Yogyakarta, kota dengan julukan Kota Pelajar, tak hanya terkenal dengan budaya dan pendidikan, tapi juga dengan kehangatan suasana malamnya. Salah satu titik keramaian malam yang ikonik ditengah kota jogja dan tak pernah sepi adalah Alun-Alun Kidul, atau yang lebih akrab disebut Alkid Jogja. Di sinilah denyut kehidupan malam Jogja terasa begitu nyata: ramah, ramai, dan penuh warna.
Pusat Hiburan Rakyat yang Merakyat
Berada di sisi selatan Keraton Yogyakarta, Alkid menjadi magnet wisatawan maupun warga lokal. Setiap malam, terutama akhir pekan, ribuan orang tumpah ruah di kawasan ini. Mereka datang bukan untuk mewah-mewahan, tapi untuk menikmati kebersamaan, makanan sederhana, dan suasana hangat khas Jogja. Sekedar ngobrol atau menikmati kebersamaan bersama keluarga bakal terasa lebih dekat dengan suasana alkid yang penuh kehangatan.
Saat matahari mulai tenggelam, lapangan besar yang sebelumnya terasa lengang mulai berubah wajah. Lampu-lampu mulai menyala, pedagang kaki lima membuka lapak, suara musik dari kendaraan hias dan para pengamen mengalun dari berbagai penjuru. Segalanya tampak hidup, seolah ada energi yang hanya muncul ketika malam tiba.
Becak Hias: Wahana Ikonik Penuh Warna
Salah satu daya tarik utama Alkid adalah becak hias atau sepeda gowes berhias lampu neon. Kendaraan ini dirancang unik ada yang berbentuk karakter kartun, tokoh superhero, bahkan binatang lucu. Dilengkapi dengan speaker yang memutar lagu-lagu kekinian, becak-becak ini membawa pengunjung berkeliling lapangan sambil menikmati hembusan angin malam.
"Setiap malam bisa sampai 10--15 kali putaran, apalagi kalau malam minggu," kata Pak Riyanto, salah satu pengemudi becak hias yang sudah 5 tahun mengais rejeki di Alkid. Menurutnya, wisata becak lampu ini bukan cuma menghibur anak-anak, tapi juga jadi pilihan pasangan muda hingga keluarga yang ingin menikmati malam dengan suasana yang santai.
Tradisi Masangin: Mencoba Peruntungan di Tengah Kegelapan
Selain becak lampu, ada satu aktivitas legendaris yang tak bisa dilewatkan di Alkid: Masangin, yakni berjalan di antara dua pohon beringin kembar yang terletak tepat di tengah alun-alun. Konon, siapa pun yang bisa berjalan lurus dengan mata tertutup dan berhasil melewati di antara pohon beringin itu, maka keinginannya akan terkabul. Meski terdengar mistis, tradisi ini sudah jadi bagian dari pengalaman wisata di Alkid. Setiap malam, puluhan orang mencoba peruntungan, namun tak sedikit pula yang justru berjalan menyimpang tanpa sadar. Gelak tawa dan sorakan penonton membuat suasana menjadi cair dan menyenangkan.
Kuliner Jalanan yang Menggoda
Alkid juga terkenal sebagai surga kuliner malam (street food). Di sepanjang jalan, akan banyak ditemui jajaran tenda-tenda makanan dan minuman yang menawarkan berbagai pilihan, dari wedang ronde, angkringan, jagung bakar, sosis bakar, dimsum, jus, dan masih banyak lagi. Tak jauh dari lapangan, ada juga beberapa kafe dan warung lesehan yang menawarkan tempat santai untuk mengobrol sambil menyantap makanan. Harga makanan di sini sangat terjangkau, membuatnya ramah untuk semua kalangan, terutama mahasiswa dan backpacker. "Kalau malam, saya sering ke sini sama teman-teman atau pasangan buat nongkrong, makan murah, terus kadang nyoba masangin, bener-bener khas Jogja," ujar fiqi salah seorang pengunjung.
Ruang Sosial yang Inklusif
Yang membuat Alkid Jogja istimewa bukan hanya atraksinya, tetapi suasana sosialnya. Tempat ini menjadi ruang publik yang sangat inklusif. Anak-anak kecil bermain gelembung sabun, remaja nongkrong sambil bermain gitar, keluarga menikmati waktu bersama, hingga wisatawan asing duduk bersila sambil menyantap jajanan street food yang dibeli. Banyak seniman jalanan juga turut mengisi ruang ini, ada pengamen, pelukis sketsa wajah, hingga komunitas yang menggelar pertunjukan sulap kecil. Semua hidup berdampingan tanpa sekat sebuah gambaran kecil dari semangat Jogja.
Tantangan dan Harapan
Namun, di balik keramaian Alkid juga menghadapi tantangan yaitu, masalah sampah, parkir liar, dan kemacetan sering kali menjadi keluhan bagi para pengunjung alkid. Meski petugas kebersihan dan aparat sudah dikerahkan, kesadaran pengunjung akan kebersihan masih perlu ditingkatkan. Tak jarang saat duduk di lapangan alkid akan banyak ditemui lidi bekas jajanan plastik bungkus makanan dan botol/gelas minuman. Harapannya semoga Tingkat kebersihan dan ketertiban di Alkid jogja dapat terus diperbaiki dan diperhatikan lagi entah itu dari pengurus ataupun masyarakat jogja sendiri.
Alkid, Simbol Kehangatan Jogja
Alkid Jogja atau Alun-Alun Kidul Jogja bukan hanya sekadar ruang terbuka, tapi juga simbol kehidupan hirup pikuk malam Jogja yang akrab, merakyat, dan penuh cerita. Di sini, siapa pun bisa menjadi bagian dari sebuah komunitas besar yang tak mengenal batas sosial. Dengan semua kesederhanaannya, Alkid Jogja menawarkan pengalaman malam yang sulit ditemukan di kota lain pengalaman yang membekas, dan selalu membuat rindu untuk kembali. Buat kamu yang main ke Jogja wajib banget buat sempetin waktu jajan di Alkid, karena selain salah satu tempat yang ikonik dari jogja disini kita juga bakal dapet feel yang mungkin tidak bisa kalian temui di kota lain. Yuk tunggu apalagi, jangan lupa main ke Alkid yaa guys!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI