Mohon tunggu...
Shinta Harini
Shinta Harini Mohon Tunggu... Penulis - From outside looking in

Pengajar dan penulis materi pengajaran Bahasa Inggris di LIA. A published author under a pseudonym.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lima Puluh Satu Alasan

25 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 8 Agustus 2021   05:32 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Predra6 dari Pixabay) 

Dia selalu mengganti pakaian kotorku dengan pakaian  yang bersih dan wangi.

Dia memandikanku.

Dia bermain dan bercanda denganku.

Tanpa disadari, butir-butir air mata meluncur di pipi Hannah. Kenangan-kenangan itu terlalu kental. Terlalu nyata. Rasa sakit karena rindu yang tak tertahankan menusuk jiwanya dalam-dalam. Hatinya meronta. Tapi dia harus terus. Hanya ada satu hal yang dapat meredakan luka dan perih itu. Terus menulis.  

Dia selalu tersenyum padaku, lanjut Hannah.

Dia membuatku tertawa dan mengoceh gembira.

Dia memberiku kehangatan dalam buaiannya.

Dia mengelus rambutku dengan lembut sampai aku jatuh tertidur.

Hannah menarik napas dalam-dalam. Dia kembali menjelajahi saat-saat dalam hidupnya yang paling dirindukannya. Yaitu menit-menit menjelang tidur.

Dia menyanyikan lagu-lagu pengantar tidur untukku.

Dia membacakanku dongeng-dongeng.

Dia meletakkanku di pangkuannya dan memainkan lagu-lagu lembut di pianonya untukku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun