan menanjak bahkan badai.

Hidup ibarat perjalanan pendakian. Ketika kamu memiliki mimpi dan memutuskan untuk melangkahkan kaki untuk menggapai mimpi tersebut berati sama saja kamu sedang melakukan kegiatan pendakian. Bagi para pendaki yang jeli, biasanya mereka jauh hari mempersiapkan kondisi fisik dan psikis sedemikian rupa.Saat melakukan kegiatan pendakian tersebut, bukan berati berjalan tanpa rintangan. Walaupun mereka sudah mempersiapkan fisik, psikis dan logistik yang baik sedemikian rupa, mereka mesti harus melalui jalan yang kemiringannya cukup ekstrem, memikul ransel puluhan kilogram, semak belukar, bahkan terjangan badai yang sewaktu-waktu datang tanpa diundang. Sejenak mereka berhenti, merilekskan badan sejenak, makan dan minum yang mereka bawa masing-masing dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Mungkin saat ini kamu dihadapi dengan situasi badai yang tak terduga, seperti kondisi keluarga yang terkena musibah hingga kamu dengan sesal hati menunda keinginanmu untuk kuliah. Hingga pada akhirnya kamu mulai menyerah dan merutuki diri. Dari hal ini, apakah kamu tidak bisa lagi bermimpi? Semakin tinggi mimpi, maka jalannya yang dilewati akan lebih lama dan juga membutuhkan waktu yang lama juga. Tak perlu rasanya kamu mengasiani diri sendiri saat segala mimpi belum terjadi. Sealiknya para pendaki, kamu hanya sedang istirahat sejenak, mempersiapkan diri mengatur nafas kembali, atau bahkan mencari rute baru dalam mencapai puncaknya. Yakinilah diri, bahwa banyak jalan untuk berhasil dalam setiap tertundanya mimpi yang kamu alami.

2.Mencapai Puncak Gunung Sendirian Pastinya Tampak Brilian. Tapi, Bukankah Sudah Hukumnya Bahwa Manusia Diciptakan Tidak Untuk Sendirian?

Bagi para pendaki, mencapai puncak yang gunung yang tingi sendirian akan semakin kelihatan gagah. Tapi apakah kamu pikir, mereka yang mencapai puncak sendirian tidak ada orang-orang dibelakangnyamemberikan dorongan baik secara fisik maupun moral? Entah doa orangtua mereka yang selalu dirapalkan dalam setiap langkah kaki dalam mencapai puncak, bahkan jalur-jalur resmi gunung yang sudah ada sebelumnya sehingga membuat mereka terpandu oleh bekas jejak-jejak langkah yang sudah ada sebelumnya. Sedari awal manusia diciptakan sudah ditakdirkan untuk hidup berdampingan satu sama lain. Tuhan tidak hanya menciptakan Adam saja, melainkan juga menciptakan Hawa dalam menjalani kehidupan kesehariannya. Mungkin saat ini, kamu ingin lagi melanjutkan kuliah di bidang master, namun kondisi keuangan orangtuamu yang tidak memungkinkan membuat dirimu sedikit berkompromi untuk membantu mereka. Dalam perjalan menuju puncak, para pendaki juga akan melihat pekatnya halimun, yang pada akhirnya membuat mereka berhenti sejenak dan menunggu waktu yang tepat untuk melanjutkan perjalanan. Bukankah kamu juga akan puas bila jika kamu berrhasil, orang-orang yang kamu kasihi juga ikut merasakan keberhasilanmu juga?

3.Dalam Mencapai Mimpi, Kamu Terpatisi Oleh Dana. Tapi, dari hal ini apakah Kamu Berhenti Untuk Mengejar Mimpi?

Keterbatasan ekonomi, tidak bisa dipungkiri menjadi jalan terjal dalam meraih mimpi. Mungkin saja kamu sangat ingin sekali kuliah, sedari pagi pukul 08.00-17.00 kamu kerja dan diteruskan pukul 19.00-21.00 kamu kembali melanjutkan kuliah. Kamu dengan perasaan mengkal mesti mengorbankan masa mudamu yang identik dengan foya-foya, dengan hal yang seperti ini. Tak perlu kamu risau, jikalau dihadapkan dengan situasi seperti ini. Orang-orang besar yang sudah ada sebelum kamu ada pasti mengalami kondisi semacam ini. Dari hal ini, kamu secara tidak langsung sedang dibentuk menjadi pribadi mandiri dan tegar oleh Yang Maha Kuasa.

4.Kamu Bisa Saja Jatuh Bangun Dalam Meraih Mimpi, Sampai Pada Akhinya Hatimu Terasa Kelu dan Merasa Nista Untuk Berjuang Lagi.

Hidup berjalan tanpa tujuan, membuat hari-hari tersa datar tiada gairah dalam menjalani hari. Kamu tiada bersemangat lagi, karena tidak ingin ada sesuatu yang ingin digapai. Bila di hari ini kamu masih memiliki mimipi yang ingin digapai, bersyukurlah kamu, karena hal itu akan membuatmu terpacu dalam meraihnya. Tapi, faktanya kamu meski jatuh berkali-kali dalam menggapai mimpi. Mungkin saat ini kamu, kamu berkeinginan menjadi PNS tapi kamu gagal lagi setelah kedua kalinya. Mungkin juga kamu ingin menjadi pengusaha muda, namun kamu ditipu rekan bisnismu dan pada akhirnya gulung tikar yang kedua kalinya. Usaha yang pertama hingga kelima bisa saja membuatmu merasakan lara yang mendalam. Tapi apakah kamu tau percobaan ke berapa kali kah yang membuat Thomas Alva Edison berhasil menciptakan lampu? Kamu pun sama seperti Thomas Alva Edison, juga bisa berhasil dalam meraih mimpi. Bukalah mata hatimu, bahwa segala usaha yang sia-sia tersebut menjadi pengalaman dan pelajaran yang berharga.

5.Semakin Tinggi Puncak Yang Ingin Disinggahi, Maka Usaha dan Upaya pun Juga Lebih Lagi.

Bagi para pendaki, semakin tinggi puncak yang ingin ditaklukan, maka akan semakin besar pula tantangan dan persiapan yang harus dilaluinya. Sepeti itulah cara untuk mencapai puncak mimpimu. Kamu berkeinginan ingin bekerja di perusahaan internasional yang dilengkapi fasilitas kesehatan dan kesejahteraan yang memadai. Maka kamu perlu usaha untuk lebih baik lagi soal-soal test tertulis dan tipe karyawan apa yang diinginkan perusahaan internasional tersebut. Memang lama untuk meraih puncak yang tinggi. Namun, dari pada kamu mengeluh jauhnya perjalanan yang kamu mesti tempuh dan sulitnya medan yang harus kamu lalui, lebih baik menikmati setiap perjalan yang kamu jalani bukan? Percayalah dalam setiap langkah yang kamu lakoni selalu ada pengalaman tersendiri yang unik dan berarti.

6.Untuk Apa Pusing Membandingkan Diri dengan Orang Lain. Bukankah Tuhan Maha Adil?

Tidak perlu kamu terus membandingkan diri dengan orang lain. Kamu tidak perlu risau, bila temanmu pendapatan bult ia bahagia? Bisa saju temanmu tersebut mempunyai riwayat penyakit dalam yang belum kamu ketahui, sehingga ia perlu menebus obat yang cukup mahal tiap bulannya juga. Tapi kamu yang tidak mempunyai riwayat penyakit dalam sama sekali, sekaligus juga memiliki penghasilan yang cukup layak juga. Ingatlah selalu, bahwa Tuhan itu maha adil, menciptakan manusia dengan beban yang bebeda satu sama lain. Dari pada kamu terus gerah membandingkan diri dengan yang lain, lebih mensyukuri berkat yang kamu terima sekarang ini.

7.Ketika Pada Akhirnya Kamu Berhasil Menapaki Diri di Puncak, bukan berati hanya dinikmati untuk diri sendiri.

Hingga pada akhirnya kamu berhasil meraih mimpi, walaupun dengan keadaan yang susah payah. Manusiawi sekali kamu puas dan bangga akan setiap prestasi yang kamu raih. Tapi sadarkah kamu, bahwa ada orang-orang sekitarmu yang selalu mendukung kamu. Rapalan ayat doa yang yang selalu menyertaimu saban hari, belum lagi teman-temanmu yang terus menyemangati kamu agar semangatmu terdongkrak kembali, saat kamu merasa rendah diri dalam menggapai mimpi. Kesuksesan yang kamu raih pastinya akan hampa, bila hanya dinikmati sendiri, karena untuk apa kamu meraih mimpi, tapi orang-orang sekitarmu tidak merasakan manisnya hasil yang kamu raih saat ini. Bukankah kita juga bangga, bila bisa memberi kebahagiaan juga dengan orang yang dikasihi?

Manusia yang tidak mempunyai mimpi ibarai sebuah zombie. Banggalah kamu bila masih menyimpan mimpi dalam lubuk hati. Walau saat ini tertunda, teruslah percaya bahwa kamu juga punya kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan. Sama seperti tokoh-tokoh besar sebelumnya, yang dikenang bukanlah hasil akhir dalam meraih kesuksesan tersebut, namun proses yang dijalani dalam meraih mimpi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun