Ketiga kamu berlatih untuk take a step back seperti menarik napas berkali-kali, minum, rebahan, dan menjauh dari masalahmu sebentar dengan tujuan berfokus pada solusi supaya kemarahanmu tidak berlarut-larut.
Dalam Islam, ada hadist yang menyarankan kamu mengambil air wudu ketika marah menguasaimu.
Saran ini bukan tanpa alasan karena esensi selain memadamkan api kemarahan dengan air, berwudu juga membuatmu mampu berpikir jernih.
Kecenderungan ketika mengambil keputusan melalui jeda dan istirahat akan lebih memungkinkanmu mendapatkan solusi terbaik.
Perlu kamu perhatikan juga bahwa terkadang kemarahan bisa saja terjadi oleh hal-hal kecil disebabkan manajemen stresmu tidak tersalurkan dengan baik, seperti kurangnya kamu beristirahat, berolah raga, atau melakukan hobi.
Perbaikilah manajemen stresmu untuk mengendalikan emosi sehingga tidak berujung pada penyesalan ketika meluapkan amarah.
Ingat, emosi dasar dan perilaku itu berbeda. Artinya, emosi tidak dapat kamu kontrol kedatangannya, tetapi tindakan dari emosi itulah yang harus kamu atur.
Mungkin kalimat bijak ini akan membuatmu merenung bahwa semarah apapun kamu, bertindaklah elegan:
“Jadikan amarahmu begitu mahal, sehingga tak seorangpun mampu mendapatkannya, dan jadikanlah bahagiamu begitu murah, sehingga semua orang hampir mendapatkannya secara murah, bahkan gratis”.
--Shyants Eleftheria, salam Wong Bumi Serasan--