Hujan Terakhir di Bulan April
Sore itu hujan turun pelan. Feren duduk di bangku taman, minum teh sambil nulis surat untuk ibunya yang sudah meninggal dua tahun yang lalu.
Dia punya kebiasaan setiap turun hujan, dia akan nulis surat dan disimpan di toples kaca bertuliskan "Untuk Ibu, di tempat yang lebih hangat."
Waktu mau menutup toplesnya, Feren nemu kertas asing nyelip di antara amplop lama.
Tulisan tangan orang lain:
"Terima kasih sudah mau berbagi langit hujan bareng aku. Aku juga nulis surat buat seseorang yang udah pergi. --- D."
Karena penasaran, Feren bales surat itu dan menaruhnya di bangku taman tempat biasa dia duduk saat hujan.
Seminggu kemudian, ada balasan. Namanya Dean --- seorang fotografer yang juga kehilangan adik kandungnya.
Semenjak itu tiap kali hujan datang, mereka saling tukar surat di bawah bangku taman yang sama. Mereka nggak pernah ketemu, tapi rasanya deket. Sama-sama nyembuhin luka lewat kata-kata.
Sampai akhirnya, hujan terakhir di bulan April datang.
Feren nulis surat penutup: