Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Munafik, Semua Orang Pernah Sugar Coating di Tempat Kerja

10 Oktober 2025   15:53 Diperbarui: 10 Oktober 2025   15:53 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang bos dengan karyawan berjabat tangan (Photo by Tima Miroshnichenko: pexels.com)

Sugar coating tidak berarti Anda bohong. Anda tetap menyampaikan fakta yang sebenarnya, tetapi dengan cara yang lebih halus, bijak, dan enak didengar. Sebab, kebenaran yang diucapkan tanpa empati sering kali terasa seperti menghina atau menyerang pribadi seseorang.

Contoh Gampangnya:

Daripada Anda bilang, "Laporanmu kacau, isinya berantakan," yang membuat rekan kerja langsung defensif.

Anda bisa memilih kalimat yang sama jujurnya: "Ide ini bagus, mungkin bagian ini kita rapikan sedikit lagi supaya pembaca tidak bingung dan lebih mudah memahami maksud utamanya."

Pesannya sampai, tapi suasananya terjaga. Itu adalah seni berkomunikasi---membuat kebenaran bisa diterima tanpa merusak hubungan kerja.

Di Kantor, Kinerja dan Cara Bicara Sama Pentingnya

Kita harus akui: orang yang cepat naik jabatan bukan hanya yang paling rajin, tapi yang paling pintar bicara. Mereka tahu betul kapan harus mengkritik, bagaimana menyampaikan ide, dan bagaimana membuat orang merasa dihargai, meskipun sedang dikoreksi.

Sugar coating di sini berfungsi sebagai strategi menjaga hubungan (diplomasi). Dia meredam ego yang mudah tersinggung, dan memastikan pesan penting tim tetap jalan tanpa menyebabkan keributan.

Bayangkan Anda punya atasan yang gampang marah. Apakah bijak jika Anda langsung bilang, "Pak, ide Bapak salah besar dan tidak masuk akal"? Jelas tidak.

Anda bisa bilang, "Saya mengerti sekali arah yang Bapak tuju. Mungkin kita bisa coba tambahkan satu cara lain supaya hasilnya nanti bisa lebih maksimal."

Sama-sama jujur. Tapi cara kedua menghormati atasan dan membuka pintu untuk kerja sama. Ini adalah kemampuan bertahan (survival skill) yang tidak diajarkan di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun