Mohon tunggu...
she shye
she shye Mohon Tunggu... -

@Shyenod | Sherine Angelica

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apresiasi Film: Flipped (2010)

26 Mei 2015   21:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sutradara: Rob Reiner

Pengambilam sudut pandang yang dilakukan film ini ada dua, yaitu dari sudut pandang remaja perempuan dan remaja laki-laki. Dari sini pula, penonton dapat mengambil mengamati dan mengambil kesimpulan dengan perbedaan apa yang dipikirkan oleh seorang remaja laki-laki dan juga remaja perempuan. Banyak adegan-adegan yang menyiratkan akan perkembangan seorang anak dalam lingkup sosialisasi, dimana keluarga merupakan agen pertama yang memegang peranan penting dalam proses sosialisasi seorang anak. Berikut pembahasan dari adegan-adegan yang menampilkan pesan tersirat.

“Mata tidak dapat dibohongi”, itulah yang sejak awal Film Flipped coba untuk beritahukan kepada penonton dan ditekankan lagi di adegan terakhir. Melalui sudut pandang tokoh remaja perempuan, Julianna Baker, ia melihat sorotan cahaya dari laki-laki yang ia sukai sejak awal pertama kali mereka berjumpa. Sorotan yang ia lihat tidak dapat dibohongi, walau lingkungan mempengaruhi perasaan Bryce Loski, remaja laki-laki dalam film ini, namun sekali lagi mata tidak dapat dibohongi. Setelah itu, di akhir adegan, film ini kembali menekankan akan sorot cahaya yang kembali keluar dari mata Bryce sama persis seperti saat pertama kali mereka berjumpa yang membuat hati Juli berdebar-debar.

Butuh waktu yang cukup lama untuk Bryce benar-benar mengerti perasaannya sendiri. Hal ini disebabkan karena ia tumbuh di lingkungan dimana ayahnya—salah satu agen sosialisasi pertumbuhan anak yang penting—selalu menilai segala sesuatunya dengan cara merendahkan. Lingkungan yang seperti ini menyebabkan Bryce tidak dapat mengungkapkan apa yang dia pikirkan dan ia rasakan, takut menyinggung perasaan orang lain, takut dikomentar oleh keluarganya, dan takut dengan apa yang dia rasakan. Berbeda dengan Juli yang dibesarkan dengan perasaan yang jujur dari kedua orang tuanya. Walau mungkin kedua orang tuanya pernah berselisih, namun semuanya itu diselesaikan dengan baik dan permohonan maaf dari kedua orang tuanya kepada Juli. Hal ini menyebabkan, ia tumbuh menjadi remaja yang penuh semangat dan berani menyatakan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Tentu saja, Juli selalu menceritakan apa yang terjadi sebenarnya kepada orang tuanya. Melalui beberapa adegan kehidupan keluarga dari kedua remaja ini, film ini secara tersirat menggambarkan bahwa karakter seorang anak sangat berpengaruh penting dengan bagaimana lingkungan mereka tumbuh.

Pelajaran kehidupan tidak harus selalu berdasarakan pengalaman, tetapi juga bisa diajarkan dengan melalui apa saja sebagai perantaranya. Juli belajar menghargai kehidupan dari ayahnya yang seorang pelukis. ‘Satu unsur merupakan unsur itu sendiri, namun gabungan dari semua unsur itu yang menjadi sebuah kesatuan keindahan’. Pada awalnya, Juli tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh ayahnya. Ketika ia sedang memanjat pohon Sycamore, ia menjadi mengerti apa yang dimaksudkan ayahnya itu. Dari situ, tempat favoritnya menjadi di atas pohon Sycamore hingga suatu saat pohon itu harus ditebang karena akan dibangun rumah di tanah tersebut atas ijin pemiliknya, Juli sangat mengusahakan tempat favoritnya, namun tetap usahanya sia-sia. Melalui kejadian ini, Juli diliput oleh koran harian, yang kemudian artikel mengenainya dibaca oleh Kakek Bryce, Chet Duncan. Berbeda dengan ayahnya Bryce yang selalu melihat Juli dan keluarganya dengan padangan merendahkan, kakeknya ini melihat Juli dari sudut padang yang berbeda. Yang kakeknya lihat dari Juli adalah semangat hidupnya, yang mengingatkan ia terhadap isterinya, neneknya Bryce. Kakeknya berusaha membuka mata cucunya mengenai Juli, tetapi tetap saja membutuhkan waktu untuk menyadarkan cucunya tersebut.

Tiba pada saat keluarganya Bryce ingin mengundang makan malam keluarga Baker, sebelum hal ini terjadinya ibunya Bryce mengusahakan semua anggota keluarganya belajar menggunakan pakaian formal saat makan malam, hal ini memang sengaja dilakukan untuk ditunjukkan kepada keluarga Baker. Keluarga Baker sangat senang, terutama Ibunya Juli, terhadap undangan yang diberikan keluarga Loski. Walaupun mereka sudah bertetangga kurang lebih selama 12 tahun lamanya, namun kegiatan silaturahmi ini baru terlaksana sekarang. Di awal makan malam, suasana menjadi canggung karena percakapan yang didominasi oleh Kepala Tuan rumah ini, ayahnya Bryce, mendominasi percakapan dan menyiratkan penilaian yang merendahkan kepada keluarga Baker. Di pertengahan percakan, Ayah Bryce menjadi terdiam setelah pembicaraan mengenai cita-cita anak kembar keluarga Baker. Walaupun si kembar sudah diterima di sekolah yang terkenal, tetapi mereka tetap bertekat untuk mengejar cita-citanya di bidang musik. Hal ini mengingatkan Ayah Bryce akan masa mudanya yang merupakan seorang pemain Band. Perubahan atmosfer makan malam ini tidak banyak disadari oleh anggota makan malam pada saat itu, tapi film ini ingin menampilkan sosoknya yang sebenarnya ingin melakukan apa yang dia sukai yaitu bermain band. Mungkin, keadaan yang membuatnya tidak bisa melakukan apa yang ia sukai tersebut. Dari adegan ini menjelaskan kepada penonton akan sikapnya yang selama ini terkesan tidak menghargai kehidupan sehingga cenderung merendahkan segala sesuatunya dan membuat lingkungan yang sempurna bagi kehidupan yang umum. Walau secara permukaan terlihat rapih, namun di sini Juli dapat merasakan sosoknya yang berantakan di dalamnya itu.

Sebenarnya sebelum acara makan malam itu berlangsung, Bryce sudah menyadari perasaannya terhadap Juli. Tapi semuanya sudah terlambat, akibat ketidakmampuan Bryce mengungkapkan apa yang dia pikirkan dan menjadikan hal tesebut jadi sebuah salah paham diantaranya. Juli sudah bertekat untuk melupakan Bryce semenjak acara makan malam itu usai. Terbukti saat acara pelelangan yang bertujuan untuk amal itu berlangsung, orang-orang sudah mengira juli akan memilih Bryce, ternyata perkiraan semua orang tersebut salah, Juli memilih seseorang sebelum giliran Bryce yang berdasarkan rasa kasihan yang datang pada saat itu juga. Sehingga pada giliran Bryce, ia dipilih oleh seorang idola di sekolahnya, Sherry, yang bagi teman-temannya Bryce dia seorang yang beruntung karena dipilihnya. Ketika acara makan siang berlangsung dengan pasangan yang sudah memilih mereka, Bryce tidak dapat berkonsentrasi terhadap Sherry dan ia tidak merasa beruntung seperti apa yang dikatakan teman-temannya itu. Konsentrasi hanya terfokus kepada sosok yang ada di belakang Sherry, yaitu Juli. Begitu pun sebaliknya. Tiba-tiba Bryce mengikuti siasat hatinya untuk menghampiri Juli, dan selanjutnya yang terjadi adalah Bryce berusaha mencium Juli. Pada saat itu juga, Juli lari meninggalkan sekolah dan Bryce, ia segera mengambil sepeda dan mengayuhnya secepat mungkin. Bryce tentu saja mengejar dan berusaha menjelaskan kepada Juli hingga sampai di depan rumahnya, ia mencoba untuk bisa bertemu dengan Juli, meneleponnya, menghampiri rumahnya setiap hari, tapi Juli tetap tidak ingin berbicara kepadanya. Sampai suatu hari, Bryce membuat lobang di taman yang sudah dirawatnya hendak menanam pohon Sycamore. Juli yang mengetahui bahwa Bryce merusak tamannya ingin marah, namun amarahnya mereda saat ia menyadari pohon yang akan ditanam oleh Bryce adalah pohon yang sangat berarti dan penuh kenangan baginya. Juli menghampiri Bryce dan melihat sorotan cahaya matanya yang pernah membuat hatinya berdebar dan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun