Seringkah kita mengalami peristiwa ketika mengerjakan tugas tiba-tiba terjadi kebuntuan? Nah, kira-kira apa yang paling mungkin kita lakukan? Ya, menunda mengerjakan tugas tersebut.
Saat mood (suasana hati) yang tadinya baik kemudian berubah buruk, kita mungkin berpikir menunda pekerjaan merupakan keputusan tepat daripada harus melanjutkannya, tetapi hasilnya kurang memuaskan—apalagi waktu penyerahan tugas masih panjang, maka makin lama jugalah penundaan kita.
Nah, jika penundaan terjadi terus menerus hingga mendekati batas waktu, kita akhirnya bermasalah dengan ketidakmaksimalan. Sudah menjadi rumus bahwa tugas yang dikerjakan terburu-buru akibat terdesak waktu, hasilnya tentu kurang optimal.
Sebenarnya hal tersebut umum terjadi bahwa hampir semua orang akan malas dan suka menunda-nunda pekerjaan. Istilah yang tepat adalah “prokrastinasi”, yaitu perilaku menunda sehingga menyebabkan seseorang tidak produktif.
Berdasarkan riset, sebenarnya ada banyak orang yang mengalami prokrastinasi. Dari seluruh dunia, 20% pria dan wanita merupakan prokrastinator dalam menjalani gaya hidup mereka. Artinya, 1 dari 5 orang di dunia adalah orang yang prokrastinasi; baik di rumah, sekolah, tempat kerja, di mana pun—dan mungkin kita salah satunya. Pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan, tetapi kita malah asyik melakukan kegiatan yang kurang penting: membuka media sosial, ngobrol, atau malah pergi ke kafe. Akhirnya, kita menjadi tidak produktif.
Lantas, bagaimana cara terbaik menjadi produktif? Salah satu jawabannya yaitu dengan “filosofi Stoic”.
Filosofi Yunani tersebut mengajarkan kepada kita tentang bagaimana kebahagian bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan.
Coba kita bayangkan situasi ketika kita mengalami “stuck” atau kebuntuan dalam pekerjaan, lalu tiba-tiba hadir rasa malas dan menyuruh kita menunda pekerjaan, tetapi kita justru bertahan dan mengatakan, "Oke, ini susah, tapi harus tetap dikerjakan” atau "Ini sulit, tetapi aku pasti bisa”.
Nah, dengan memilih bertahan seperti itu, prokrastinasi kemungkinan tidak akan menjadi pilihan atau gaya hidup kita. Kita menjadi bijaksana karena filosofi Stoic ini menekankan pada ketenangan. Sekali pun ada di situasi yang tidak menyenangkan, keputusan menghindar dan gegabah bukanlah keputusan yang akan kita pilih.
Agar menjadi produktif, tidak ada salahnya kita mencoba menerapkan tips berdasarkan prinsip kerja filosofi Stoic berikut ini.