Mohon tunggu...
Kebijakan

Data Ini Menjawab Pidato Kebangsaan Prabowo yang Banyak Hoaksnya

18 Januari 2019   14:56 Diperbarui: 18 Januari 2019   16:08 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang mari kita jawab pernyataan Pak Bowo yang “Sekarang kalau ada BUMN yang untung, untungnya pun tidak seberapa”. Perlu diingat bahwa semua BUMN memiliki dua tangan yakni tangan kanan untuk rakyat dan tangan kiri untuk negara. Sehingga laba bukan focus utama, harus berimbang dengan prinsip melayani masyarakat.

Hal ini didukung pernyataan Dirut PLN "Kalau seluruhnya dikomersilkan, yang terkena dampaknya rakyat. Kalau kami cari laba, kami akan lakukan penyesuaian tarif listrik (adjustment). Kami berhak, tapi kami tidak pilih itu," Sofyan juga menegaskan yang dikejar perusahaan saat ini adalah rasio elektrifikasi dan penyediaan listrik secara merata di seluruh Indonesia. (Tribun 16 Januari 2019)3

 Dengan Bahasa simple saya  izin mengibaratkan dengan percakapan begini

“Pak Kowi, itu BUMN bangkrut lho, tidak becus, rakyat juga mengeluh listrik mahal, bensin mahal”

“Pak Bowo, kita sudah menghitung secara cermat bagaimana caranya agar BUMN tetap berjalan, tidak bangkrut tapi masyarakat juga tidak terlalu dibebani. Katakanlah BUMN sebagai pedagang, rakyat sebagai konsumen. Sekarang biar Pak Bowo tidak protes BUMN bangkrut, kalau BUMN membuat donat modal 10.000 per donat, saya bisa suruh jual donatnya harga 50.000, auto kaya lah BUMN tapi rakyat sedih. Pak Bowo masih protes? Ya sudah saya balik, BUMN jual rugi saja, bangkrut sekalian boleh yang penting rakyat senang, jual donatnya harga 2000 ya”

“Tapi BUMN jadi bangkrut Pak Kowi!”

“Lah itu, selalu ada konsekuensi di balik setiap keputusan, tapi kami selalu berusaha mengatasi mengambil jalan tengahnya, selama ini masyarakat selalu dikompori tentang harga bensin naik, padahal nyatanya Pertamina sudah banyak berkorban agar bensin tidak terlalu melambung di tengah harga minyak dunia yang memang sedang mahal, kami sudah berjuang keras menekan dan menyeimbangkan harga di nusantara tapi BUMN juga tetap stabil buktinya sekarang Pertamina masih beroperasi dengan membuka blok-blok baru yang strategis tahun 2018 kemarin”

Statement Ketiga, Kata Pak Bowo

"Saudara-saudara sekalian, Menteri Pertahanan pemerintah sekarang saja katakan kalau Indonesia terpaksa perang hari ini, kita hanya bisa tahan tiga hari, karena pelurunya hanya untuk tiga hari yang ada”.

Pernyataan tersebut dijawab oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard mengatakan pernyataan itu ia lontarkan sekitar 10-12 tahun yang silam di sebuah diskusi. Saat itu tengah terjadi kelangkaan bahan bakar minyak. "Waktu itu ada kelangkaan minyak. Kalau perang besar terus menerus, tiga hari tiga malam pesawat jalan terus, kapal jalan terus, ya habis itu," kata Pak Ryamizard di kantornya, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2019. (Tempo, 19 Januari 2019)4

Jadi kesalahan Pak Bowo:

  • Beliau mengutip pernyataan Pak Ryamizard secara tidak utuh, jelas sekali tidak perlu saya bahas karena Anda semua cerdas. Itu benar-benar statement yang berbeda substansinya.
  • Beliau mengutip pernyataan yang dilontarkan 10-12 tahun yang lalu, sehingga waktunya sudah tidak relevan. Kan mau menyalahkan lemahnya TNI saat dipimpin Pak Kowi, tapi malah menggunakan situasi 10-12 tahun lalu yang mana justru pemerintahan saat itu sedang dipimpin SBY, hayooo Papa kalau gondok bisa keluar dari koalisi lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun