Mohon tunggu...
Shila Aqila
Shila Aqila Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya memiliki hobi mendengarkan musik,membaca novel dan akhir-akhir ini saya memiliki hobi baru yaitu memasak. Pribadi saya cenderung suka menyendiri dari pada bergaul dengan orang sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertempuran Yang terlupakan, Soewoko dan Regu Kadet di Bumi Lamongan

20 Juni 2025   11:00 Diperbarui: 20 Juni 2025   10:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Kadet Soewoko; Sumber(https://www.detik.com/jatim/budaya/d-7027626/mengenal-kadet-soewoko-pahlawan-asal-lamongan-gagah-berani-lawan-belanda)

Setiap tanggal 10 November kita selalu memperingati Hari Pahlawan, sebuah momen sakral yang menghormati para pejuang yang berani mempertaruhkan segalanya demi kemerdekaan bangsa dari penjajahan Belanda. Di antara sosok-sosok heroik tersebut, warga Lamongan memiliki satu pahlawan yang sangat dihormati: Soewoko, yang akrab dikenal sebagai Kadet Soewoko. Keberaniannya dalam berjuang melawan penjajah diabadikan dengan megah dalam bentuk patung yang berdiri gagah di tepi jalur poros Surabaya - Lamongan.

Patung Kadet Soewoko, dengan senjata yang dipanggulnya, bukan hanya sekadar monumen; ia adalah simbol semangat juang yang tak pernah padam. Setiap kali mata memandang patung tersebut, kita seolah diajak untuk mengenang kembali kisah heroik dan pengorbanan yang telah ia lakukan. Sosoknya mengingatkan kita akan arti perjuangan dan dedikasi yang tiada henti dalam membela tanah air.Dengan setiap detail yang terpahat pada patungnya, Kadet Soewoko hidup dalam ingatan kita, menginspirasi generasi penerus untuk terus melanjutkan perjuangan demi kebaikan dan kebebasan.

Walaupun dikenal sebagai pahlawan Lamongan, sosok Kadet Soewoko sejatinya bukanlah putra daerah. Ia lahir di Desa Lumbangsari, Kecamatan Krebet, Malang, pada tahun 1928. Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah kadet di Malang, semangat juangnya membawanya untuk bergabung dengan angkatan bersenjata sebagai komandan regu I seksi I kompi I pasukan tamtama Kodim Lamongan. Dengan penuh dedikasi, ia memimpin pasukannya dalam berbagai misi, menunjukkan keberanian yang luar biasa.

Namun, takdir berkata lain. Pada tanggal 9 Maret 1949, di usia yang masih sangat muda, 21 tahun, Kadet Soewoko mengorbankan nyawanya dalam pertempuran sengit melawan tentara Belanda di wilayah Desa Gumantuk, Kecamatan Sekaran. Keberaniannya dalam menghadapi musuh yang jauh lebih kuat mencerminkan semangat patriotisme yang mengalir dalam dirinya. Walaupun ia tidak berasal dari Lamongan, jasa dan pengorbanannya akan selalu dikenang dan dihormati oleh masyarakat sebagai warisan heroik yang tak ternilai.

Komandan Kodim 0812 Lamongan, yang apada tahun 2017 saat itu menjabat yang bernama bapak Lektol Inf Sutrisno Pujiono, mengisahkan peristiwa heroik yang terjadi pada Minggu, 9 Maret 1949, yang tercatat dalam sejarah Kodim 0812. Saat itu, regu Kadet Soewoko sedang beristirahat di sebuah surau di Desa/Kecamatan Laren, ketika mereka menerima laporan dari penduduk tentang sebuah truk tentara yang mengangkut 12 serdadu Belanda terperosok di parit wilayah Desa Parengan, Kecamatan Maduran.

Meski hanya terdiri dari delapan anggota dan hanya memiliki tujuh pucuk senjata---yang sebagian besar merupakan peninggalan Jepang---regu Kadet Soewoko tidak gentar. "Kami sepakat untuk menyerang," ungkap Sutrisno, menjelaskan keputusan strategis yang diambil oleh regu tersebut. Mereka pun meninggalkan satu anggota, Soemarto, karena kekurangan senjata.

Dengan semangat juang yang tinggi, regu tersebut melanjutkan perjalanan dengan perahu menyusuri tangkis Bengawan Solo menuju lokasi serdadu Belanda. Dengan penuh kehati-hatian, mereka merayap melalui kebun bengkowang, mendekati posisi musuh yang berada di tempat terbuka di tengah sawah. Mereka sepakat untuk menyerang dengan tembakan salvo saat jarak sudah tepat.

Namun, saat mendekati sasaran, tiba-tiba truk lain berisi serdadu Belanda datang untuk memperkuat pasukan yang terperosok, menjadikan jumlah mereka sekitar 37 orang. Meskipun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak, regu Soewoko tetap menunjukkan keberanian luar biasa. Mereka melancarkan serangan gencar, dan beberapa serdadu Belanda langsung terjatuh di tempat.

Ketegangan semakin meningkat saat regu Soewoko terdesak, dan rencana untuk mundur menjadi tidak mungkin karena sebagian tentara Belanda mengepung mereka. Dalam situasi kritis, Soewoko membuat keputusan berani untuk menerobos kepungan menuju Desa Gumantuk, Kecamatan Sekaran. Dua anggota regu berhasil menerobos, namun nasib tragis menimpa Soewoko. Ia tertembak di kedua bahunya dan tergeletak tak berdaya, tak mampu melanjutkan perlawanan.

Meskipun terluka parah, Kadet Soewoko tetap menunjukkan semangat juang yang tak tergoyahkan. Saat hendak dibawa ke pos Belanda di Sukodadi, ia berteriak dengan penuh keberanian, "Saya tidak mau menyerah, bunuh saja saya!" ungkap Sutrisno, menirukan kata-kata heroik Soewoko.

Kemarahan tentara Belanda memuncak, dan dalam tindakan brutal, mereka menusuk dada kiri Soewoko dan menembaknya di pipi hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir. Dalam pertempuran yang sengit itu, tiga anggota regunya juga gugur. Mereka semua dimakamkan oleh warga di Desa Makam Gumantuk tanpa dimandikan, karena dianggap mati syahid. Setelah itu, jenazah mereka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan, di mana mereka bisa beristirahat dengan tenang.

Kisah heroik Kadet Soewoko diabadikan dengan dibangunnya patungnya pada tahun 1975. Patung tersebut kini berdiri megah di pintu masuk Kota Lamongan sebelah timur, sebagai simbol semangat kepahlawanan yang abadi. Untuk menghormati perjuangannya, setiap tahun di Lamongan diadakan napak tilas perjalanan Kadet Soewoko dari Desa Gumantuk menuju patungnya yang terletak di jalur poros nasional. Kegiatan ini menjadi pengingat bagi generasi mendatang akan keberanian dan pengorbanan yang telah ditunjukkan oleh pahlawan kita.



Referenesi:

"Gerak Jalan Napak Tilas Kadet Suwoko -- Dinas Kesehatan." Diarsipkan dari asli tanggal 2019-02-02. Diakses tanggal 2019-02-02.

 Ommu. "Kadet Soewoko, Kabupaten Lamongan | Center Of Excellence." Diakses tanggal 2019-02-02.

Sudjarwo, Eko. "Inilah Kadet Soewoko, Pahlawan Kebanggaan Warga Lamongan." Detiknews. Diakses tanggal 2019-02-02.

TIMESIndonesia.co.id. "Kisah Heroik Kadet Soewoko, Ikon Pahlawan di Lamongan." Diarsipkan dari asli tanggal 2019-02-02.  Diakses tanggal 2019-02-02.

Wahyudiyanta, Imam. "Mengenal Kadet Soewoko, Pahlawan Asal Lamongan Gagah Berani Lawan Belanda." Detikjatim. Diakses tanggal 2024-11-16.

"Mengenal Kadet Soewoko | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan." Lamongankab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-16.

TAUFAN WIRID ANUGRAH, 120810329 (2013-12-19). "PEMBANGUNAN MONUMEN PERJUANGAN KADET SOEWOKO: SIMBOLISME MILITER DI KABUPATEN LAMONGAN (1972-1976)." Universitas Airlangga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun