GRAND DESIGN
Secara konsep besar, ada 3 type nafs atau jiwa manusia.
Selain yang berjiwa ammarah bissu'Â (cenderung kepada kejahatan), dan jiwa muthmainnah (jiwa yang tenang), ada juga yang disebut dengan nafs lawwaamah.
Jiwa Lawwaamah, ia ada diantara keduanya, tenang belum, tapi marah nggak juga.
Lawwaamah, sifatnya yang cenderung pada nafsu yang masih suka melakukan sesuatu yang jahat, tetapi di sisi lain sudah ada kesadaran pada dirinya, yang tampak pada penyesalannya pada diri, dengan selalu mencela dirinya, yaitu disebabkan telah melakukan hal yang buruk tadi.
Dari sisi kata, lawwaamah dikaitkan dengan kata "talawwum", berarti kebimbangan, dan dari kata "laum" artinya tercela. Pengertian kata ini men-sifati pemaknaan dari istilah lawwamah tadi, yakni jiwa yang suka atau sering mencela dirinya, atas segala yang terjadi di masa lewat. Dan tentu saja, yang seperti itu adalah jiwa yang selalu bimbang...
Selalu mencela dirinya... menyesali dirinya...
Begitulah...
Masih untung bila perilaku penyesalan ini terjadi di saat diri masih bernafas, berarti masih ada waktu memperbaiki diri...
Tapi celakanya, bagaimana bila ini baru disadari kemudian..?
Mencela dirinya, atas kejahatan yang suka dilakukannya ini, baru disesalinya ketika sudah terlanjur berada di alam sana ?!
Aduhai celaka ! Sungguh celaka !