Mohon tunggu...
Shoffi AufaSirin
Shoffi AufaSirin Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Semester 1 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bisakah Anak Berkelainan Mental Kecanduan Smartphone?

26 November 2019   22:15 Diperbarui: 26 November 2019   22:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di dalam keluarga yang mempunyai sejarah penyakit mental berisiko lebih tinggi dibanding populasi yang tidak ada sejarah penyakit mental, lalu adanya gangguan bahan kimia dalam otak serta yang dikenal sebagai neurotransmitter. Apabila neurotransmitter tidak berfungsi dengan baik, gejala penyakit mental akan muncul.

Sebagai contohnya schizophrenia, penghasilan dopamine secara berlebihan. Kemurungan, parasserotonin terlalu rendah. Mania, paras serotonin meningkat secara berlebihan. Kebimbangan, terdapat gangguan di dalam pengeluaran serta fungsi noradrenalin serta pengalaman hidup yang menyebabkan trauma.

Misalnya kehilangan orang tua semasa kecil, terkena perilaku asusila dan lain-lain. Penyebab yang lain disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah pemicu timbulnya stress berlebihan. Misalnya menginginkan adanya smartphone namun tidak dapat membelinya.

Zaman sekarang merupakan zaman millenial yang serba canggih sehingga anak berkelainan mental juga mengginginkan bermain smartphone walaupun ia tidak paham dalam cara menggunakannya. Smartphone memiliki berbagai fitur menarik di dalamnya dan apa yang ingin ditampilkan tersedia secara cepat dan instan.

Hal itu membuat anak-anak menjadi tertarik untuk bermain serta menggunakan smartphone. Bukan hal yang asing lagi jika anak-anak menjadi kecanduan dalam bermain smartphone. Kecanduan dapat diartikan sebagai ketagihan atas sesuatu, yang semakin lama semakin menimbulkan ketergantungan.

Jadi, jika sesuatu itu tidak bisa didapat, maka orang yang bersangkutan akan mengalami kegelisahan. Oleh karena itu, orang tersebut akan terus-menerus mencarinya sampai dapat (Ralph H.Earle Jr dan Mark R. Laaser, 2005).

Jika anak telah kecanduan berarti anak tersebut akan sulit untuk melepas smartphone, maka hal itu akan menimbulkan pengaruh yang buruk. Apalagi dalam konteks ini sang anak kecanduan bermain smartphone untuk melihat hal yang berbau pornografi.

Hal itu dipicu karena rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu yang belum pernah ia ketahui atau sesuatu yang  baru. Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ia akan terus mencari tahu supaya ia merasa puas dengan apa yang ingin ia ketahui.

Selain itu, anak bisa beranggapan bahwa hal tersebut menarik untuk dirinya. Terlebih lagi pornografi yang ada di internet menampilkan  model-model yang memiliki bentuk serta rupa yang menawan dan anak tentunya menyukai sesuatu yang enak atau indah dilihat.

Jika hal tersebut dibiarkan maka pikiran dan hatinya akan tertanam sesuatu yang berbau pornografi tersebut. Hal itu sangat berdampak buruk terhadap kehidupan serta perilaku anak. Anak yang ketagihan melihat pornografi melalui smartphone berpeluang melakukan perilaku seksual terhadap anak lain.

Walaupun anak tersebut tidak pernah dilecehkan sewaktu kecil. Pelaku kejahatan seksual umumnya sudah terekspos pornografi sejak dini. Dari hasil tersebut bermakna bahwa anak bisa saja menjadi pelaku seksual bukan menjadi korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun