Mohon tunggu...
M. Ainurridho Allaamsyah
M. Ainurridho Allaamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

[" Hello World "];

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Viral! Bullying Masih Ada di Perguruan Tinggi?

14 Desember 2023   01:42 Diperbarui: 14 Desember 2023   01:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita adalah manusia yang sudah pasti hidup bersama dan berdampingan satu sama lain. Sebagaimana kita semua tahu, manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan manusia lainnya. Dalam konteks ini, kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini, karena setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dengan memiliki kelebihdan dan kekurangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meskipun banyak dari kita sudah tahu akan hal itu, tetap saja masih banyak tindakan bullying yang dilakukan di luar sana, terutama dalam ruang lingkup akademis.

Fenomena perilaku bullying tidak hanya terjadi pada bangku Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi hingga ke Perguruan Tinggi (PT) perilaku bullying juga eksis bertebaran. Pada bangku PT, perilaku bullying ini terjadi secara implisit dan tidak frontal seperti halnya pada bangku SD. Para pelaku bullying di PT biasanya melakukan tindakan buruk tersebut dengan dibalut bercandaan. Saya sempat bertanya kepada beberapa rekan terkait perilaku bullying yang terjadi di PT. Beberapa rekan yang saya tanya itu, sejatinya ada pelaku, korban, dan sisanya adalah orang random. Berdasarkan dari jawaban beberapa rekan, lebih dari 65% mengatakan bahwa tidak ada perilaku bullying di PT.

Berdasarkan hasil wawancara singkat tersebut, bisa saya asumsikan bahwa kebanyakan dari mahasiswa tidak sadar akan kasus dari perilaku bullying itu sendiri ada atau tidak dalam PT. Menurut saya, perilaku bullying itu masih eksis di ruang lingkup PT. Secara terminologi, perilaku bullying itu adalah tindakan agresi berlebih yang dilakukan oleh suatu orang atau suatu intitusi yang lebih kuat kepada yang lebih lemah. Dari hal itu, paradigma saya berdalil bahwa perilaku bullying harusnya masih eksis di tingkat PT.

Dengan kita membuat suatu candaan secara berlebih kepada teman, hal tersebut juga sudah termasuk dalam perilaku bullying, meskipun sang korban tidak merasa adanya tindakan bullying yang diterimanya. Di sini saya akan membawa kalian semua untuk lebih fokus terhadap permalahan jika perilaku bullying terus terjadi dan pelaku bahkan korban menganggap hal itu tidak serius.

Memang setiap orang memiliki mental yang berbeda, jika ada korban bullying yang menganggap bahwa tidak ada persoalan, berarti orang itu memiliki mental yang kuat. Tetapi, jika hal ini tidak diatasi dengan baik, maka bisa menjadi sebuah tradisi yang berbahaya di kemudian hari, karena saya dan Anda mungkin tidak akan tahu, orang mana yang memiliki mental lemah.

Ada frasa latin yang saya rasa cocok untuk menjelaskan permasalahan ini, yaitu "adde parvum parvo, manus acervus erit". Frasa latin itu memiliki arti "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit". Sintesis dari frasa itu jika dikaitkan dengan konteks bullying adalah jika perilaku bullying dibiarkan begitu saja dan dianggap bukan permasalahan serius, maka tinggal menunggu waktu saja hingga nanti muncul suatu kasus akibat bullying ada banyak orang yang menderita.

Dalam tulisan ini saya memiliki tujuan, yaitu ingin membukakan mata seluruh elemen yang ada di PT untuk menyerukan anti-bullying. Selain itu, tulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk refleksi seluruh teman-teman yang ada di PT. Karena perilaku bullying itu seperti bom waktu yang siap mengintai siapa saja dan tak pandang bulu, tinggal waktu yang menentukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun