Mohon tunggu...
Shulhan Rumaru
Shulhan Rumaru Mohon Tunggu... Penikmat Aksara

Pernah melanglang buana belajar Komunikasi dan Politik di US dan sekarang melanjutkan studi di Scotland, UK, sembari sesekali menuangkan buah pikir dan pengalaman di kanal andalan ini.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Menyala dari Timur: Obor Asa dari Pelosok Negeri

26 Agustus 2025   10:39 Diperbarui: 28 Agustus 2025   15:20 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Menyala dari Timur karya Awardee LPDP Maluku, Mata Garuda Maluku. (Sumber: dokumen pribadi)

Layaknya Obor Pattimura yang menyala di Puncak Gunung Saniri sebagai simbol perjuangan dan kebebasan orang Maluku dari penjajahan, buku "Menyala dari Timur" ini pun mendokumentasikan semangat serupa tentang rekam jejak inspirasi perjuangan dan kebebasan intelektual dari putra-putri terbaik Maluku.

Dari Perspektif literasi, buku ini menghadirkan potret ketekunan, mimpi, dan perjuangan 30 generasi unggulan Maluku yang berhasil menembus seleksi beasiswa LPDP sekaligus menghantarkan mereka menempuh pendidikan tinggi di kampus-kampus terbaik Indonesia dan mancanegara.

Jujur saja, awalnya saya hanya ingin membaca satu-dua tulisan dan berniat melanjutkannya nanti. Tapi faktanya lain, tak terasa saya melahap semua narasinya dalam dua jam nonstop, saking serunya.

Buku ini amat menggugah semangat belajar saya sekaligus sangat emosional karena dibuka dengan tulisan Adinda Abdul Asis Rumakat berjudul, "Menjaga Janji di bawah Langit Geser" yang sudah pasti merujuk pada tanah kelahiran saya, sebuah pulau kecil nan manis yang terapung di luasnya laut Seram, Maluku.

Pulau Geser, Kab. Seram Bagian Timur, Maluku. (Sumber: Iksan Rumaru)
Pulau Geser, Kab. Seram Bagian Timur, Maluku. (Sumber: Iksan Rumaru)
Sebagai sesama Putra Geser, saya sangat bangga pada sepak terjang Adinda Asis, juga seluruh putra-putri Pulau Geser yang memang cukup maju (malu hati mau bilang 'sangat'.hehehe) dalam hal pendidikan, musabab para generasinya telah tersebar ke seantero Indonesia bahkan penjuru dunia tuk mengenyam pendidikan tinggi di kampus-kampus beken di Indonesia maupun mancanegara (Amerika, Inggris, dan Eropa).

Nah, salah contoh paling akurat, tentu saja kisah Adinda Asis (begitu biasa saya menyapanya) yang berhasil menaklukkan kampus berlambang Dewa Ganesha itu. Tentu bukan hal mudah menembus cakrawala akademik Institut Teknologi Bandung (ITB), but he did it. Well done, bro!

Lebih membakar lagi, perjuangan Adinda Asis tak sekadar tes LPDP, ada ujian berat yang membentang di tengah tahapan seleksi LPDP-nya: Ya, Ayahanda tercinta berpulang tepat dua hari sebelum seleksi puncak. Aduh, hati anak mana yang tak hancur ketika dia tengah berjihad tuk masa depannya, namun kabar duka datang dari dalam rumahnya sendiri.

Peristiwa yang sama juga terjadi pada adik sepupu saya saat kami tengah sama-sama berjuang untuk seleksi kampus ke Amerika Serikat sembari pengayaan bahasa di Universitas Negeri Yogyakarta.

Kepiluan yang sama itu, membuat saya sedikit emosional dan tak terasa mata saya menjadi panas dan basah. Pokoknya, saya salut untuk Adinda Asis dan semua teman-teman LPDP yang bernasib serupa, sebab ujian kalian pastilah sangat berat.

Kumpul bareng adinda Asis dan basudara orang Geser di tanah rantau, Jakarta (Sumber: dokumen pribadi)
Kumpul bareng adinda Asis dan basudara orang Geser di tanah rantau, Jakarta (Sumber: dokumen pribadi)
Masih dari SBT, cerita datang dari Ramli Rumeon, generasi cerdas SBT lainnya yang berhasil tembus IPB University. Bukan maen hah, dari warga SBT, kini jadi warga Dramaga.

Wajar memang, sebab perjuangan Ramli tak kalah serunya karena dia bergelut dengan kendala teknis yang ada saja di setiap tahapan seleksi LPDP, dan yang krusial adalah akses internet yang bagai hidup enggan mati pun tak mau.

Gara-gara internet ini, dia hampir gagal seleksi Bakat Skolastik tapi untungnya LPDP berbaik hati dan memberikan kesempatan kedua yang tak disia-siakan Ramli, bahkan sampai seleksi substansi pun, dia harus menumpang di rumah teman demi akses internet yang stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun