Mohon tunggu...
Nur Shiva Juliadri
Nur Shiva Juliadri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya penulis pemula.

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Wolf Totem

6 Februari 2024   02:35 Diperbarui: 6 Februari 2024   02:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Sinopsis

Pada zaman dahulu tahun 1970-an di Beijing terjadi revolusi kebudayaan di Cina membuat seluruh mahasiswa yang ada di Beijing harus pindah ke Mongolia. Diantaranya ada Chen Zhen dan Yangke, mereka berdua harus mengungsi ke Mongolia dikarenakan revolusi budaya tersebut. Sesampainya di Mongolia mereka mempelajari bagaimana budaya dan cara hidup di sana sesuai dengan adat istiadat suku Mongolia. Yang mana suku Mongolia memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam, salah satunya hubungan antara masyarakat Mongolia dengan kepercayaaannya terhadap Tengger serta hubungannya dengan serigala. Suatu hari Chen Zhen diajak berkeliling untuk mengamati serigala dan kelompoknya, dalam pengamatan tersebut Chen Zhen merasa segala hal tentang serigala sangat menarik untuk diperhatikan. Tetapi rasa penasarannya itu membawanya kepada tindakan yang melanggar adat istiadat suku Mongolia yaitu dengan menculik anak serigala dan merawatnya secara diam diam. Selain itu, berbagai konflik juga mulai timbul di suku tersebut, mulai dari penyerangan oleh serigala, issue pemerintahan lingkungan serta adanya pelanggaran adat istiadat.

Film ini di adaptasi dari novel yang berjudul sama yaitu Wolf Totem karya Jiang Rong. Memiliki banyak perbedaan dalam novel dengan film. Jika di film, segala hal dibuat sesimpel mungkin dan jalan cerita dibuat sesederhana mungkin serta terdapat unsur kisah cinta antara Chen Zhen dan Gasmai, terdapat pergantian nama tokoh atau menghilangkan tokoh dari cerita, serta cara Chen Zhen memiliki anak serigalanya. Seperti contohnya bila di film diceritakan bahwa Batu suami dari Gasmai meninggal dunia karena diserang oleh serigala, lalu muncul perasaan cinta antara Chen Zhen dan Gasmai. Tetapi dalam buku Batu tidak pernah meninggal dan ia hanya mengalami luka parah akibat penyerangan dari serigala, serta tidak ada kisah cinta antara Chen Zhen dan Gasmai. Lalu, untuk penamaan tokoh memiliki banyak cerita contohnya Bilgee menjadi Abu, Gasmai menjadi Gasma. Selain itu di buku banyak dijelaskan tentang issue pemerintahan yang sedang terjadi, tetapi di film hanya menjelaskan sedikit tentang issue pemerintahan yang terjadi.b Yang terakhir, bila di dalam buku dijelaskan proses Chen Zhen memelihara anak serigala tersebut diketahui dan sempat di tentang oleh masyarakat, sebelum akhirnya di perbolehkan untuk memelihara. Tetapi di film semuanya dilakukan secara diam diam tanpa diketahui oleh masyarakat Mongolia, sampai akhirnya masyarakat mengetahui tentang serigala Chen Zhen.

Resensi Film


Kelebihan:
Film ini disajikan dengan sinematografi yang memiliki cara penyampaian yang sederhana, serta gaya bahasa yang digunakan dalam film ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Cerita dalam film ini memang tidak sepenuhnya mirip dengan novel tetapi tetap memiliki unsur yang menarik untuk disaksikan.

Kekurangan:
Secara keseluruhan film ini memiliki banyak perbedaan untuk sekelas film yang di adaptasi dari novel. Banyak sekali perbedaan antara film dan novel mulai dari penamaan tokoh, alur cerita, serta penggambaran latar cerita. Yang mana beberapa hal tersebut merupakan unsur penting dan hadirnya perbedaan itu sangat mempengaruhi jalan cerita tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun