Mohon tunggu...
Best Siallagan
Best Siallagan Mohon Tunggu... Hobby membaca dan menulis

- AI Enthusiastic - Suka membuat cerita - Suka Nonton Film - Suka Nonton Bola (Penggemar Leonel Messi) - Millenial yang menolak ketinggalan untuk belajar teknologi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yakin Tapi Salah? Waspada! Ini 7 Jebakan Pikiran yang Bikin Kamu Merasa Paling Benar Sendiri

10 Juli 2025   19:05 Diperbarui: 10 Juli 2025   19:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Man in Black Suit Standing Beside Woman in Black Dress (Sumber: Pexels.com /RDNE Stock Project)

Man in Black Suit Standing Beside Woman in Black Dress (Sumber: Pexels.com /RDNE Stock Project)
Man in Black Suit Standing Beside Woman in Black Dress (Sumber: Pexels.com /RDNE Stock Project)

3. Reaksi Anda Berlebihan Saat Keyakinan Anda Digoyahkan (Mode "Meledak" On)

Kalau ada yang mempertanyakan keyakinanmu, dan responsmu langsung meledak-ledak alias super emosional, itu bisa jadi red flag. Keyakinan yang kuat tapi sehat biasanya bisa diajak ngobrol santai, berdiskusi, dan bahkan sesekali digoyangkan tanpa membuatmu kehilangan kendali emosi.

Contoh Gampang: Kamu mati-matian percaya sama ramalan zodiak dan tiap hari mengaitkan semua kejadian dengan bintang-bintangmu. Begitu ada teman yang bilang, "Ah, zodiak itu cuma hiburan, nggak ada dasar ilmiahnya! Nggak usah terlalu percaya," kamu langsung menggebu-gebu. Menyebut dia nggak paham konstelasi bintang, nggak peka, dan intinya: "nggak level deh sama aku!"

Padahal, kalau keyakinanmu memang kokoh dan rasional, harusnya bisa dijelaskan dengan tenang, pakai data (kalau ada!), bukan dengan semburan emosi yang menggebu-gebu. Coba direnungkan lagi, kenapa harus pakai emosi?

4. Bikin Kesimpulan Besar dari Pengalaman Sepele (Si Raja Generalisir)

Ini dia kebiasaan kita yang sering jadi jebakan mental: cuma gara-gara satu-dua kejadian sepele, langsung narik kesimpulan yang super luas dan general. Seolah, dua sampel sudah cukup mewakili seluruh populasi!

Contoh Gampang: Kamu pernah dua kali ketemu driver ojol yang kurang ramah, mungkin karena dia lagi buru-buru atau capek. Habis itu, langsung deh kamu ngecap semua driver ojol itu jutek dan nggak asik. Padahal, di luar sana ada ratusan, ribuan driver lain yang super ramah, cekatan, dan sangat membantu.

Hati-hati, dunia ini terlalu luas dan beragam untuk digeneralisasi hanya dari beberapa pengalaman saja. Bisa jadi keyakinanmu itu cuma ilusi yang dibentuk dari "sampel" yang terlalu kecil dan tidak representatif.

5. Sulit Banget Ngaku Salah (Merasa Paling Benar Se-dunia)

Seseorang yang terjebak dalam keyakinan keliru seringkali punya ego yang kelewat tinggi. Mereka merasa pandangannya adalah satu-satunya kebenaran yang tak terbantahkan, dan mengakui kesalahan itu adalah hal yang memalukan, bahkan terasa seperti aib besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun